Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mafia di Rusunawa Kapuk Muara

Mafia di Rusunawa Kapuk Muara Basuki Tjahaja Purnama resmikan rusunawa Angke. ©2015 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Lily, nama samaran, hanya dapat menahan sedih. Matanya berkaca-kaca ketika dia menceritakan rencana penyegelan rumah susun sewa yang ia beli di Kapuk Muara, Jakarta Utara oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Penyegelan itu dilakukan karena Lily tak memiliki Surat Perjanjian untuk tinggal resmi.

Kejadian itu bermula ketika dia membeli salah satu unit kamar di Rusunawa Kapuk Muara dari penghuni asli. Dia tak mengetahui jika Rusun itu tak boleh di jual. Namun berkat rayuan calo bernama Aki-Au, Lily tertarik untuk menghuni Rusun itu. Sesuai kesepakatan Rusun itu di bandrol seharga Rp 105 juta. Pembeliannya pun bisa di cicil.

"Karena saya awalnya memang tak memiliki tempat tinggal," ujar Lily saat berbincang dengan merdeka.com beberapa waktu lalu. Sesuai kesepakatan dengan calo, Lily memberikan uang muka Rp 25 juta untuk menempati salah satu unit di Rusunawa itu. Namun keanehan terjadi ketika dia ingin menempati unit yang baru ia beli dengan cara di cicil itu.

Tiba-tiba, Lily dipaksa melunasi sisa pembayaran oleh salah seorang preman di Rusun itu. Adalah Daeng Lalung nama preman disebut oleh Lily. Kepada Lily, Daeng Lalung meminta pelunasan pembelian Rusun malam itu juga. Dia datang bersama Aki-Au dan pemilik Rusun. "Ternyata malam itu juga harus bisa lunas," ujarnya. Berkat bantuan keluarganya, malam itu juga Lily melunasi sisa pembayaran. "soalnya uang yang sudah masuk (Rp 25 juta) nanti hilang,".

Meski demikian Lily tak dapat menunjukkan bukti transaksi jual beli unit Rusunawa itu. Bermodal kepercayaan sesama etnis Tionghoa, Lily pun tak meminta kuitansi kepada Aki-Au. Belakangan, jual beli ini berbuntut panjang. Karena Lily bakal diusir oleh Pemprov DKI dari Rusun itu. Alasannya Lily tak dapat menunjukkan surat perjanjian untuk mendiami unit di Rusun itu.

Padahal Lily mengaku, setelah melakukan pelunasan pembelian unit di Rusun itu, dia juga langsung disodorkan biaya balik nama termasuk juga melunasi sisa tunggakan sewa belum dibayar pemilik terdahulu. Lily pun akhirnya membayar uang lagi Rp 24 juta untuk mengurusi balik nama surat perjanjian itu.

"Lalu kami memberikan uang kepada Daeng Lalung Rp 24 Juta dengan disaksikan oleh Aki-Au. Ada komisi juga buat Aki-Au," tutur Lily. Namun lagi-lagi Lily dibohongi, janji sebulan bakal mengeluarkan surat itu ternyata palsu. Daeng Lalung menghilang setelah diberikan uang untuk biaya pengurusan surat.

Lily dan suaminya semakin gusar. Mereka mencoba mencari kejelasan dengan menanyakan pengurusan surat itu kepada anak buah Daeng Lalung bernama Amsor. Sehari setelahnya, Lily mendapatkan surat itu. Namun sayang setelah di cek ke kantor Dinas Perumahan, surat itu ternyata palsu.

"Setelah cek ke kantor dinas ternyata bukan surat SP dan sampai saat ini kami belum dapat penjelasan dari Amsor," ujar Lily.

Kasus jual beli Rusun seperti dialami Lily memang banyak terjadi di Rusunawa Kapuk Muara, Jakarta Utara. Sumber merdeka.com tak mau disebut namanya mengungkapkan jika kebanyakan penghuni Rusunawa Kapuk Muara ialah warga Tionghoa. Mereka mendapatkan unit di Rusun itu dengan membeli dari seorang calo juga dikenal preman di tempat itu.

Harganya pun fantastis. Setiap unit di Rusun itu dihargai ratusan juta. Sumber itu juga mengungkapkan jika aksi jual beli itu dimainkan oleh seorang preman bernama Daeng Lalung. Dia juga berperan memainkan harga per unit di Rusun itu.

"Kalau orang kita (pribumi) mau beli pasti enggak mau dikasih itu. Makanya harganya gak atur-aturan deh," ujar sumber merdeka.com menuturkan. Dia pun mengatakan jika kebanyakan pembeli Rusun itu adalah pengusaha bagan dari Muara Angke. Pengusaha itu kebanyakan warga berdarah Tionghoa.

Sutan salah seorang warga tinggal di Rusun itu membenarkan jika ada praktik jual beli unit Rusunawa Kapuk Muara secara ilegal. Padahal menurut Sutan, Rusun itu diperuntukkan bagi warga relokasi. Namun sejak marak praktik itu, banyak penghuni Rusun menjualnya kepada para pengusaha. Unit-unit itu dijual oleh para penghuninya setelah didiami selama enam bulan. Dan Daeng Lulung lah menjadi calo jual beli Rusunawa milik Pemprov DKI Jakarta itu.

"Mereka rata-rata pengusaha. Pemilik asli paling tinggal 20 persen." ujar Sutan.

