Lelaki tua di belakang truk Pantura
Merdeka.com - Nama lelaki itu Warsono. Usianya 66 tahun. Di depan rumahnya berada tepat di Jalan Pantai Utara, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon menempel plang bertulisan 'Pelukis Bak Truk'. Dia lah sosok di balik gambar-gambar berada di belakang bak truk kerap melintas mondar-mandir di Jalan Pantura hingga Jakarta.
"Saya sudah memulai melukis sejak tahun 1990," ujar Warsono membuka perbincangan dengan merdeka.com, Sabtu malam dua pekan lalu.
Warsono menyambut ramah ketika merdeka.com menyambangi kediamannya. Wati, istrinya mempersilakan duduk di bale terbuat dari bambu seraya membuatkan kopi hitam panas. Setelah hampir lima jam berputar-putar di Pantura mulai dari Kota Cirebon, nama Warsono lah kemudian tersebut sebagai seniman spesial menggambar truk Pantura. Bahkan menurut pengakuannya, dialah pelukis pertama kali untuk bak truk.
-
Siapa santri pelukis dari Tangerang? Seorang santri biasanya tak lepas dari kemampuannya di bidang Agama Islam. Namun sosok pelajar di Ponpes Daarul Barkah, Tangerang, berhasil membuktikan diri mampu menjadi seniman lukis.
-
Bagaimana Wahyu membuat lukisan pelepah pisang? Susunan pelepah kering itu ia gradasikan untuk menciptakan berbagai objek lukis yang ciamik.
-
Kenapa Warok Singobowo terkenal? Mengunjungi Petilasan Warok Singobowo, Tokoh Penting dalam Sejarah Reog Ponorogo yang Tak Banyak Dikenal Orang
-
Dimana Wahyu membuat lukisannya? Wahyu membuat karyanya di rumahnya yang berlokasi di Kampung Pakcoy, Kelurahan Karawaci, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang.
-
Siapa yang biasanya membuat kata-kata di bak truk? Selain mengundang tawa, tulisan-tulisan unik ini juga kerap menyimpan pesan bijak yang inspiratif.
-
Dimana Bejo Wage Suu pertama kali pamer? Pada tahun 2004, ia memberanikan diri mengenalkan seni Liping di pameran, yakni pada saat acara Festival Keraton Nusantara.
"Saya sudah tua, jadi memilih mengerjakannya di rumah," kata Warsono.
Lukisan truk Pantura ©2016 Merdeka.com
Warsono memang tersohor sebagai pelukis belakang truk asal Kota Cirebon. Karya-karya Pria kelahiran Subang, Jawa Barat ini bisa jadi salah satunya pernah terlihat di jalan Jakarta. Sudah ribuan gambar dia hasilkan di bak-bak mobil truk pengangkut barang yang melintas di Pantura. Gambarnya, mulai dari wanita vulgar hingga kata-kata bijak pernah dibuat Warsono. Bahka istrinya, Wati juga ikut membantu Warsono menggambar.
"Istri saya juga bisa. Dia khusus membuat tulisan," ujar Warsono. Dia pun mengatakan jika hobinya menggambar memang sudah muncul saat duduk di bangku sekolah. Dia juga kemudian menjadi salah satu seniman truk di Pantura pertama kali menggambar dengan media bak truk.
"Sopirnya yang minta si," katanya dengan logat khas Cirebon.
Ide Warsono memang bermula dari hobinya melukis. Jauh sebelum dia terjun menjadi spesialis pelukis bak truk, dulunya dia sempat menjajakan lukisan di sekitar Jalan Pantura. Tahun 1990 merupakan awal Warsono terjun melukis bak truk. Awalnya dia melayani permintaan para sopir untuk menggambar di belakang truk, kemudian Warsono bekerja di sebuah tempat pembuatan karoseri di Cirebon.
Saban hari bisa lima bak truk dia gambar. "Kalau di tempat Karoseri bisa lima," ujarnya. Namun sejak krisis moneter 1998, Warsono memilih keluar dari pekerjaannya. Dia pun membuka tempat sendiri khusus melukis bak truk di kediamannya. "Banyak yang suruh, tetapi saya sudah tua. Sudah enggak kuat," katanya.
Sebagai seniman, Warsono memang tak pernah memberikan tandatangan pada lukisannya. Dari buah tangan dia gambar pada truk hanya ada beberapa nama dia tuliskan. Salah satunya tanda tangan bertuliskan 'roban'. Nama itu menurut Warsono bukan nama dia, melainkan asal tulis. Dia pun menangguk, ketika merdeka.com menunjukkan gambar beredar di media sosial. Salah satu dari gambar sempat viral itu ialah gambar buatan Warsono.
Lukisan truk Pantura ©2016 Merdeka.com
Untuk tarif sekali melukis bak truk, Warsono menghargainya Rp 500 ribu. Sedangkan untuk full body, dia menghargainya Rp 2 juta. Tarif itu sudah termasuk jaminan awet selama bertahun-tahun. Buat kualitas, gambar buatan Warsono bisa awet menempel di badan truk hingga enam tahun. "Kalau dulu pertama melukis satu gambar Rp 25 ribu," ujarnya.
Namun sayang, kini peminat jasa Warsono bisa dibilang tinggal hitungan jari. Saban bulan, paling banyak Warsono menerima order dua truk untuk di gambar. Padahal, ketika seni gambar di bak truk sedang berjaya, pendapatannya bisa dibilang lumayan besar. Saban bulan Warsono bisa meraup rupiah sebesar Rp 5 juta. "Setahun ini mulai sepi, sejak ada stiker itu," ujarnya.
Buat menambah penghasilan, Warsono juga menjual karet untuk penahan air ban truk. Karpet itu juga sudah di gambar oleh Warsono."Kalau itu hanya sambilan,"katanya.
Simak video tentang 'Sosok Pria di Belakang Bak Truk ini':
(mdk/arb)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setiap orang tentu berjuang keras untuk mempertahankan hidupnya.
Baca SelengkapnyaMomen patah hati merupakan salah satu situasi yang tidak ingin terulang. Para sopir truk ini menuangkan curahat hati mereka saat ditinggal sang kekasih.
Baca SelengkapnyaTulisan truk soal patah hati bikin yang membacanya serasa teriris-iris hatinya. Simak yuk!
Baca Selengkapnya