Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

'Jangankan cangkul, korek kuping pun diimpor'

'Jangankan cangkul, korek kuping pun diimpor'

Merdeka.com - Seluruh barang kebutuhan harian masyarakat, mulai dari bentuk paling sederhana hingga teramat rumit, sudah tergantung impor. Kesimpulan itu kian kuat menempel di benak seorang kawan setelah mendapati kenyataan cangkul China masuk ke Indonesia.

Simpulan sedikit banyak menemui pembenarannya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sejatinya, hampir semua barang di Indonesia ada yang di ekspor atau impor.

"Memang sudah lama Indonesia impor cangkul," kata Kepala Subdirektorat Impor BPS Rina Dwi Sulastri, saat diwawancarai di kantornya, pekan lalu.

Jangankan cangkul, lanjut Rina, korek kuping dan barang-barang kecil lainnya pun diimpor. Kebanyakan didatangkan dari Negeri Tirai Bambu.

"Kita masih ketergantungan dengan China."

Ketergantungan impor juga bisa terlihat dari alokasi belanja. Sekedar contoh, sebagian besar dari pagu anggaran belanja mesin pertanian sebesar Rp 4,6 triliun tahun ini dialokasikan untuk membeli barang impor.

Alasannya, kapasitas produksi industri mesin pertanian lokal baru 40 persen. Sedikit meningkat ketimbang tahun lalu sebesar 37 persen.

Direktur Jenderal Perdagangan Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Dody Edward enggan menjelaskan sejak kapan Indonesia impor cangkul.

"Semua sudah dijelaskan pak menteri," katanya via sambungan telepon.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan hanya tiga perusahaan pelat merah yang diperbolehkan impor cangkul: PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), PT Sarinah, dan PT Mega Eltra. Itu didasarkan pada Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No 230 tahun 1997 tentang Barang yang Diatur Tata Niaga Impornya.

Sebagai ilustrasi, berdasarkan data BPS, impor cangkul, garukan, dan alat pertanian lainnya pada tahun lalu mencapai 14,171 kilogram senilai USD 6,529 berdasarkan skema Cost Insurance Freight (CIF). Sedangkan, sepanjang Januari-September 2016, baru sebanyak 68 kilogram dengan nilai sekitar USD 215.

Semua pasokan berasal dari China masuk ke Indonesia melalui tiga pelabuhan: Belawan (Medan), Lodam (Bintan), dan Batuampar (Kepulauan Riau).

Pemerintah menghitung kebutuhan nasional mencapai 10 juta unit per tahun. Sementara produksi nasional dinilai masih jauh di bawah itu, meskipun pemerintah tak memberikan angka yang pasti. Alhasil, pemerintah memberikan izin impor kepala cangkul kepada PT Perusahaan Perdagangan Indonesia. Berlaku sejak Juni hingga Desember 2016. Dari kuota impor 1,5 juta baru terealisasi 86.190 kepala cangkul atau 5,7 persen. PT Sarinah dikabarkan juga mendapat izin impor 500 ribu kepala cangkul.

Rahman Sadikin, Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia PT Boma Bisma Indra menjelaskan penyebab cangkul impor membanjiri pasar Indonesia.

"Karena cina kelebihan produksi material besinya sehingga itu membanjiri pasaran cangkul di Indonesia. sementara UKM pasokan bahan bakunya kurang," katanya saat diwawancara di kantornya, pekan lalu.

"Sehingga, sudah pasokan bahan bakunya kurang, pasarnya belum kepegang, distributor besarnya belum kepegang."

Selain cangkul, alat pertanian sederhana lainnya juga masih diimpor. Semisal, garukan, dodos, dan egrek.

"Harusnya itu jadi peluang bisnis di Indonesia. Dodos dan Garukan itu yang saya tahu di impor dari Malaysia," katanya.

"Jadi, kata ibu dirjen (Kemenperin) empat alat pertanian yang akan diproteksi importasinya yaitu cangkul, dodos, garuk, dan egrek."

Boma Bisma Indra menjadi satu dari empat perusahaan pelat merah yang ditugaskan pemerintah untuk berkolaborasi memenuhi kebutuhan cangkul di Tanah Air. Tiga lainnya adalah PT Krakatau Steel, PT PPI, dan PT Sarinah.

"Kerja sama ini ditujukan untuk meniadakan impor," kata Rahman. Boma Bisma Indra mampu memproduksi sebanyak 700 ribu cangkul per tahun.

(mdk/yud)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Simak Asal Usul Toko Kelontong yang Kini Berubah jadi Supermarket Modern
Simak Asal Usul Toko Kelontong yang Kini Berubah jadi Supermarket Modern

Pedagang kelontong kebanyakan dilakukan orang-orang keturunan China.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Tujuan Pegawai Bea Cukai Tindak Tegas Barang Impor Ilegal Masuk ke Dalam Negeri
Ternyata, Ini Tujuan Pegawai Bea Cukai Tindak Tegas Barang Impor Ilegal Masuk ke Dalam Negeri

Jika barang impor ilegal dibebaskan masuk ke dalam negeri akan menganggu perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya
Negara-Negara Ini Kesusahan karena Digempur Barang Murah China
Negara-Negara Ini Kesusahan karena Digempur Barang Murah China

Dampak masuknya barang murah China membuat industri di sejumlah negara terancam kolaps.

Baca Selengkapnya
Dianggap Hewan Pembawa Sial, Cecak Justru Jadi Sumber Rezeki Pria Asal Cirebon Ini
Dianggap Hewan Pembawa Sial, Cecak Justru Jadi Sumber Rezeki Pria Asal Cirebon Ini

China adalah importir besar cecak, tokek, dan spesies kadal yang diyakini berkhasiat meringankan berbagai penyakit.

Baca Selengkapnya
Seorang Pria Temukan Jajanan Kuping Gajah di Pasar Taiwan, Ternyata Sosok Penjualnya Bikin Kaget
Seorang Pria Temukan Jajanan Kuping Gajah di Pasar Taiwan, Ternyata Sosok Penjualnya Bikin Kaget

Sebuah video memperlihatkan seorang pria yang kaget menemukan jajanan pasar khas Indonesia yang dijual di pasar tradisional Taiwan.

Baca Selengkapnya
Sejarah Singkong di Pulau Jawa, Dulu Jadi Makanan Para Petapa Majapahit
Sejarah Singkong di Pulau Jawa, Dulu Jadi Makanan Para Petapa Majapahit

Ada teori yang mengatakan singkong pertama kali dibawa oleh Portugis ke bumi Nusantara

Baca Selengkapnya
Tak Cuma Bambu Runcing, Ini 10 Senjata Mematikan Para Pejuang Indonesia Zaman Dulu Melawan Penjajah
Tak Cuma Bambu Runcing, Ini 10 Senjata Mematikan Para Pejuang Indonesia Zaman Dulu Melawan Penjajah

Senjata yang dipakai para pejuang pun beragam, jauh dari kata modern seperti bangsa barat.

Baca Selengkapnya