Kenapa banjir Jakarta luar biasa?
Merdeka.com - Jakarta memang akrab dengan banjir saban musim penghujan datang. Tak terkecuali kali ini. Setelah dua hari hujan lebat dengan intensitas 98 hingga 100 milimeter, sejak Rabu hingga Kamis kemarin beberapa kelurahan terendam tumpahan air dari sungai dan saluran air (drainase). Ketinggian genangan air bervariasi dari setengah hingga tiga meter.
Sebenarnya apa penyebab banjir Jakarta ini? Guru Besar Konservasi Tanah dan Air di Institut Pertanian Bogor Prof Dr Ir Naik Sinukaban, berpendapat bila banjir di Jakarta disebabkan penggunaan lahan di kawasan DAS (daerah aliran sungai) Ciliwung. Penggunaan lahan jelas tidak sesuai dengan kaidah-kaidah konservasi tanah (penggunaan lahan dari hulu hingga hilir sungai).
"Jadi, koefisien muka air hampir di semua DAS yang masuk ke Jakarta itu tinggi. Karena penggunaan lahan untuk pengelolaan DAS sudah sangat buruk," kata dia ketika dihubungi merdeka.com, Jumat (18/01).
-
Di mana saja Jakarta banjir? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. 'Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta,' kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).Adapun data wilayah terdampak diantaranya Jakarta Selatan.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Kapan Jakarta banjir? Sejumlah wilayah DKI Jakarta tergenang imbas hujan yang menguyur sejak Kamis (14/3) malam.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
Sinukaban menjelaskan, curah hujan di Jakarta sebenarnya tidak terlalu tinggi. Tetapi kenapa banjirnya luar biasa? Dia melanjutkan, itu karena pengelolaan DAS buruk. Akibatnya, sebagian besar air hujan tidak terserap tanah, tetapi mengalir di permukaan tanah, lalu langsung masuk ke sungai.
Apalagi selama ini pemerintah juga kurang bersungguh-sungguh menangani persoalan banjir dan buruknya DAS ini. Pemerintah, khususnya Provinsi DKI Jakarta hanya melakukan pencegahan lewat pendekatan perbaikan (engineering) saluran drainase, normalisasi sungai lokal, membangun saluran air untuk mempercepat aliran air ke laut. Padahal, cara-cara itu merugikan warga karena dampaknya juga buruk.
Seharusnya, dia melanjutkan, pemerintah bisa mengelola banjir dari hulu hingga hilir bersamaan dengan pendekatan pendekatan engineering itu. Selain bisa mengatasi banjir, sekaligus menjadi solusi kekurangan air bersih ketika kemarau tiba.”Nah saya pernah menghitung, selama musim hujan, Oktober, November, Desember, Januari, Februari, ada sekitar 1,3 sampai 1,5 miliar meter kubik air yang hilang. Air itu tidak bisa digunakan.”
Heri Santoso, Tenaga Ahli Menteri Kehutanan Bidang Pengembangan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai mengatakan, DAS mutlak harus dikelola dengan benar. Sebenarnya, Heri menjelaskan, ada tiga banjir di Jakarta. Pertama banjir kiriman dari daerah hulu (DAS) kemudian mengalir ke muara di Jakarta. Bila saluran-saluran itu tidak mampu menampung air, maka air bakal meluap.
Kedua banjir lokal. Intensitas hujan tinggi sebenarnya tidak hanya di hulu, tetapi di wilayah DKI Jakarta juga. Kalau saluran-saluran air, termasuk 13 sungai, drainase, dan gorong-gorong tidak mampu menampung air, air bakal meluap ke permukiman warga. Di sisi lain, Jakarta juga memiliki banjir rob akibat pasang air laut.
Sekitar 40 persen wilayah daratan Jakarta memiliki ketinggian di bawah permukaan laut. Bila hujan tiba air di daratan sulit mengalir ke laut, sehingga air kembali meluap. "Dan semua dipicu oleh intensitas curah hujan tinggi. Jadi kalau yang terkait dengan daerah hulu DAS," kata dia menegaskan. (mdk/tts)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat
Baca SelengkapnyaBanjir ini membuat status Pos Angke Hulu Siaga 3 (Waspada).
Baca Selengkapnyawilayah paling banyak terdampak banjir di antaranya di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaWilayah di DKI Jakarta tergenang karena hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi dari Rabu (29/11) malam hingga Kamis (30/11).
Baca SelengkapnyaPenyebab banjir dan genangan lantaran hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada Selasa (13/02) hingga Rabu (14/02).
Baca SelengkapnyaBanjir terjadi setelah hujan mengguyur Jakarta selama semalaman. Kondisi itu diperparah dengan buruknya sistem drainase di kawasan tersebut.
Baca SelengkapnyaSebanyak 57 RT yang juga sempat teredam banjir kini air sudah surut dan mereka mulai membersihkan rumah.
Baca SelengkapnyaKenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 pada malam hari.
Baca SelengkapnyaBanjir merupakan bencana alam yang dapat menimbulkan dampak negatif yang luas dan serius bagi lingkungan, masyarakat, dan perekonomian.
Baca SelengkapnyaBanjir ini disebabkan hujan yang melanda sebagian wilayah Jakarta.
Baca SelengkapnyaBanjir salah satunya disebabkan luapan Kali Pesanggrahan.
Baca SelengkapnyaSejumlah ruas jalan di Jakarta Utara tergenang banjir akibat hujan deras yang melanda wilayah ibu kota.
Baca Selengkapnya