Mengeruk Pundi-Pundi Memanfaatkan Pandemi
Merdeka.com - Pandemi berbuah bencana untuk pasangan suami istri ini. Bukan karena kehilangan orang dicintai. Mereka harus berurusan dengan polisi dan mendekam di bui.
AEP dan TS bersekongkol mencari keuntungan di tengah kesulitan. Kartu vaksinasi Covid mereka palsukan. Demi pundi-pundi kekayaan.
Kisah suami istri di Bogor ini bukan satu-satunya. Banyak kasus serupa diungkap. Ragam modus dilakukan. Memperdaya mereka yang membutuhkan.
-
Apa saja penyakit kritis yang meningkat? Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik (jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, dan lainnya) di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di tahun 2022.
-
Siapa yang jadi target penjualan obat di Tasikmalaya? Kasat Narkoba Polres Tasikmalaya, AKP Beni Firmansyah, menjelaskan bahwa ketiga tersangka menargetkan pelajar sebagai pasar untuk obat terlarang yang mereka jual.
-
Kenapa pelaku jual obat di Tasikmalaya? 'Mereka memanfaatkan kondisi pelajar yang masih labil dengan iming-iming bisa tidur nyenyak setelah mengonsumsi obat ini,' jelasnya.
-
Mengapa intervensi sering terjadi di bidang kesehatan? Dalam KBBI intervensi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan atau mengubah penyebaran penyakit. Bentuk intervensi dalam bidang kesehatan atau keperawatan, lebih mengarah pada campur tangan tenaga medis untuk berupaya memberikan kesembuhan pada pasiennya.
-
Bagaimana pelaku jual obat di Tasikmalaya? 'Awalnya mereka menyebarkan informasi dari mulut ke mulut, menawarkan obat ini dengan janji tidur yang nyenyak,' tambahnya.
-
Bagaimana cara pengedar Pil Koplo mendapatkan barang? 'Saya beli ini di Tangerang Selatan. Satu paket. Saya tahunya dari teman. Saya jualan ini baru dua bulan,' kata Gery, dikutip dari YouTube Liputan6 (22/2).
Catatan kepolisian. Kasus memanfaatkan situasi pandemi bukan cuma pemalsuan. Sejumlah orang juga melakukan penimbunan. Mulai tabung oksigen hingga obat-obatan.
Data Mabes Polri pada akhir Juli lalu, sebanyak 33 kasus penimbunan obat terapi Covid-19 dan tabung oksigen, ditemukan. Para pelaku juga menjual obat di atas harga eceran tertinggi (HET) dan tanpa izin edar.
Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Rusdi Hartono, memastikan. Kepolisian terus memantau dan menindak praktik ilegal memanfaatkan pandemi.
"Kita dapat melihat ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan situasi sulit seperti ini. Mencari keuntungan dengan cara-cara yang ilegal, melakukan penimbunan, melakukan transaksi penjualan obat tentunya di luar daripada ketentuan," kata Rusdi beberapa waktu.
Bagi sebagian orang, pendemi mungkin bukan kesulitan. Justru, sebuah kesempatan. Memanfaatkan keadaan. Agar hidup menjadi lebih mapan.
Kriminolog Universitas Budi Luhur, Chazizah Gusnita, mengatakan maraknya bisnis ilegal terkait penanganan pandemi karena kondisi ini dianggap sebagai kesempatan emas dan peluang besar mendapatkan keuntungan.
Dia menjelaskan, tingginya kebutuhan masyarakat khususnya di bidang kesehatan menjadi lapak segar bagi mereka yang terbiasa menggerakkan bisnis kejahatan.
"Artinya memanfaatkan segala sesuatu untuk diperjualbelikan dengan cara yang ilegal tadi. Misal, masker sejak awal pandemi sudah muncul problematika tentang masker. Kenapa? Kebutuhan akan masker tinggi. Ada penimbunan, ada yang meningkatkan harga berkali kali lipat. Hal-hal yang ilegal sebenarnya nggak patut untuk dilakukan justru dibisniskan," katanya kepada merdeka.com, Selasa (3/8).
