Jaringan, budaya cari jodoh di Pasar Pantura
Merdeka.com - Nama daerahnya begitu kesohor di sepanjang jalan pantai utara. Mulai dari jalan layang Pamanukan hingga Kota Indramayu semua orang nyaris tahu. Pasar Jodoh, begitu nama sebuah supermarket tradisional di Desa Lebak, Kecamatan Kandang Haur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Saban Jumat sore usai salat Ashar, tepat di depan Pasar Parean, muda mudi berkumpul. Tak hanya itu janda dan duda juga ikut berbaur di sana untuk mencari pendamping lawan jenis. Jika cocok, mereka bakal pacaran dan kemudian melamar hingga menikah.
"Di sini memang dikenal sebagai Pasar Jodoh," kata Yuani, warga asli Desa Parean Bulak saat berbincang dengan merdeka.com, Sabtu sore pekan kemarin.
-
Apa itu Tari Kain? Mengenal Tari Kain, Kesenian Tradisional Mirip Gerakan Silat dari Pesisir Selatan Sumbar Sejarah Singkat Melansir dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Tari Kain lahir dan berkembang di lapisan masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan.
-
Kenapa warga Desa Sembungan memakai sarung? Banyak warga yang beraktivitas di luar. Mereka mengenakan jaket ataupun sarung untuk melindungi tubuh mereka dari udara dingin yang menusuk.
-
Apa itu babalonan sarung? Babalonan sarung merupakan permainan tradisional anak-anak dari Jawa Barat. Sesuai namanya, kain sarung jadi media utama yang bisa dibuat menjadi berbagai macam bentuk menarik.
-
Apa saja jenis sarung pria? Di masa lalu, kita hanya mengenal sarung tradisional, tetapi sekarang ada juga yang bermodel seperti celana.
-
Apa keunikan Baju Kurung Tanggung Jambi? Busana adat tradisional yang biasanya jadi busana pengantin di Jambi ini memiliki keunikan tersendiri, mulai dari bahan-bahan hingga aksesoris yang melekat pada pakaian itu.
-
Dimana Kain Dagang Lingga digunakan? Pemakaian kain dagang Lingga ini tidak terbatas untuk siapapun, artinya pria dan wanita bisa memakai aksesori tersebut.
Pasar Parean merupakan salah satu pasar tradisional di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Letaknya tepat di samping kantor Kuwu Desa Bulak. Ihwal sebutan nama Pasar Jodoh bermula dari tradisi warga Desa Parean Girang yang berada di seberang pasar. Lantaran tak ada hiburan, saban malam minggu muda-mudi di sana kerap keluar untuk sekadar melihat hiburan.
Maklum tempat itu dulunya merupakan kantor pembantu bupati Indramayu. Pertemuan muda-mudi itu pun berujung pada suka sama suka. Jika keduanya saling tatap mata dan suka, maka lelakinya akan mengenakan sarung untuk menggaet perempuan. "Dulu di sini itu kantor bupati," ujar Yuani.
Menurut Yuani pengenaan sarung oleh lelaki untuk menggaet wanita di Pasar Jodoh memang memiliki sejarah tersendiri. Dulunya wanita Desa Parean Girang memang mengenakan pakaian kain rajutan. Kain itu dibuat sendiri oleh wanitanya. Sedangkan lelakinya kerap membawa sarung jika bepergian.
Yuani tak tahu persis kapan tradisi mencari jodoh di Pasar Parean itu dimulai. Namun dia mengatakan, jika tradisi itu lebih dikenal dengan jaringan. "Mungkin karena sarung yang digunakan untuk menggaet perempuan makanya disebut jaringan," tutur Yuani.
Sebenarnya ada banyak versi berkembang soal tradisi jaringan di Pasar Jodoh Kandang Haur. Sikin, warga Kabupaten Indramayu punya sejarah sendiri soal tradisi jaringan. Menurut dia istilah jaringan diartikan mencari jodoh saat terang bulan. Dimana para nelayan asal Desa Parean Girang itu berkumpul karena sedang tidak melaut.
Ada kepercayaan jika waktu terang bulan ikan-ikan di laut berdiam di dasar laut sehingga sulit ditangkap. "Dari dulu memang terkenalnya seperti itu, namanya Pasar Jodoh. Kalau tradisinya namanya Jaringan," ujar Sikin.
Biasanya, dari hasil jaringan, pria yang mendapat pasangan wanitanya akan mengajak untuk jajan. Nanti wanita tersebut akan mengajak teman-teman wanitanya untuk ikut makan bersama. Usai makan-makan, wanita tersebut akan diantar oleh lelaki yang didapatnya dari Pasar Jodoh.
Lelaki itu juga sekaligus akan melamar kepada keluarganya untuk dijadikan tunangan. "Usai diantar biasanya nanti ditandai," kata Yuani.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam tradisi Lingga-Riau, kain ini juga menjadi makna simbolis dari norma kesopanan dan kesantunan dalam berpakaian.
Baca SelengkapnyaProses cari jodoh ini hanya dilakukan pada bulan khusus
Baca SelengkapnyaMantra yang digunakan biasanya memiliki makna yang terikat pada hubungan cinta dan kasih sayang.
Baca SelengkapnyaKesenian tradisional yang satu ini telah menjadi ikon Kabupaten Banyuwangi sekaligus hiburan masyarakat ketika acara hajatan.
Baca SelengkapnyaWanita di Sumba Barat Daya menjadi korban tradisi kawin tangkap.
Baca SelengkapnyaTari Kain, kesenian tradisional yang mirip dengan gerakan-gerakan silat dan dimainkan oleh kaum pria di Pesisir Selatan.
Baca SelengkapnyaPermainan babalonan sarung jadi media mengenalkan ibadah yang menyenangkan kepada anak
Baca SelengkapnyaKesenian tradisional ini menggambarkan kehidupan masyarakat Padang Panjang yang bekerja sebagai petani.
Baca SelengkapnyaTradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam dan bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.
Baca SelengkapnyaPara pria atau jejaka setempat menggoda wanita yang membantu panen di sawah dengan berpantun.
Baca SelengkapnyaTradisi kawin tangkap merupakan perkawinan yang dilakukan dengan cara menangkap perempuan dengan paksa untuk dikawinkan dengan seorang pria yang tidak dicintai.
Baca SelengkapnyaSalah satu bagian dari jenis pakaian adat tradisional dari Bengkulu ini berupa kain tenun yang berfungsi sebagai penutup pada tubuh bagian atas wanita dewasa.
Baca Selengkapnya