Kuasa Al-Haddad di Pasar Minggu
Merdeka.com - Sejak zaman peralihan kekuasaan dari Kongsi Dagang Belanda (VOC) ke kolonial Belanda pada abad ke-17, pasar-pasar di Batavia adalah milik para tuan tanah atau demang. Untuk memiliki pasar, mereka harus memperoleh izin penguasa.
Penyebutan pasar mengikuti nama hari, seperti Pasar Senen, Pasar Selasa, Pasar Rebo, Pasar Kamis, Pasar Jumat, Pasar Sabtu, dan Pasar Minggu. Sebab itu, lokasi jual-beli berpindah tempat sesuai hari pasaran. Penguasa tidak mau tahu banyak tentang itu, yang penting hari pasaran dikenai pajak.
Menurut Rachmat Ruchiat, penulis buku-buku sejarah Jakarta, hari pasaran itu tidak hanya menandai pelaksanaan dibukanya pasar, sampai saat ini juga menjadi nama tempat dan tetap tersohor sampai kini, seperti Pasar Senen, Pasar Rebo, dan Pasar Minggu. Sedangkan pasar Selasa, Kamis, Jumat, dan Sabtu, hilang kalah populer dengan nama lokasinya.
-
Di mana Pasar Baru berada? Lokasi Pasar Baru juga terbilang strategis dan berbatasan dengan Jalan Raya Pos serta bangunan Gedung Kesenian Jakarta.
-
Dimana lokasi Pasar Ramadan Kebon Kacang? Terdapat sebuah rekomendasi tempat untuk mencari menu berbuka puasa, yakni di wilayah Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
-
Apa itu Pasar Baru? Pasar Baru menjadi salah satu landmark utama di Jakarta. Dahulu, tempat ini juga menjadi pusat perbelanjaan tertua sejak 1820.
-
Dimana Pasar Tambak berada? Ada sebuah tradisi menarik di Dukuh Tambak, Desa Sribit, Kecamatan Sidoharjo, Sragen.
-
Siapa yang salat Jumat di Pasar Tanah Abang? Salat Jumat pertama Ramadan tersebut diikuti para pedagang dan pengunjung yang memadati Pasar Tanah Abang.
-
Di mana salat Jumat pertama di Pasar Tanah Abang? Salat Jumat pertama Ramadan tersebut diikuti para pedagang dan pengunjung yang memadati Pasar Tanah Abang.
Dari penuturan Rachmat, pasar pertama menggunakan nama hari adalah Pasar Senen mulai beroperasi sekitar abad ke-17. Sedangkan Pasar Minggu dibuka awal abad ke-19. "Cara lain penguasa mencari uang adalah menjual lahan pada tuan tanah sekitar, sedangkan tuan tanah mengadakan hari pasaran untuk memperoleh tambahan pendapatan," kata Rachmat saat dihubungi merdeka.com, Sabtu siang pekan lalu.
Walau sudah menjadi pasar, daerah Pasar Minggu saat itu masih sepi penghuni. Apalagi lokasinya jauh dari pusat kota pemerintahan kolonial di bagian utara Batavia. Maka tidak mengherankan tanah-tanah luas itu dikuasai para demang.
Dalam penelusuran Rachmat, Pasar Minggu kala itu dikenal dengan nama Tanjung Oost Passer dan dimiliki dua pihak. Dari sumber pertama, dia mengungkapkan tanah kawasan Pasar Minggu milik keluarga Arab bermarga Al-Haddad. Luasnya mulai Pasar Minggu hingga Pancoran. Sedangkan dari sumber lain, dia menemukan Pasar Minggu adalah tanah partikelir. Ini bukan milik pemerintah tapi tanah tak bertuan peninggalan Pangeran Wiraguna yang memanjang dari Ragunan hingga Pasar Minggu.
Dari kedua sumber itu, Rachmat belum bisa memastikan pemilik kawasan Pasar Minggu saat itu. Meski dia juga menemukan masih ada beberapa keluarga Al-Haddad bermukim di Kalibata, pertengahan antara Pasar Minggu dan Pancoran.
Meski zaman sudah berubah, Pasar Minggu masih betah. Tapi bagi Rachmat, pemilik pasar tidak berubah. Pasar-pasar dimiliki oleh penguasa dan dijual kepada tuan tanah atau saat ini pengusaha untuk mengendalikan. Tugas pemerintah hanya memastikan pajak masuk dari lokasi jual beli itu. (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Habib merujuk pada sebuah gelar bangsawan untuk menyebut orang yang memiliki garis keturunan Rasulullah SAW
Baca SelengkapnyaKeterbatasan ruang pada masjid di lokasi tersebut membuat penyelenggaraan salat Jumat berlangsung hingga ke lorong, kios dan lapak pedagang.
Baca SelengkapnyaHarga tanah di beberapa wilayah dipatok dengan harga yang tinggi.
Baca SelengkapnyaFakta Masjid Raya Sumatera Barat yang menelan dana yang mahal dan proses pembangunan yang lama.
Baca SelengkapnyaSimak potret transformasi rumah Gilga Sahid suami Happy Asmara di Madiun yang kini sudah jadi.
Baca SelengkapnyaUstadz Zaelani membawa Jusuf Hamka untuk bertemu dengan Buya Hamka. Akhirnya, dia mengucap dua kalimat syahadat dan menyatakan dirinya masuk Islam.
Baca SelengkapnyaWarga menyerbu Pasar Tanah Abang untuk berbelanja kebutuhan lebaran. Di sana mereka bisa memilih dan mencari ragam busana lebaran.
Baca SelengkapnyaKeluarga ini jadi kesayangan pemerintah Hindia Belanda.
Baca SelengkapnyaPasar Benhil selalu jadi daya tarik para pemburu takjil. Menu yang ditawarkan juga lengkap. Kisahnya dimulai pada tahun 1970-an.
Baca SelengkapnyaMenilik halaman rumah Farid, anak berusia 8 tahun berdarah Madura yang sudah menjadi miliarder di Makkah.
Baca SelengkapnyaSaat makam Habib Cikini mulai dikeruk menggunakan alat berat ekskavator muncul berbagai karomah. Bahkan, bagian pengeruk mesin tersebut dikabarkan patah.
Baca Selengkapnya