Jenderal ini tak main golf & sederhana, tapi amat dicintai prajurit
Merdeka.com - Sejak akhir era Orde Lama, golf menjadi olahraga kegemaran para Jenderal TNI. Kebiasaan ini dilanjutkan para jenderal di era Orde Baru. Kumpul-kumpul bersama para kolega di lapangan golf merupakan kebiasaan para pejabat TNI.
Tak cuma main golf, para jenderal juga kerap makan di restoran mewah. Sementara para prajurit makan pakai tempe di barak yang hampir rubuh.
Hal itu tak dilakukan Jenderal M Jusuf. Waktunya habis dipakai untuk mengunjungi para prajurit di pelosok Nusantara.
-
Apa contoh kesederhanaan Jenderal Soekanto? Menjabat Kapolri 14 tahun tak membuat Pak Kanto memiliki cukup uang. Bahkan saat pensiun, dia dan istrinya, Hadidjah Lena Mokoginta, sempat tak punya rumah dan tinggal berpindah-pindah.
-
Siapa yang memuji kesederhanaan Mayjen Kunto Arief? Unggahan tersebut lantas mendapat beragam komentar dari warganet. Tak sedikit yang memuji kesederhanaan mantan Pangdam III/Siliwangi itu.
-
Bagaimana Jenderal M. Jusuf populer di kalangan rakyat? Intensitas kunjungan ke daerah yang tinggi membuat dirinya jarang sekali berangkat kantor. Dari sinilah, sosoknya pun 'viral' dan namanya populer di kalangan masyarakat biasa.
-
Bagaimana Duta menunjukkan kesederhanaannya? Meskipun menerima bayaran sebesar Rp370 juta untuk setiap penampilannya, Duta tetap tampil dengan sederhana. Bahkan, ketika sedang menikmati makanan di pinggir jalan, ia pernah disangka sebagai tukang parkir.
-
Apa program yang membuat Jenderal M. Jusuf populer? Melalui programnya yang fokus menyejahterakan prajurit hingga membangun infrastruktur bagi para anak buahnya itu berbuah positif di mata mereka. Jusuf tanpa malu langsung terjun ke barak-barak milik prajurit untuk melihat keadaanya.
-
Siapa yang menolak jadi jenderal? Bambang Widjanarko adalah Seorang Perwira KKO, kini Marinir TNI AL Dia menjadi ajudan presiden Sukarno tahun 1960-1967.
Para prajurit dan wartawan yang melihatnya heran. Panglima TNI era 1978-1983 ini berbeda dengan para pendahulu dan jenderal-jenderal yang lain.
Pertama, Jenderal Jusuf tak pernah main golf bersama para jenderal lain. Biasanya setiap kunjungan ke daerah, pagi-pagi rombongan jenderal sudah main golf.
Para prajurit juga melihat Jenderal M Jusuf tak pernah makan malam di restoran mewah. Makanannya biasa saja. Apa yang dimakan prajurit, itu juga yang dimakan dia.
Jenderal M Jusuf menghabiskan waktunya untuk berkeliling dari satu barak ke barak lain. Karena itu dia tahu permasalahan prajurit di lapangan. Berbeda dengan jenderal yang cuma terima laporan di kantor ber-AC, Jenderal Jusuf melihat langsung para prajuritnya.
Hal ini dikisahkan wartawan senior Atmadji Sumarkidjo dalam buku Jenderal Jusuf, Panglima Para Prajurit terbitan Kata Hasta Pustaka tahun 2006.
Dia jadi paham kebutuhan antara satu pasukan dan pasukan lain berbeda. Di Kalimantan Barat misalnya, dia berdialog dengan Komandan Kodim setempat. Sang komandan meminta lima buah kapal berkekuatan 40 PK untuk patroli. Hal itu dikabulkan Jenderal Jusuf karena melihat langsung teritori Kodim itu dipisah-pisahkan sungai.
Di wilayah Goa, Jenderal Jusuf memberikan motor dan sepeda untuk patroli. Tapi di tempat lain, di pedalaman Sulawesi, justru motor dan sepeda tak bisa dipakai oleh petugas. Lain lagi kebutuhannya.
Maka Jenderal Jusuf langsung menoleh ke Asisten Logistik Hankam Laksamana Muda Kasenda yang selalu setia mendampinginya blusukan keliling Indonesia.
"Hei Kasenda, kasih dia itu kuda untuk patroli, tapi jangan sampai disewakan ya," pesan Jenderal Jusuf.
Begitulah Jenderal Jusuf. Selalu mau mendengarkan kebutuhan prajurit.
Yang mengharukan adalah saat dia meninjau asrama di Ambon. Kondisinya sangat menyedihkan. Bocor di sana-sini, bangunannya pun nyaris ambruk. Hal itu sampai membuat jenderal bintang empat itu berpikir keras.
"Aku tak sampai hati melihatnya. Kalau harus dipindahkan ke mana ya?" kata Jenderal Jusuf.
Segera saja dia panggil Gubernur Maluku Hasan Slamet. Atas campur tangan gubernur, asrama tentara tersebut dapat dipindahkan ke lokasi yang lebih baik dan dibangun hingga layak ditinggali.
"Pak Yusuf banyak yang mengidolakan. Perhatiannya pada prajurit besar sekali," kata Maman, seorang pensiunan prajurit TNI yang pernah merasakan dipimpin sosok jenderal legendaris itu kepada merdeka.com.
Begitulah Jenderal Jusuf. Selalu punya kisah menarik bersama para prajurit rendahan.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penampilannya sangat sederhana. Berkaos lusuh dan celana pendek. Siapa sangka seorang jenderal TNI AD.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan Panglima TNI dengan santai beli nasi di warteg.
Baca SelengkapnyaIni kisah langka teladan kesederhanaan seorang jenderal. Anak buahnya jadi saksi selama menjabat, tak sekali pun dia menggunakan jabatannya untuk korupsi
Baca SelengkapnyaTersemat empat bintang di pundak, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman ternyata juga memiliki kegemaran yang sama dengan masyarakat biasa.
Baca SelengkapnyaSekarang banyak aksi pengemudi pakai sirene minta diistimewakan di jalan tol. Presiden Soeharto punya kisah menarik.
Baca SelengkapnyaPria berdarah Bone ini telah meniti karier dari politik sebagai menteri perindustrian hingga menjadi Panglima ABRI yang satu-satunya dari Sulawesi.
Baca SelengkapnyaMarsekal Suryadi Suryadarma Memimpin TNI AU Tahun 1946-1962. Tak Pernah Terpikir Untuk Korupsi Atau Memperkaya Diri Sendiri.
Baca SelengkapnyaDi tengah para prajurit yang asyik bernyanyi dan joget, dia memberi iringan musik.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Muhammad Zainul Majdi atau TGB justru menganggap Jokowi sayang dengan Ganjar.
Baca SelengkapnyaKisah sosok jenderal TNI berdarah bangsawan yang pernah marah sampai gebrak meja di hadapan Presiden RI.
Baca SelengkapnyaMemakai seragam militer saja nyaris sudah tidak pernah. Tapi kenapa Jenderal ini yang dipilih?
Baca SelengkapnyaJenderal TNI bintang dua Mayjen Anton Yuliantoro pulang kampung ke Jember dan disambut oleh warga dan dikawal Polisi Militer.
Baca Selengkapnya