Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Malam pendesakan di Pantai Mutiara

Malam pendesakan di Pantai Mutiara Stan TemanAhok. ©2015 Merdeka.com/Ferrika Lukmana Sari

Merdeka.com - Waktu baru menunjukkan pukul tujuh malam ketika rombongan pendiri TemanAhok tiba di Pantai Mutiara No 39, Blok Y, Pluit, Jakarta Utara, Minggu lalu. Mereka adalah Amalia Ayuningtyas, Aditya Yogi Prabowo, Richard Handris Purwasanputra, Singgih Widiyastomo dan Muhammad Fathony. Kedatangan mereka pun disambut empunya rumah, Basuki Tjahaja Purnama tersohor disapa Ahok.

"Kami diterima dengan baik sekali dan dapat hidangan empek-empek yang sangat enak," ujar Amalia Ayuningtyas melalui pesan WhatsApp semalam. Dia pun memberikan kronologi pertemuan malam itu dengan sang gubernur melalui teks. "Via teks saja mungkin ya mas," ujar Amalia menjawab.

Sejak Senin lalu, isyarat Ahok maju dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 memang telah diutarakan. Dia memilih maju sebagai calon independen setelah sebelumnya bertemu dengan TemanAhok. Isu itu pun menjadi pematik dalam Pilgub DKI 2017. Apalagi Ahok mulai gamang dan berharap adanya dukungan dari partai politik. Namun gamangnya Ahok rupanya sudah dimantapkan dengan memutuskan maju melalui jalur independen.

Menurut Amalia, pertemuan malam itu hanya memiliki satu tujuan. TemanAhok meminta nama calon wakil pendampingnya dalam Pemilihan Kepala Daerah nanti. Bukan tanpa sebab, TemanAhok mendesak. Waktu pendaftaran di buka bulan Juli nanti menjadi alasannya. "Kami menyampaikan bahwa waktu sudah semakin sempit sehingga mau tidak mau kami harus dapat nama calon wakil malam itu juga," ujar Amalia juga juru bicara TemanAhok ini.

"Kami ingin semuanya rapi dan tidak terburu-buru supaya KPU juga lebih mudah melakukan verifikasi terhadap dukungan ini,".

Kepada TemanAhok, pemilik nama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu mengutarakan siapa pendampingnya. Seolah tak mau melepas dukungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ahok menyebut nama wakilnya Djarot Syaiful Hidayat. Nama Djarot pun masuk menjadi salah satu kandidat bakal mendampingi Ahok buat pendaftaran nanti. Namun syaratnya dia harus maju dari jalur independen sekalipun tidak didukung oleh partainya.

"Namun kami tentu tidak ingin berjudi terlalu banyak," kata Amalia. Nama Djarot diusulkan Ahok tak mendapatkan kepastian, TemanAhok pun kemudian meminta nama lain selain Djarot.

Adalah Heru Budi Hartono disebut Ahok. Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta itu dinilai sosok yang pantas dan sangat sejalan dengan Ahok. Nama Heru memang bukan tanpa sebab disebut Ahok, alasannya karena dia dianggap sosok birokrat di DKI yang baik dan terpuji. "Dan orang-orang seperti inilah yang perlu dipromosikan agar menjadi contoh," tutur Amalia.

Tanpa membuang waktu, Heru pun dipanggil menuju kediaman Ahok. Kepada Ahok dan TemanAhok, Heru menyanggupi bakal mendampingi mantan Bupati Belitung itu maju dalam Pilgub DKI 2017 nanti. Bahkan dia bersedia mundur sebagai Pegawai Negeri Sipil ketika di daftarkan namanya di Komisi Pemilihan Umum Daerah nanti.

Ahok pun membenarkan ihwal penunjukan nama Heru dan kemudian menyingkirkan nama Djarot sebagai calon wakilnya dari jalur Independen. Ahok pun memberikan batas waktu bagi TemanAhok untuk memverifikasi ulang 770.867 Kartu Tanda Penduduk (KTP) dukungan hingga Juni 2016 ini. Jika tidak, duet Ahok dan Heru bakal batal. Sementara PDIP, partai disebut-sebut bakal memberi dukungan bakal batal buat mengusungnya. "Kalau sampai Juni enggak signifikan, ya mohon maaf, Heru tak bisa berhenti, saya pun di ujung tanduk nih. Kalau partai marah, artinya partainya enggak calonkan saya," ujar Ahok.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat ketika dikonfirmasi mengenai pilihan Ahok menanggapi dengan santai. Dia mengatakan jika penunjukan nama Heru oleh Ahok merupakan pilihan. Sebagai kader, dia pun menunggu rekomendasi partai jika nantinya dipercaya untuk maju kembali. "Dan saya masih percaya betul bahwa negara yang demokratis membutuhkan partai politik," kata Djarot.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi juga mengatakan hal sama. Saat di mendatangi rumah Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, Senin malam kemarin, Prasetyo menjelaskan jika pertemuan di Teuku Umar itu membahas persiapan Pilgub DKI termasuk juga penjaringan calon. Tidak menutup kemungkinan nama Djarot dan kader lain bakal diusung oleh PDI Perjuangan buat di jagokan dalam Pilgub DKI 2017. Apalagi partai berlambang banteng moncong putih itu juga bisa mencalonkan nama calon gubernur dan wakilnya tanpa harus koalisi.

"Kita akan membuka pendaftaran. Insya Allah (calonkan kader sendiri). Kalau Djarot itu kader sendiri dan enggak ada masalah. Kita akan tetap demokratis." ujar Prasetyo.

(mdk/arb)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kiai Miftah Ungkap Dampak Mengerikan Judi dalam Kacamata Islam
Kiai Miftah Ungkap Dampak Mengerikan Judi dalam Kacamata Islam

Seorang muslim makruh hukumnya mendatangi undangan dari penjudi

Baca Selengkapnya