Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lobi pemilih lewat bombardir iklan televisi

Lobi pemilih lewat bombardir iklan televisi KPI. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Layar kaca televisi swasta Indonesia memakai frekuensi publik mulai disesaki tayangan berbau promosi politik dari para ketua umum partai, calon presiden, dan calon legislator. Iklan-iklan kampanye ini marak di lembaga penyiaran pemiliknya merupakan pemimpin partai sekaligus calon presiden dan wakil presiden.

Tengok saja Aburizal Bakrie. Sejak dijagokan menjadi calon presiden dari Partai Golongan Karya, membombardir publik dengan berbagai iklan di televisi miliknya TvOne dan ANTV. Mulai dari memperkenalkan keluarganya sampai anaknya tampil di layar dan mempromosikan nama anyar ARB bukan lagi Ical. Alasannya, nama Ical dalam bahasa Jawa berarti hilang.

Data dari riset televisi komunitas menyebutkan ceruk pemirsa televisi begitu besar. Saat ini MNC Group menguasai penyiaran di Indonesia dengan RCTI menjangkau 120,6 juta, MNC TV 90,6 juta, Global TV 113,8 juta. Belum termasuk TV berjaringan dikuasai group ini.

Orang lain juga bertanya?

EMTK Group (PT Elang Mahkota) melalui SCTV mampu menjangkau 119,1 juta dan Indosiar 118,4 juta. TransCorps lewat Trans TV menyasar 100,7 juta dan Trans 7 menjangkau 101,1 juta.

“Mereka bukan hanya bermain dalam waktu tayang utama tapi dalam durasi. Yang saya punya TV One, sedang kita teliti analisis konten. Sepuluh berita hasilnya delapan omongin Golkar,” kata penggiat televisi komunitas Budhi Hermanto Rabu pekan lalu.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera Mahfudz Siddiq cemas soal Pemilu 2014 dimonopoli oleh partai memiliki televisi. “Peran media massa sebagai sumber akses utama sangat tinggi. Dari mana sumber informasi politik? Media massa dan komunikasi informal,” ujarnya.

Dia melihat media mulai mengintegrasikan kepentingan antaran media dan politik. Sebab itu, dia meminta Komisi Penyiaran Indonesia harus memperkuat diri sebelum memberikan sanksi pada siaran politik melalui pendekatan riset.

Ketua Dewan Pers Bagir Manan mengingatkan politisi untuk tidak terlalu percaya diri kalau iklannya akan dilirik oleh masyarakat begitu saja. “Ada hal yang perlu kita sadari, rakyat kita jangan diukur sama dengan 68 tahun lalu. Mereka sudah punya kesadaran tinggi," tuturnya.

Dia menegaskan ketika masyarakat tidak mau ikut pemilu jangan menyalahkan pers atau hasil dari tekanan dari pers. Rakyat punya sikap independensi sendiri untuk menilai fenomena yang ada. "Rakyat kita punya kesadaran untuk menentukan pilihan tanpa diarah-arahkan."

(mdk/fas)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Capres Prabowo Pede: Kalau Ada yang Lebih Baik Silakan Pilih
VIDEO: Capres Prabowo Pede: Kalau Ada yang Lebih Baik Silakan Pilih

Prabowo mempersilakan masyarakat memilih sosok lain, jika ada sosok yang dinilai lebih baik darinya

Baca Selengkapnya
Perludem Ungkap Pola Praktik Jual Beli Suara
Perludem Ungkap Pola Praktik Jual Beli Suara

Praktik curang itu tetap bisa terjadi meskipun pemilih menggunakan hak suaranya.

Baca Selengkapnya
TKN: Iklan Prabowo-Gibran Pakai AI, Tidak Ada Anak-Anak Dilibatkan
TKN: Iklan Prabowo-Gibran Pakai AI, Tidak Ada Anak-Anak Dilibatkan

Budisatrio juga memahami jika ada pihak yang belum mengerti tentang kemajuan teknologi hari ini.

Baca Selengkapnya
Sejak Kapan Buzzer Ada? Begini Awal Mula Hingga Peran Utamanya
Sejak Kapan Buzzer Ada? Begini Awal Mula Hingga Peran Utamanya

Di Indonesia istilah ini mulai populer setelah pemilu tahun 2019.

Baca Selengkapnya
Anies: Alhamdulillah Sekarang Kampanye Tukar Pikiran, Joget-Joget Berkurang
Anies: Alhamdulillah Sekarang Kampanye Tukar Pikiran, Joget-Joget Berkurang

Anies juga menyindir capres yang berkampanye dengan cara joget.

Baca Selengkapnya
Prabowo: Kalau Ada Iming-imingi Uang Terima Saja, Tapi Pilih Sesuai Hati Nurani
Prabowo: Kalau Ada Iming-imingi Uang Terima Saja, Tapi Pilih Sesuai Hati Nurani

Prabowo menekankan masyarakat harus pandai dan berani memilih pemimpin dan wakil rakyat yang benar.

Baca Selengkapnya