Mata Elang sasar pengutang

Merdeka.com - Kerjanya memelototi pelat nomor saban sepeda motor lewat. Sambil menyeruput segelas kopi hitam, dia membaca sekilas daftar nomor kendaraan di telepon selulernya. Moestakim, 37 tahun, adalah penagih utang bagi pemilik bermasalah.

Dia biasa mangkal bersama lima rekannya di depan pompa bensin Karang Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat. Mereka bertugas mulai fajar bangkit hingga surya rebah.

Pandangan mereka mesti berlomba dengan ribuan pengendara sepeda motor melaju cepat. Buruan mereka adalah klien dari perusahaan pembiayaan kredit kendaraan bermotor. "Yang menunggak hingga tiga bulan lebih, kita bisa kejar dan berhentiin kendaraannya," kata pria akrab disapa Bang Akim itu kepada merdeka.com Kamis pekan lalu.

Menurut lelaki bergaya rambut mohawk ini, data nomor polisi bermasalah didapatkan melalui kerja sama dengan perusahaan pembiayaan. Tiap tiga bulan tiga ribu data terbaru pengunggak kredit keluar. Dia memasang tarif Rp 1-1,5 juta untuk satu motor tunggakan berhasil disita.

Bisnis mata elang ini sekarang menjamur. Berbagai perusahaan pembiayaan kredit memakai jasa mereka, termasuk PT. Wahana Otomittra Multiartha (WOM) Finance, PT Bussan Auto Finance (BAF), PT Federal International Finance (FIF), dan Adira Finance.

Awalnya, mereka menyimpan data pengutang itu di buku, tapi sekarang telah berganti telepon selular tipe Nokia communicator. "Sekarang sudah enggak malu-maluin lagi. Biarpun modal sendiri pakai telepon seluler saja, lebih gampang, praktis," ujar personel mata elang lainnya, Aji, 37 tahun.

Kelompok penagih utang lepas ini tidak menyasar pemilik menunggak empat hari hingga sebulan. Target mereka adalah pengutang lebih dari sebulan atau nasabah tidak diketahui lagi keberadaannya. Bang Akim menambahkan per bulan minimal bisa menarik 2-3 sepeda motor bermasalah.

Tim mata elang berprinsip antikekerasan. Tugas mereka cuma menggiring penunggak ke kantor cabang pembiayaan terdekat. "Saya selalu datangi dengan sopan. Kami tanya permasalahan yang terjadi," kata Bang Akim.