Magnet Warung Kaleng dan wanita Cisarua
Merdeka.com - "Di sebut Warung Kaleng karena warungnya banyak menjual makanan kaleng," ujar Sri, salah seorang warga Desa Tugu Selatan saat berbincang dengan merdeka.com di daerah Warung Kaleng, Jalan Raya Puncak Kilometer 84, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jumat pekan lalu.
Warung Kaleng, begitu nama tempat di antara dua desa di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor Jawa Barat itu di kenal. Warung Kaleng terletak tepatnya di Jalan Raya Puncak Kilometer 84. Tempat itu juga membelah dua desa, yaitu Desa Tugu Utara dan Desa Tugu Selatan.
Sri pun mengaku tak mengerti sejak kapan nama daerah tempatnya tinggal di sebut Warung Kaleng, namun yang pasti di daerah itu dikenal sebagai Kampung Arab. Saban hari, wajah-wajah baik lelaki dan wanita asal Timur Tengah terlihat mondar mandir di sepanjang jalan raya hingga jalan kampung. Bahkan toko-toko di daerah dekat Kebun Binatang Taman Safari ini, juga kebanyakan menggunakan aksara-aksara arab.
-
Kenapa Warung Khas Jawa populer? Menu-menu makanan khas Jawa yang disajikan diolah dengan resep kuno. Menurut pihak warung, beberapa menu favorit pelanggan ialah Nasi Rawon, Nasi Campur, Nasi Gudeg, Nasi Krengsengan, Semur Lidah dan Sop Buntut.
-
Dimana letak Warung Khas Jawa? Strategis Warung ini letaknya strategis yakni di Jalan Diponegoro yang tak jauh dari alun-alun Kota Batu.
-
Dimana warung makan itu berada? Ia kini memiliki sebuah warung makan yang berlokasi di IJ.
-
Kenapa warung ini ramai dikunjungi? Karena tempatnya yang cantik secara visual, tak jarang lokasi ini juga dijadikan sebagai spot untuk berswafoto dengan latar pemandangan hijau.
-
Siapa yang membuka warung di gunung? Di usianya yang telah beranjak senja, sepasang lansia itu justru nekat membuka sebuah warung kecil di atas gunung.
-
Kenapa warung ini selalu ramai? Cita rasa nikmat dengan harga terjangkau membuat warung nasi sambal ini selalu ramai pembeli.
Turis arab di Puncak ©2014 merdeka.com/muhammad lutfhi rahman
Padahal, daerah Warung Kaleng tak sampai satu kilometer panjangnya. Tempat ini berada di antara perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur. "Daerah ini mulai dari tugu terus sampai depan gedung Pelatihan Mahkamah Konstitusi," ujar Sri.
Bagi warga Desa Tugu Selatan maupun tiga desa lain berada dekat warung Kaleng memang membawa berkah tersendiri. Bukan tanpa sebab, serbuan turis-turis arab berkunjung ke daerah Puncak saban bulan ikut juga mendatangkan rezeki bagi warga. Sri salah satunya. Bisnis dagang kambingnya pun laris manis diburu oleh orang-orang arab itu ketika dia berwisata.
Sebab, kebanyakan orang arab liburan di daerah Puncak bisa sampai sebulan. Jadi jangan kaget, jika vila-vila tak jauh dari Warung Kaleng juga disewa oleh para pelancong-pelancong asal Timur Tengah. Saking tersohornya, toko-toko di sepanjang daerah itu juga sampai menjual bumbu dapur boleh di impor dari Timur Tengah.
Salah satu toko merdeka.com sambangi ialah, Toko 'Abu Dawood'. Di toko ini, hampir semua kebutuhan barang-barang berbau Arab disediakan. Tak hanya sayuran seperti, mentimun, bawang bombay dan tomat, roti gandum buatan orang-orang arab juga ikut dijajakan di sana. Memasuki warung itu, aroma rempah-rempah langsung tercium. Semua makanan semuanya dikemas dalam kaleng, kecuali sayuran yang memang juga banyak di temukan di kawasan Bogor.
"Di sini memang barangnya dari Arab, mulai dari keju, susu, saus, beras dari Arab semua teh. Kan di sini banyaknya yang beli orang Arab. Turis lah banyaknya," ujar Asep, kasir di Toko Abu Dawood saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat malam pekan lalu.
Turis Arab di warung Kaleng Cisarua, Puncak, Bogor. ©2016 Merdeka.com
Abu Bakar, 25 tahun, salah seorang pelancong asal Arab saudi misalnya, sudah sebulan ini berada di Puncak, dia kerap membeli keperluan sehari-hari di Warung Kaleng. Kebetulan saat bertemu pria dengan tinggi 170 sentimeter dan berkulit putih, Abu Bakar membeli minuman ringan dan sebungkus rokok. "Na'am (dalam bahasa arab : Ya) saya sering belanja di sini, saya sudah beberapa bulan di sini untuk liburan," kata Abu sambil menggoda salah satu penjaga wanita di warung itu.
Abu Bakar pun mengatakan jika alasannya memilih Puncak sebagai tempat liburan dibanding dengan kota-kota lain karena udaranya yang dingin. Ditambah, Abu Bakar juga menyebut wanita-wanita di kawasan Puncak cantik-cantik. "Orangnya ramah-ramah, wanitanya juga cantik," ujar Abu Bakar.
Kehadiran para pelancong asal Timur Tengah ke kawasan Puncak menurut Kepala Desa Tugu Utara, Asep Ma'mun Nawawi, membawa berkah tersendiri bagi perekonomian warga. Apalagi kata Asep, sejak tahun 1990 kawasan Warung Kaleng memang sudah dilirik oleh pelancong asal Timur Tengah. Menurut Asep, kehadiran mereka juga karena memang juga didukung oleh udaranya yang dikenal dingin.
"Ya kan di sini ada restoran Arab, supermarket yang berbau Arab jadi ya mereka kerasan di sini," ujar Asep saat ditemui di ruang kerjanya. (mdk/arb)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini sisi lain gunung sampah Bantar Gebang yang mampu membuat terkejut dan heran.
Baca SelengkapnyaAntrean tampak mengular sampai di gedung-gedung sekitar lapak.
Baca SelengkapnyaWalau menyediakan aneka menu makanan dan minuman sederhana, warungnya laris manis ramai diserbu pengunjung.
Baca SelengkapnyaSeorang wanita paruh baya pilih berjualan di tengah hutan dan gunung selama 24 jam sehari untuk penuhi kebutuhan keluarganya.
Baca SelengkapnyaKeharusan berteriak sendiri karena adanya jarak yang jauh, antara konsumen dan pemilik kedai yang terpisah aliran sungai.
Baca SelengkapnyaWarung bakso di tengah hutan yang dijaga oleh sosok wanita sendirian dan buka sampai jam 12 malam. Begini penampakan warungnya.
Baca SelengkapnyaWarung ini menyuguhkan sensasi nongkrong yang unik, sembari menikmati pemandangan hijau khas dataran tinggi Sumedang.
Baca SelengkapnyaWarung yang mengikuti kemana pemulung bekerja. Warung ini bisa menghasilkan cuan hingga Ro900 ribu sehari.
Baca Selengkapnya