Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lunglai digempur celana dalam China

Lunglai digempur celana dalam China Ilustrasi celana dalam. ©2013 Merdeka.com/Shutterstock/Mr.Reborn55

Merdeka.com - Seperti biasanya, stan toko pakaian dalam di deretan paling pojok Pasar Asri di Bekasi, Jawa Barat, itu ramai pembeli. Rata-rata perempuan berkunjung ke sana. Toko itu mudah dikenali karena di sana ditumpuk dan dipajang rupa-rupa pakaian dalam, mulai dari produk terbaru hingga produk lawas.

Pernahkah terpikir dari mana sebenarnya produk celana dalam itu? Bagaimana sih geliat industri garmen pakaian dalam di negeri ini?

Ternyata, hampir semua produk pakaian dalam di negeri ini buatan China, terutama untuk produk murah meriah dengan segmentasi pasar masyarakat kalangan menengah ke bawah. Produk garmen pakaian dalam, khususnya bagi perempuan ini memang menjadi kebutuhan mendasar.

Seperti dituturkan Wati, warga Bekasi. Dia mengaku membeli celana dalam wanita tak pernah tahu di mana pabrik pembuatannya. Terpenting, kata dia, harga murah dan tahan pakai buat pemakaian sehari hari. Bagi dia harga jadi alasan utama, sementara kualitas nomor dua.

"Kalau di sini, bisa dapat harga Rp 10 ribu dapat tiga potong. Bisa paling lama beli lagi sampai setahun lagi," kata ibu rumah tangga tersebut kepada merdeka.com, minggu lalu di Bekasi. Menurut dia, harga bra pun tak beda jauh dengan celana dalam.

Khusus untuk produk garmen pakaian dalam bagi masyarakat kelas menengah ke bawah selama ini memang banyak dipasok dari China. Pada lima tahun terakhir misalnya, serbuan pakaian dalam asal negerinya Jackie Chan itu masih mencengkeram pasar Indonesia, menggusur produksi pengusaha lokal.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional, tercatat perputaran roda transaksi jual beli celana dalam wanita berbahan katun dan bahan material tekstil menjadi nomor wahid. Termasuk untuk pasokan produk impor. Saban tahun cenderung meningkat dengan satuan harga hingga miliaran rupiah.

Pada periode Januari-Desember 2009, celana dalam wanita berbahan katun jahitan dari China menjadi pemasok terbanyak, mencapai 816.335 kilogram dengan nilai USD 2.189.388. Lalu periode Januari-Desember 2010, celana dalam wanita berbahan tekstil lainnya, lagi-lagi China masih di urutan nomor wahid, sebanyak 401.324 kilogram dengan nilai USD 915.481.

Sementara periode Januari-Desember 2011, celana dalam wanita berbahan tekstil juga masih didominasi China sebanyak 121.145 kilogram dengan nilai USD 2.676.831. Selanjutnya periode Januari-Desember 2012, celana dalam wanita berbahan katun jahitan asal China kembali unggul, sebanyak 184.441 kilogram dengan nilai transaksi USD 348.114.

Berikutnya pada periode Januari-Desember 2013, celana dalam wanita berbahan katun jahitan asal China kembali merajai produk impor garmen celana dalam yang mencapai 2.452.123 kilogram dengan nilai USD 4.267.099.

Akibat gempuran produk celana dalam asal China itu, produk lokal mati suri. Penyebabnya, harga baku tinggi dan harga jual tak bisa bersaing dengan produk impor, sementara biaya produksi juga berbilang mahal. Hal itu membebani para pengusaha lokalan.

Kendati demikian, bukan berarti pengusaha pakaian dalam lokal lantas tiarap menyerah. Beberapa diantaranya masih bertahan meski jumlahnya produksinya terbatas. Pengusaha lokal memilih memoles celana agar laku, misalnya dengan memberi varian renda-renda, ikut memproduksi g-string, korset atau lingerie.

"Ada kemalasan pengusaha lokal dengan banyak varian celana dalam wanita. Hal itu membuat pelaku industri (lokal) celana dalam wanita banyak beralih," kata Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman kepada merdeka.com kemarin di Jakarta.

Peringatan tentang dominasi celana dalam asal China ini sebenarnya pernah disampaikan Ketua Forum Tenaga Pendamping UMKM Provinsi Sumsel Sulama pada awal 2014 silam. Waktu itu dia mengatakan, awal 2015 ini akan menjadi tahun sulit bagi pelaku industri garmen, khususnya pakaian dalam.

Dia menjelaskan, penyebabnya selain karena gempuran produk China, juga lantaran kurangnya dukungan pemerintah terhadap pelaku usaha. Padahal, kata dia, UKM harus dimotivasi dan didukung penuh menghadapi pasar bebas Asia Tenggara.