Kelompok ini juga melihat ada kesempatan. Dia mencontohkan, saat pelaku kejahatan beralih target tidak lagi melakukan kejahatan konvensional seperti curanmor.
"Jadi seperti masker, oksigen, PCR ternyata jauh lebih menguntungkan secara bisnis kejahatan dengan menggunakan peluang-peluang yang seperti ini daripada yang curanmor kejahatan konvensional misalnya, risiko jauh lebih tinggi," jelasnya.
Alasan lain praktik ilegal ini mendadak tumbuh subur karena pelacaknya cenderung sulit.
"Tingkat ketahuannya jauh lebih rendah. Masyarakat sadar nggak sadar. Sadarnya setelah sekian lama kaya PCR di Medan kemarin. Kayak masker kemarin, setelah sudah untung banyak baru terungkap," katanya.
Selain itu faktor ekonomi juga mempengaruhi. Chazizah mengatakan, di saat ekonomi yang serba sulit seperti ini banyak masyarakat ingin meraup untung banyak dalam waktu singkat.
"Karena himpitan ekonomi yang cukup berat pada saat ini situasinya seperti ini, mau tidak mau harus mengikuti pola hidup baru akhirnya ya sudah ada kesempatan ini munculah tadi suatu tindak pidana yang mengaitkan dengan situasi kondisi covid ini," ujar Chazizah.
Chazizah juga menyatakan banyak pelaku kejahatan yang sudah tidak memikirkan sisi kesulitan orang lain. Yang ada di otaknya, hanya bagaimana bisa bertahan hidup dan mendapat untung.
"Apalagi kondisi seperti ini sudah mau orang mati sekalipun dia mungkin tidak peduli, yang penting dia tetap bertahan hidup. Menjalankan hidup, dapat untung, dia bisa menikmati keuntungannya hal sedemikian rupa seperti yang terjadi dalam bisnis kejahatan," tutup Chazizah.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku akan menyerahkan rekening yang jumlahnya bisa ratusan kepada pengepul.
Baca SelengkapnyaHengky menyebut, temuan polisi, korban memiliki latar belakang berbeda-beda. Mulai dari pedagang, guru, hingga lulusan S2.
Baca SelengkapnyaPelaku TPPO seringkali mengiming-imingi korban dengan pekerjaan melalui rekrutmen sebagai pekerja migran
Baca SelengkapnyaBeredar video mengenai pengakuan sejumlah korban interview bodong.
Baca SelengkapnyaAda ratusan rekening inaktif yang diperjualbelikan untuk judi online.
Baca SelengkapnyaKomisi III DPR juga mengingatkan agar PPATK memiliki komitmen yang konkret dalam memberantas kasus judi online.
Baca SelengkapnyaPolri membongkar modus baru pelaku judi online dengan menawarkan berbagai janji manis untuk menjerat para pemain.
Baca SelengkapnyaKomplotan pencuri sepeda motor antardaerah terbongkar di Palembang. Anggotanya merupakan residivis kasus curanmor, pembunuhan, hingga peredaran narkoba.
Baca SelengkapnyaPerjudian online terdeteksi marak di Mekong Region Countries dan mulai berkembang saat pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaCara pungli dilakukan dengan mengutip langsung kepada para pedagang lebih dari tiga kali dan dilakukan orang berbeda pada pukul 03.00 hin
Baca SelengkapnyaBanyak dedengkot disindikat perdagangan orang tidak tersentuh. Jika ada penindakan hanya pekerja lapangan yang kena
Baca SelengkapnyaDia menyebut pihaknya menemukan ratusan ribu rekening tersebut berasal dari beberapa hal.
Baca Selengkapnya