Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kurangi ketergantungan minyak, Arab Saudi andalkan lima sektor usaha

Kurangi ketergantungan minyak, Arab Saudi andalkan lima sektor usaha Arab Saudi. © Religion.info

Merdeka.com - Ruang pertemuan di Hotel Grand-Hyatt, Jakarta, dalam waktu singkat, sesak oleh ratusan pengusaha yang hadir dalam forum bisnis, 2 Maret lalu. Alhasil, panitia merasa perlu untuk memerbesar ruangan agar bisa menampung semua peserta.

Acara itu digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan The Council of Saudi Arabia Chambers of Commerce and Industri. Ini guna meramaikan kunjungan Raja Salman Bin Abdul Aziz Al-Saud ke Indonesia. Kunjungan yang awalnya direncanakan sembilan hari diperpanjang menjadi dua belas hari, 1-12 Maret 2017.

Sudah menjadi keharusan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk memanfaatkan setiap forum bisnis, baik bilateral maupun multilateral, guna menarik investor asing berusaha di Indonesia.

Tak terkecuali forum bisnis Indonesia-Arab Saudi. Di acara itu, Kepala BKPM Thomas Lembong menyebut bahwa Indonesia dan Arab Saudi memiliki sejumlah kesamaan saat ini. Yaitu, kedua negara berada dalam kondisi aman di tengah ancaman keamanan menghantui berbagai kawasan dunia.

"Saat ini kota-kota di berbagai negara mengalami serangan teror, mulai dari Istanbul, Berlin, hingga Paris.

"Jadi, saya pikir Indonesia dan Arab Saudi tengah menikmati derajat keamaanan yang tinggi, tingkat kriminalitas rendah."

Kemudian, kedua negara memiliki kondisi politik stabil ketimbang negara lainnya. "Bahkan, negara-negara di Barat saat ini mengalami turbulensi politik yang signifikan."

Tak hanya itu, menurut Thomas, Indonesia dan Arab Saudi tengah berupaya melakukan reformasi ekonomi. Jika Indonesia menuangkannya lewat sejumlah paket kebijakan ekonomi. Maka, Negeri Petrodolar menjabarkan pembenahan ekonominya di dalam peta jalan bernama Saudi Arabia Vision 2030.

"Saya pikir, sejak saat ini, sebagian besar kita bakal familiar dengan Saudi Arabia Vision 2030. Dimana, kemungkinan besar, ini merupakan transformasi terbesar sepanjang sejarah Kerajaan Arab Saudi," kata Thomas.

"Indonesia juga sedang on-track dalam melakukan reformasi ekonomi terbesar dalam berbagai paket kebijakan. Sehingga, ini menjadi waktu yang tepat bagi Raja Salman berkeliling Asia, terutama Indonesia."

Ghassan Ahmed Al Sulaiman, Gubernur Otoritas Umum untuk Usaha Kecil Menengah Arab Saudi, menjelaskan bahwa Vision 2030 memuat sejumlah perubahan penting dalam perekonomian negeri kerajaan tersebut.

Diantaranya, Arab Saudi berkeinginan untuk melakukan diversifikasi guna mengurangi ketergantungan terhadap minyak. Kemudian, meningkatkan peran sektor swasta sebagai mesin pertumbuhan ekonomi.

"Transformasi ini tak akan berhasil kecuali sektor swasta mengambil alih peran pemerintah untuk menjalin kerja sama dengan komunitas bisnis internasional, seperti yang kami lakukan di Indonesia saat ini," kata Ghassan.

"Banyak peluang di Arab Saudi dan kami berharap pengusaha Indonesia ambil bagian dan kemudian mengambil keuntungan dari peluang investasi yang bakal bermunculan."

Dalam Saudi Arabia Vision 2030, negeri kerajaan tersebut menjabarkan berbagai daya tarik yang dimilikinya. Semisal, perolehan produk domestik bruto sebesa USD 640 miliar yang membuat Arab Saudi masuk ke dalam kelompok 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia (G-20). Di kelompok itu pula, pertumbuhan ekonomi Arab Saudi menduduki peringkat kelima tertinggi.

Dalam perdagangan global, Arab Saudi bertengger di posisi 17 besar untuk ekspor dan 29 besar untuk impor.

Daya tarik lain: keberadaan dua kota suci bagi umat muslim, demografi besar yang terus tumbuh dan sebagian besar berusia muda. Kemudian, titik sentral di antara Eropa, Asia, dan Afrika. Lalu, kaya sumber daya mineral, raja petrokimia, dan sebagainya.

Berbekal pelbagai daya tarik itu, Arab Saudi berambisi menjadi jantung dari negara muslim. Kemudian pusat investasi dunia, dan hub atau penghubung tiga benua.