"Bagaimana mau maju, celana dalam saja kita kalah. China sudah jual 10 ribu dapat tiga, nah produk asli kita masih mahal, 20 ribu malah cuma dapat satu," ketusnya.

Untuk itu, sistem dan perhatian pemerintah terhadap UKM harus diubah. Sebab, selama ini yang dihadapi UKM di Indonesia adalah masalah permodalan, minim pengetahuan, dan kurang teknologi. Kondisi jauh terbalik dengan China. Mereka sudah menggunakan teknologi canggih sehingga mampu menghasilkan produk lebih murah.

"Kalau tidak ada perubahan sama sekali, produk-produk buatan UKM kita sulit bersaing, apalagi watak masyarakat kita lebih cenderung memilih produk yang murah apalagi ditambah berkualitas," ujarnya.

(mdk/mtf)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
RI Impor Alas Kaki Besar-besaran dari China Saat Pabrik Sepatu Bata Terguncang
RI Impor Alas Kaki Besar-besaran dari China Saat Pabrik Sepatu Bata Terguncang

Angka impor alas kaki dari China mencapai USD 25 juta dalam sebulan.

Baca Selengkapnya
Model Celana Panjang Wanita Terbaru dan Modern dari Kalangan Seleb, Bikin Penampilan Makin Kece di 2024
Model Celana Panjang Wanita Terbaru dan Modern dari Kalangan Seleb, Bikin Penampilan Makin Kece di 2024

Setiap tahun, tren dalam model celana wanita sering kali berubah-ubah. Berikut adalah beberapa inspirasi model celana panjang yang populer di kalangan selebriti

Baca Selengkapnya
Impor Pakaian dari China Membludak, Ini Dia Datanya
Impor Pakaian dari China Membludak, Ini Dia Datanya

Kontribusi China dalam impor non-migas Indonesia sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 35,20 persen menjadi 35,91 persen.

Baca Selengkapnya
Manusia Pertama Kali Pakai Celana Panjang 3.200 Tahun Lalu, Modelnya Mirip Jeans Modern
Manusia Pertama Kali Pakai Celana Panjang 3.200 Tahun Lalu, Modelnya Mirip Jeans Modern

Bukti arkeologis terkait pemakaian celana ini ditemukan di China.

Baca Selengkapnya
Celana Apa yang Cocok Dipadukan dengan Baju Batik Wanita di Tahun 2024?
Celana Apa yang Cocok Dipadukan dengan Baju Batik Wanita di Tahun 2024?

Beberapa rekomendasi model celana yang cocok dipadukan dengan baju batik.

Baca Selengkapnya
Negara-Negara Ini Kesusahan karena Digempur Barang Murah China
Negara-Negara Ini Kesusahan karena Digempur Barang Murah China

Dampak masuknya barang murah China membuat industri di sejumlah negara terancam kolaps.

Baca Selengkapnya
Bikin Bangkrut Pabrik di Indonesia, Kain Gulungan Ilegal Asal China Senilai Rp90 Miliar Disita Pemerintah
Bikin Bangkrut Pabrik di Indonesia, Kain Gulungan Ilegal Asal China Senilai Rp90 Miliar Disita Pemerintah

Mendag Budi menyebut keseluruhan kain impor diduga ilegal tersebut berasal dari China.

Baca Selengkapnya
Mengenal Kain Dagang Lingga, Aksesori Pelengkap Pakaian Tradisional Melayu di Riau
Mengenal Kain Dagang Lingga, Aksesori Pelengkap Pakaian Tradisional Melayu di Riau

Dalam tradisi Lingga-Riau, kain ini juga menjadi makna simbolis dari norma kesopanan dan kesantunan dalam berpakaian.

Baca Selengkapnya
Ibu Ini Klaim Anaknya Hamil Setelah Memakai Celana Dalam yang Dibeli Secara Online
Ibu Ini Klaim Anaknya Hamil Setelah Memakai Celana Dalam yang Dibeli Secara Online

Perempuan asal China itu mengaku ia telah membeli pakaian dalam dari perusahaan online bernama Taobao.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Penyebab Maraknya PHK Massal di Industri Tekstil
Ternyata Ini Penyebab Maraknya PHK Massal di Industri Tekstil

Sedikitnya 11.000 buruh di industri tekstil pada perusahan besar mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

Baca Selengkapnya
Barang Murah China Bikin Nasib Manufaktur Korea Terancam
Barang Murah China Bikin Nasib Manufaktur Korea Terancam

Strategi Harga rendah yang digencarkan pasar industri China menimbulkan dampak negative bagi manufaktur Korea.

Baca Selengkapnya
Serbuan Baju Bekas Impor di Indonesia, dari Mana Asalnya?
Serbuan Baju Bekas Impor di Indonesia, dari Mana Asalnya?

Bicara pakaian bekas, Indonesia jadi tempat 'buangan' seperti Nigeria. Kok bisa?

Baca Selengkapnya