Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jangan paksa tunarungu membaca gerak bibir

Jangan paksa tunarungu membaca gerak bibir Aprizar Zakaria, pendiri majelis taklim tuli Indonesia. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Tangan dan bibir Farid tak lelah untuk bergerak ritmis selama hampir dua jam. Dia tengah menerjemahkan ceramah seorang pendakwah ke dalam bahasa isyarat agar mudah ditangkap jemaah pengajian khusus tunarungu di Rumah Belajar Miranda, Cipete, Jakarta Selatan, Sabtu (11/2).

Seusai pengajian, Farid meluangkan waktu berbincang dengan merdeka.com. Pria 40 tahun itu mengungkapkan bahwa di Indonesia terdapat sekitar satu juta tunarungu. Mayoritas adalah muslim, disebabkan ketidaksempurnaan fisik, dengan pemahaman Islam yang cenderung keliru. Semisal, mereka tak yakin salatnya tak diterima Allah lantaran tak bisa mendengar kemudian merapal doa dengan jelas.

Apakah alat bantu dengar tak bisa menyelesaikan persoalan tunarungu? Bisa jadi.

Menurut Farid, berdasarkan keterangan tunarungu, alat bantu dengar tak berguna untuk orang tuli total. Hampir semua jemaah tunarungu yang mengikuti pengajian mengaku alat bantu tak bisa menangkap suara penceramah seringkali terdengar seperti menggumam.

"Kebanyakan mereka yang menggunakan alat ini pun mengaku tak bisa terlalu lama menggunakannya karena bisa menyebabkan sakit kepala."

Sehingga, jalan terbaik menyiarkan agama kepada kaum tunarungu adalah dengan menggunakan bahasa isyarat. Menurut Farid, berdasarkan pernyataan konselor disabilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), orang tuli harus menerima informasi dengan bahasa yang mudah mereka pahami. Yaitu, isyarat.

Dengan kata lain, tak boleh memaksa kaum tunarungu untuk bisa membaca gerak bibir. Dan melarang mereka berkomunikasi lewat isyarat.

"Teman-teman tunarungu bilang, isyarat itu bahasa kami. Ketika disuruh baca bibir mereka berat,” katanya. “Di SLB Indonesia kurang pelajaran bahasa isyarat, ada mungkin abjad saja. Selebihnya, mereka suruh berbicara."

Hal yang juga patut disayangkan, tunarungu muslim di Tanah Air belum memiliki pedoman baku bahasa isyarat Islami.

"Di Malaysia, bahasa isyarat sedang diusahakan menjadi bagian dari kurikulum sekolah, mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi,” katanya. “Ada juga juru bahasa yang duduk di samping khatib untuk menerjemahkan khutbah jumat kepada kaum tuli."

Lebih lanjut, dia menjelaskan, sejumlah negara sudah sampai pada tahapan menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa isyarat. Diantaranya, Amerika Serikat, Inggris, Perancis.

"Dan mengajarkannya ke muslim tunarungu di seluruh penjuru negeri mereka,” katanya. “Soal ini, Indonesia tertinggal jauh."

Sebenarnya tak hanya itu. Indonesia juga tertinggal dalam hal ketersediaan penerjemah. Meski tak memiliki data, Farid meyakini jumlah orang yang menguasai bahasa isyarat Islami di Tanah Air masih sedikit.

"Saya tak pernah mengenyam pendidikan SLB, belajar bahasa isyarat dari teman-teman di Majelis Taklim Tuli Indonesia (MTTI)."

Jika ada yang berminat menjadi penerjemah,menurut Farid, bisa menghubungi MTTI. "Tapi harus sukarela."

Majelis, berdiri sejak September 2016, rutin menggelar pengajian dwimingguan. Tahun lalu, lima perwakilan MTTI berkesempatan menghadiri konferensi internasional tuli muslim (ICDM) ke-2 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Di forum itu, kata Farid, MTTI bersama perwakilan organisasi tuli muslim beserta penerjemah dari 34 negara membahas tantangan dihadapi kaum tunarungu muslim di seluruh dunia.

"Berikut solusi yang dapat langsung dipraktikan di lingkungan negara masing-masing."

Saat ini, sedikitnya 161 negara sudah memiliki dasar hukum yang menyetarakan kalangan tunarungu dengan kaum normal. Salah satu diantaranya Amerika Serikat yang membolehkan tunarungu mendapat pendidikan setara kaum normal.

"Bakar Ali, tuli Somalia pindah ke AS pada 2009. Awal sekolah di sana hanya bisa sedikit bahasa Inggris," kata Farid. "Kenapa dia menjadi mudah belajar? Karena sekolah menyediakan penerjemah untuknya."

(mdk/yud)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bermain Patipung Tipung Balung, Permainan Tahan Senyum Tradisional oleh Anak-Anak Sunda
Bermain Patipung Tipung Balung, Permainan Tahan Senyum Tradisional oleh Anak-Anak Sunda

Permainan ini sudah jarang dimainkan, padahal seru.

Baca Selengkapnya
Mengenal Panyaraman, Pantangan Lisan dari Leluhur Sunda
Mengenal Panyaraman, Pantangan Lisan dari Leluhur Sunda

Panyaraman jadi salah satu kearifan lokal khas Jawa Barat

Baca Selengkapnya
Jadi Favorit Pendaki Pemula, Hal-Hal Ini Konon Pantang Dilakukan di Gunung Guntur Garut
Jadi Favorit Pendaki Pemula, Hal-Hal Ini Konon Pantang Dilakukan di Gunung Guntur Garut

Di balik keindahannya, Gunung Guntur memiliki misteri yang tersembunyi.

Baca Selengkapnya