Guna menarik investor, Arab Saudi membuka peluang kepemilikan usaha 100 persen ke pebisnis asing. Tak hanya itu, pajak perusahaan ditetapkan sebesar 20 persen atau terendah diantara negara anggota G-20.

Arab Saudi juga tak mengenakan pajak pada penghasilan pribadi, lahan, dan properti. Kemudian, pajak pertambahan nilai rendah untuk produk tertentu dan repatriasi keuntungan penuh namun tetap dipungut witholding tax sebesar lima persen.

Adapun bidang usaha ditawarkan terbentang mulai dari jasa kesehatan, transportasi dan logistik. Kemudian, teknologi informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan investasi, hingga turisme dan hiburan.

(mdk/yud)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ini Dia Lapangan Usaha yang Topang Pertumbuhan Ekomomi 4,95 Persen di Kuartal III-2024
Ini Dia Lapangan Usaha yang Topang Pertumbuhan Ekomomi 4,95 Persen di Kuartal III-2024

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, kelima sektor ini berkontribusi sebesar 64,94 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Baca Selengkapnya
5 Industri yang Sedang Tren untuk Mulai Bisnis Tahun 2024 hingga 2025
5 Industri yang Sedang Tren untuk Mulai Bisnis Tahun 2024 hingga 2025

Tidak ada salahnya memulai bisnis sebagai salah satu cara paling menguntungkan sekaligus menantang untuk membangun keamanan finansial.

Baca Selengkapnya
Pendapatan Minyak Turun, Arab Saudi Kencangkan Ikat Pinggang Sampai Kurangi Investasi Luar Negeri
Pendapatan Minyak Turun, Arab Saudi Kencangkan Ikat Pinggang Sampai Kurangi Investasi Luar Negeri

Sejumlah departemen di Kerajaan Arab Saudi harus ikat pinggang demi poryek-proyek ambisius.

Baca Selengkapnya
5 Industri yang Paling Banyak Rekrut Fresh Graduate, Layak Dicoba
5 Industri yang Paling Banyak Rekrut Fresh Graduate, Layak Dicoba

Berikut adalah lima industri yang layak dicoba fresh graduate.

Baca Selengkapnya
Di Forum CERAWeek, Pertamina Paparkan Strategi Pertumbuhan Ganda Untuk Penuhi Energi Nasional
Di Forum CERAWeek, Pertamina Paparkan Strategi Pertumbuhan Ganda Untuk Penuhi Energi Nasional

Nicke menguraikan alokasi belanja Perusahaan untuk menjawab strategi pertumbuhan ganda tersebut.

Baca Selengkapnya
Di AIPF 2023, Pertamina Beberkan Jurus Jitu Tarik Investasi
Di AIPF 2023, Pertamina Beberkan Jurus Jitu Tarik Investasi

Begini jurus jitu Pertamina untuk menarik investasi.

Baca Selengkapnya
Selain Baterai Kendaraan Listrik, Ini Teknologi yang Digunakan untuk Turunkan Emisi Karbon
Selain Baterai Kendaraan Listrik, Ini Teknologi yang Digunakan untuk Turunkan Emisi Karbon

Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengusulkan tiga strategi demi mengejar target nol emisi karbon di masa depan.

Baca Selengkapnya
Menteri Luhut Blak-blakan Tiga Sektor Penyebab Polusi Udara di Jabodetabek
Menteri Luhut Blak-blakan Tiga Sektor Penyebab Polusi Udara di Jabodetabek

Langkah konkret bakal dia terapkan untuk mengendalikan emisi yang berasal dari sumber-sumber itu.

Baca Selengkapnya
Menteri Ekonomi se-ASEAN Kumpul di Semarang, Bahas UMKM Hingga Kesehatan
Menteri Ekonomi se-ASEAN Kumpul di Semarang, Bahas UMKM Hingga Kesehatan

Ada 5 isu yang dibahas, yakni Digital Transformation, Sustainable Development, Health Resilience, Food Security, and Trade & Investment Facilitation.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Sumber Uang Iran hingga Bisa Serang Israel Pakai 300 Rudal dan Drone
Ternyata Ini Sumber Uang Iran hingga Bisa Serang Israel Pakai 300 Rudal dan Drone

Ini sumber-sumber kekayaan Iran hingga bisa serang Israel menggunakan 300 rudal dan drone.

Baca Selengkapnya
Langkah Pertamina Dukung Transisi Energi di Indonesia
Langkah Pertamina Dukung Transisi Energi di Indonesia

Pertamina Beberkan 3 agenda penting wujudkan transisi energi.

Baca Selengkapnya
BPS Catat Ekonomi RI Tumbuh 5,17 Persen di Kuartal II-2023: Ekonomi Kita Makin Stabil
BPS Catat Ekonomi RI Tumbuh 5,17 Persen di Kuartal II-2023: Ekonomi Kita Makin Stabil

Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.

Baca Selengkapnya