Lima jawara dari Desa Bhayangkari

Merdeka.com - "Kong Jaman, Haji Usman, Haji Jalih, Haji Laib dia adalah mandor-mandor Betawi dan Komarudin merupakan orang yang disegani," kata Haji Nasir bercerita soal sejarah Komarudin saat ditemui merdeka.com di kediamannya kemarin. Haji Nasir merupakan cucu Kong Jaman, teman seperjuangan Komarudin saat bertempur melawan penjajah sebelum kemerdekaan di daerah Cakung, Jakarta Timur.
Cikal bakal nama Komarudin diabadikan menjadi pahlawan dalam sebuah nama jalan di Cakung memang bermula dari perjuangannya melawan penjajah Belanda. Komarudin, menurut Haji Nasir, merupakan orang yang paling disegani di antara empat kawannya, yaitu; Kong Jaman, Haji Usman, Haji Jalih dan Haji Laib.
Kelima orang itu menurut cerita Haji Nasir merupakan jawara Betawi. Era sebelum kemerdekaan, Komarudin bersama empat kawannya merupakan mandor. Kedatangan penjajah Belanda membuat mereka merapatkan barisan dengan membentuk pasukan yang langsung dikomandoi Komarudin. Penunjukan Komarudin bukan tanpa sebab, dia dipercayai memimpin pasukan untuk melawan penjajahan Belanda.
"Kelima jawara ini berkumpul untuk melawan Belanda. Mereka membuat pasukan dan bertemu Kiai Haji Noor Ali," ujarnya.
Kedatangan Belanda melirik daerah Cakung bukan tanpa sebab. Berdasarkan beberapa literasi disebutkan, daerah Cakung merupakan wilayah strategis bagi Belanda. Sejak pembangunan jalur kereta api oleh Belanda yang menghubungkan Batavia, Jawa Barat dan Bekasi, Cakung memang menjadi gerbang timur pertahanan Batavia.
Bahkan pada agresi militer Belanda pada 1947, wilayah Cakung sudah berdiri markas tentara NICA. Di mana Belanda saat itu kembali datang ke Indonesia dengan membonceng tentara sekutu.
Dalam buku Robert Crib, "Para Jago dan Kaum Revolusioner Jakarta 1945-1949," dikisahkan perjuangan para jago dalam kemerdekaan. Bisa jadi hubungan antara perjuangan Komarudin berkaitan dengan apa yang ditulis Crib. Apalagi Komarudin juga berkongsi dengan KH Noor Ali, Singa Betawi yang kesohor karena kesaktiannya saat perjuangan melawan penjajahan.
Catatan sosok Komarudin memang minim, namun dari cerita turun temurun warga Cakung soal tahun perjuangan Komarudin memang berkaitan. Pada 1947, tatkala pertempuran berkecamuk di wilayah Cakung menjadi cikal bakal perjuangan Komarudin. Ulah Belanda dan tentara Sekutu membuat Komarudin tergerak untuk berada dalam barisan depan pertempuran.
Pemberian nama Jalan untuk mengenang Komarudin merupakan buah nyata dari perjuangan pemuda asli Betawi itu. Apalagi cerita soal perjuangan Komarudin di kalangan warga asli Cakung begitu kesohor. Komarudin merupakan sosok pahlawan berani mati yang dikenal hingga kini. Meskipun keberadaan pusara Komarudin tidak diketahui di mana letaknya.
"Orang-orang kampung pada saat itu dibunuh dan diusir dari kampung lantaran penjajah ingin menguasai daerah tersebut," ujar Haji Nasir.
Sepeninggal Komarudin, perjuangan diteruskan oleh empat kawannya. Bahkan berkat pengorbanan Komarudin, warga Cakung setelah kemerdekaan dapat menghidupi keluarganya dengan layak. Sebagai bentuk meneruskan perjuangan Komarudin, empat kawannya yaitu Kong Jaman, Haji Usman, Haji Jalih, Haji Laib membuat pesantren dan sekolah untuk memajukan warga Cakung.
"Setelah merdeka, keempat jawara kawan Komarudin membuat sekolah untuk memajukan warga cakung," tutur Haji Nasir. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya