Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Melibas proyek lewat Ciomas

Melibas proyek lewat Ciomas Ratu Atut diperiksa KPK. ©2013 Merdeka.com/Dwi Narwoko

Merdeka.com - Kuasa dinasti Atut di tanah Banten tidak hanya dalam bidang pemerintahan. Keturunan dari Chasan Sochib itu kini menduduki posisi strategis di Provinsi Banten.

Mulai dari Ratu Atut Chosiyah hingga anak menantu serta istri Chasan berlomba merebut kekuasaan. Namun Chasan lebih dulu menancapkan tiang dalam jaringan bisnis nomor wahid di Banten melalui bendera PT Sinar Ciomas Raya Contraktor (SCRC).

Menurut data diunduh dari situs www.lpkj.org milik Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), PT SCRC kini berubah nama menjadi PT Sinar Ciomas Raya Utama. Dalam kolom administrasi, perusahaan itu didirikan pada 14 Januari 1977 dengan pengesahan dari menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor Y.A.5/27/77.

Pada kolom pengurus, ada enam nama tercatat sebagai pendiri, yaitu Tubagus Chasan Sochib, Tubagus Aan Andriawan, Ita Rosita, Tubagus Hafid Habibullah, Tubagus Ari Chaeruddin, dan Hajjah Ratu Rafiah. Anak dari enam istri Chasan masuk dalam daftar pemegang saham.

Dalam kolom sumber data keuangan, badan usaha anak-anaknya tercatat, yakni Hajjah Ratu Atut Chosiyah, Tubagus Chaeri Wardana, Hajjah Ratu Tatu Chasanah, Tubagus Haerul Zaman, Hajjah Ratu Lilis Karyawati, Tubagus Chendru Zaman, Ratu Ria Mariana, Ratu Heni Chendrayani, Ratu Wawat Cherawati, Tubagus Hafid Habibullah, Tubagus Ari Chaerudin, Ratu Ipah Chudaefah, Tubagus Aan Andriawan, Tubagus Erhan Hazrumi, Ratu Riyanti, Tubagus Bambang Chaeruman, Tubagus Febi Feriana Fahmi, Ratu Aeliya Nurchayati, dan Tubagus Taufik Hidayat. Masing-masing tercatat memiliki saham sebanyak 45 dengan nilai satuan saham sebesar satu juta.

PT SCRU tercatat memiliki kekayaan Rp 112 miliar. Perusahaan ini berpengalaman pengalaman menggarap proyek konstruksi 25 kali selama 2000-2006. Kebanyakan proyeknya berada di daerah Banten.

Dari sekian proyek, nilai terbesar adalah pembangunan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten menelan dana Rp 62,5 miliar. Proyek ini sempat diberhentikan oleh Gubernur Djoko Munandar karena lewat jatuh tempo penyelesaian.

Pada 2002, anak pertama Chasan dari Ratu Rapiah Suhaemi, Tubagus Haerul Zaman, mengerjakan proyek pembangunan Pasar Induk Rawu II senilai Rp 45 miliar. Kini Chaerul Zaman menjabat wali kota Serang periode 2013-2018.

Indonesia Corruption Wath (ICW) dalam laporan berjudul Membongkar Gurita Atut cs menemukan dugaan permainan proyek di Kementerian Pekerjaan Umum serta di tingkat provinsi, kabupaten, dan Kota di Banten.

Tercatat ada sepuluh perusahaan diduga dikendalikan oleh keluarga besar Chasan sochib, yakni PT Sinar Ciomas Wahana Putra, PT Ginding Mas Wahana Nusa, PT Unifikasi Profesional Media Consultant, PT Profesional Indonesia Lantera Raga, PT Andika Pradana Utama, PT Pelayaran Sinar Ciomas Pratama, PT Ratu Hotel, PT Putra Perdana Jaya, PT Balipacific Pragama, dan PT Buana Wardana Utama.

"Secara keseluruhan pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemerintah Provinsi Banten diduga perusahaan dikendalikan langsung oleh Atut dan jaringannya mendapat 175 proyek dengan nilai kontrak Rp 1,148 triliun," kata Firdaus Ilyas, Koordinator Divisi Politik Anggaran ICW seperti dikutip kantor berita Antara. "Itu baru dari Kementerian PU, belum kementerian lain dan kabupaten/kota di Banten."