Kepala Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Kapuk Muara Raviandri membenarkan adanya praktik jual beli unit Rusunawa Kapuk Muara. Menurut Raviandri, polanya ialah dengan memindahkan kepemilikan asli kepada pembeli melalui perantara calo. Menurut dia, maraknya penjualan Rusun itu terjadi dari tahun 2007 hingga 2014. Dia pun kini sedang melakukan pendataan siapa saja penghuni asli Rusunawa Kapuk Muara.

"Dalam SP tersebut diatur penghuni itu tidak boleh dijual ada di situ. Kalau seandainya itu dilanggar bisa hukuman 10 tahun dan denda 1 miliar," ujar Raviandri. (mdk/arb)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rugikan Negara Rp400 Miliar, Begini Modus Korupsi Pengadaan Lahan di Rorotan Jakarta Utara
Rugikan Negara Rp400 Miliar, Begini Modus Korupsi Pengadaan Lahan di Rorotan Jakarta Utara

KPK sebelumnya mencekal 10 orang terkait dugaan kasus korupsi pengadaan lahan di lingkungan BUMD DKI Jakarta tersebut.

Baca Selengkapnya
KPK Cegah WNA Bepergian Buntut Kasus Korupsi Pengadaan Lahan di Rorotan
KPK Cegah WNA Bepergian Buntut Kasus Korupsi Pengadaan Lahan di Rorotan

WNA tersebut dicekal terhitung sejak 5 Juli guna mempermudah penyidik

Baca Selengkapnya
Penampakan Rumah Mewah di Medan Terkait Korupsi Lahan Rorotan
Penampakan Rumah Mewah di Medan Terkait Korupsi Lahan Rorotan

KPK belum mengungkapkan nilai rumah mewah itu dan proses pendataan terhadap aset tersebut masih berlangsung.

Baca Selengkapnya
AHY Bongkar Modus Mafia Tanah Beraksi di Bekasi, Kerugian Korban Capai Rp7,9 Miliar
AHY Bongkar Modus Mafia Tanah Beraksi di Bekasi, Kerugian Korban Capai Rp7,9 Miliar

Dua kasus mafia tanah itu terjadi di Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekas

Baca Selengkapnya
Pakai Umpan Wanita Cantik, Pelaku Hipnotis Raup Rp2 Miliar
Pakai Umpan Wanita Cantik, Pelaku Hipnotis Raup Rp2 Miliar

Kepada korban, pelaku meminta agar amplop yang berisi mata uang asing itu tak dibuka sebelum turun dari mobil.

Baca Selengkapnya
Polisi Tangkap Sindikat Hipnotis Gendam, Pura-Pura Jadi Pengusaha Asal Singapura
Polisi Tangkap Sindikat Hipnotis Gendam, Pura-Pura Jadi Pengusaha Asal Singapura

Tercatat para sindikat ini berdasarkan laporan yang diterima polisi, sudah dua kali beraksi di wilayah hukum Kelapa Gading.

Baca Selengkapnya
Dua Kasus Mafia Tanah di Jatim Terbongkar, 5 Orang Jadi Tersangka
Dua Kasus Mafia Tanah di Jatim Terbongkar, 5 Orang Jadi Tersangka

Dua Kasus Mafia Tanah di Jatim Terbongkar, 5 Orang Jadi Tersangka

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kombes Hengki Gregetan Bongkar Habis Akal Muslihat Si Kembar Rihana-Rihani
VIDEO: Kombes Hengki Gregetan Bongkar Habis Akal Muslihat Si Kembar Rihana-Rihani

Direktur Reserse Kriminal umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi membongkar tipu muslihat yang dilakukan penipu si kembar Rihana-Rihana.

Baca Selengkapnya
Toko Crazy Rich Surabaya Tom Liwafa Dibobol Satu Keluarga Asal Pakistan, Uang di Mesin Kasir Ludes Dikuras
Toko Crazy Rich Surabaya Tom Liwafa Dibobol Satu Keluarga Asal Pakistan, Uang di Mesin Kasir Ludes Dikuras

Komplotan pencurian merupakan sindikat internasional yang beraksi di pelbagai daerah Indonesia.

Baca Selengkapnya
Modus Sejoli Mahasiswa Unisba Jerat Ratusan Korban Lewat Bisnis Arisan Bodong Total Rp1,9 Miliar
Modus Sejoli Mahasiswa Unisba Jerat Ratusan Korban Lewat Bisnis Arisan Bodong Total Rp1,9 Miliar

Jika korban setor Rp1 juta dijanjikan mendapat pengembalian sebesar Rp1,2 juta.

Baca Selengkapnya
Geledah Apartemen Persembunyian Rihana-Rihani, Polisi Sita Rekening Penampung Hasil Penipuan
Geledah Apartemen Persembunyian Rihana-Rihani, Polisi Sita Rekening Penampung Hasil Penipuan

Penyidik akan mendalami isi dari buku rekening guna mengetahui aliran uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya
Mesin Pembuat Uang Palsu Jaringan 'Akuntan Publik' Disimpan di Vila Kawasan Sukabumi
Mesin Pembuat Uang Palsu Jaringan 'Akuntan Publik' Disimpan di Vila Kawasan Sukabumi

Dalam kasus ini, empat orang ditetapkan sebagai tersangka yaitu M alias Mul, FF, YS dan F.

Baca Selengkapnya