ICW menjabarkan temuannya selama 2008-2013 pada perusahaan dikendalikan langsung oleh keluarga Atut. Dalam lima tahun itu, setidaknya 33 proyek bernilai Rp 478 miliar dari Kementerian Pekerjaan Umum dimenangkan keluarga Atut. Sedangkan pada 2011-2013 pada pengerjaan proyek di Provinsi Banten, ICW menemukan 19 perusahaan kepunyaan keluarga Atut mengerjakan proyek sebesar Rp 244 miliar.

Ada pula temuan ICW soal tujuh perusahaan keluarga Atut mengerjakan proyek Rp 452 miliar. Perusahaan itu adalah PT Sinar Ciomas Raya Utama, PT Ciomas Wahana Putra, PT Profesional Indonesia Lantera Laga, PT Sinar Ciomas Wahana Putra, PT Putera Perdana Jaya, PT Balipacific Pragama, dan PT Buana Wardana Utama.

Berdasarkan penelusuran merdeka.com, PT Sinar Ciomas Raya Utama dimiliki oleh Tubagus Chasan Sochib. Sedangkan PT Putera Perdana Jaya, PT Balipacific Pragama, dan PT Buana Wardhana Utama kepunyaan Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan.

Sedangkan dalam proyek provinsi, enam perusahaan keluarga Atut melibas 19 paket proyek bernilai Rp 244 miliar. Enam perusahaan ini membawahi tiga jenis pekerjaan, yakni pembangunan jalan, pengadaan alat kedokteran, dan rehabilitasi sungai Ciputat. Perusahaan itu ialah PT Sinar Ciomas Raya Utama, PT Putera Perdana Jaya, PT Balipacific Pragama, PT Buana Wardhana, PT Profesional Indonesia Lantera Laga, dan PT Sinar Ciomas Wahana Putra.

Sayangnya Ratu Atut, Airin Rahmi Diany, dan suaminya, Wawan, tidak mau berkomentar ketika ditanya wartawan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jumat pekan kemarin, Atut dan Wawan menjalani pemeriksaan dalam kasus dugaan suap melibatkan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar. Keduanya diperiksa perihal sengketa pemilihan bupati Lebak, Banten.

"Saya diperiksa untuk STA. Saya pulang, terima kasih," kata Atut seraya meninggalkan gedung KPK dan masuk ke dalam Mitsubishi Pajero hitam berpelat nomor B 22 AAH. (mdk/fas)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
5.825 KK Terancam Kena Dampak Pembangunan Waduk Cibeet dan Cijurey
5.825 KK Terancam Kena Dampak Pembangunan Waduk Cibeet dan Cijurey

Pemkab Bogor mengaku hanya bertugas mendata. Sementara pengalihan warga terdampak ataupun lokasi dan jalan yang terimbas itu kewenangannya Pemprov Jabar.

Baca Selengkapnya
Harvey Moeis dan Helena Lim Kecipratan Rp420 Miliar Hasil Korupsi Timah
Harvey Moeis dan Helena Lim Kecipratan Rp420 Miliar Hasil Korupsi Timah

Aliran uang itu semula dari mantan Kepala Dinas Pertambangan Dan Energi Prov Bangka Belitung.

Baca Selengkapnya
PT PII Jamin 47 Proyek Infrastruktur Senilai Rp474 Triliun, Ini Daftarnya
PT PII Jamin 47 Proyek Infrastruktur Senilai Rp474 Triliun, Ini Daftarnya

Sebanyak 19 di antaranya merupakan PSN dengan nilai investasi mencapai Rp268 triliun.

Baca Selengkapnya
Dapat Proyek di IKN Nusantara, Realisasi Kontrak PT PP Tembus Rp3,5 Triliun di Januari 2024
Dapat Proyek di IKN Nusantara, Realisasi Kontrak PT PP Tembus Rp3,5 Triliun di Januari 2024

Realisasi ini meningkat sebesar 99,96 persen (yoy) dibandingkan dengan realisasi Januari tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Kejagung Koordinasi dengan BPK soal Kerugian Negara dari Korupsi Timah
Kejagung Koordinasi dengan BPK soal Kerugian Negara dari Korupsi Timah

Sejauh ini nilai kerugian negara akibat korupsi tersebut senilai Rp271 triliun.

Baca Selengkapnya