Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menginduk pada Mami di Kalijodo

Menginduk pada Mami di Kalijodo Lokalisasi Kalijodo. ©2016 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Dari seberang Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Dendi berbagi cerita. Bermodal motor, setiap malam dia bertugas mengantar beberapa perempuan berpakaian minim dengan gincu tebal ke tempat bekerja. Dia lebih sering mengantar para perempuan itu ke bangunan semi permanen yang kini berdiri di bawah jalan tol Pluit-Tomang, persis di seberang RPTRA Kalijodo.

Bukan hanya Dendi, ada beberapa lelaki lain yang juga memiliki tugas sama. Lantas dia menunjuk ketika motor matic warna putih dan motor bebek putih melintas membonceng dua perempuan. Hanya satu motor yang berhenti di antara bangunan semi permanen di Kalijodo. Satu motor lainnya menyeberangi jembatan, melintas ke arah pintu masuk RPTRA Kalijodo.

"Itu yang satu lagi dianterinnya di Royal situ yang rel kereta. Jadi ada dua tempat, di sini (Kalijodo) satu, sama di Royal satu. Kalau buat harganya sama saja, cuma tempatnya saja yang beda mas itu," celetuk Jaelani, seorang pedagang kopi yang saban malam selalu mangkal di bawah kolong Tol Pluit.

Malam itu kopi seduhan Jaelani menemani Dendi berbagi cerita tentang denyut lokalisasi Kalijodo yang belum mati. Sebagai calo bisnis syahwat, dia memahami geliat bisnis lokalisasi bagi masyarakat kelas bawah di daerah utara Jakarta. Penggusuran rumah warga dan kafe-kafe di Kalijodo pada Februari 2016 tidak membuat bisnis syahwat berhenti. Hanya lokasi saja yang berpindah. Kalijodo masih menjadi kawasan lampu merah atau istilah kawasan bagi para pengumbar syahwat.

Dendi menyebut ada tiga lokalisasi kelas bawah yang tumbuh usai Kalijodo digusur. Pertama, masih di kawasan Kalijodo. Tepatnya di bawah jalan tol Pluit-Tomang, di seberang RPTRA. Bentuknya bangunan semi permanen dengan triplek dan atap asbes. Kedua, pintu kereta Royal yang jaraknya hanya 500 meter dari kawasan Kalijodo. Di kawasan ini biasanya para perempuan malam mangkal di sekitar rel. Jika mendapat pelanggan dan terjadi kesepakatan transaksi, mereka beralih ke kos. Ketiga, di daerah Pesing.

Perempuan-perempuan yang menjajakan jasanya di Pesing dan Royal, tetap menginduk ke Kalijodo. Dikoordinir oleh perempuan yang disebut Mami. Namun, beda lokasi berbeda pula tarifnya.

"Di Pesing lebih murah daripada di sini mas. Kalau di sana itu cuma Rp 60.000, terus kalau emang kita kenal sama calo atau ceweknya paling bisa dikasih Rp 50.000 mas," lanjut Dendi, Rabu (7/6).

Tarif kencan di Kalijodo dan Royal lebih mahal. Sekitar Rp 150.000 sampai Rp 200.000 untuk sekali kencan. Tarif itu sudah termasuk jaminan keamanan dari para calo dan mami, untuk pelanggan. Jaminan yang dimaksud adalah tidak akan dirazia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan polisi.

"Kalau di sini (Kalijodo) sama di Royal aman razia dari Satpol PP sama Polisi, paling kalau ada cuma lewat saja, cuma patroli. Beda sama di Pesing, di sana murah ya karena sering dirazia sama Satpol PP mas, makanya murah cuma Rp 60.000," jelasnya.

Dendi mendengar kabar, lokalisasi di bawah tol Pluit dan di Royal aman dari razia karena ada setoran untuk mereka. Sebab, mereka lebih takut pada Satpol PP dibanding polisi. Alasannya sederhana, razia yang dilakukan Satpol PP selalu disertai pembongkaran lapak dan bangunan mereka. Selain itu, mereka yang terjaring Satpol PP juga biasanya selalu berakhir di kantor dinas sosial. Sehingga mereka tidak bisa kembali bekerja.

"Satpol PP juga kalau ngerazia semuanya diangkutin mas, sampai tenda-tenda di situ diangkatin juga," ucapnya.

Ditemui terpisah, Kepala Satpol PP DKI Jakarta Jupan Royte yakin anak buahnya tidak melakukan pembiaran aktivitas prostitusi karena menerima setoran. Sebab, ada sanksi tegas yang menanti mereka.

"Enggak itu, saya tindak tegas. Saya jamin Satpol PP enggak ada. Karena saya tegas berkaitan dengan pungli kalau ada kasih saya langsung, pasti saya proses. Saya tegas itu," kata Jupan di Kepulauan Seribu, Sabtu (10/6).

Sesuai aturan kepegawaian, sanksi pemecatan pasti diberikan jika ada Satpol PP yang ikut 'berperan' melanggengkan bisnis syahwat di Kalijodo. Itu komitmennya yang disampaikan ke semua anak buahnya.

"Tentu dengan aturan kepegawaian dan paling berat pecat. Insya allah satpol pp sudah berubah Saya tegas itu, saya paling anti itu. Karena saya juga waktu camat pasang stiker zona bebas korupsi," tutupnya.

Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat juga tidak akan memberi ampun pada aparat pemerintahan yang melakukan pembiaran adanya aktivitas prostitusi di Kalijodo yang berdekatan dengan ruang ramah anak. Djarot akan menindak tegas anak buahnya jika kedapatan menerima setoran untuk mengamankan bisnis syahwat di sana.

"Malah demen aku kalau yang dia nyetor ke Satpol PP, tunjukin Satpol PP nya yang mana, siapa, malah demen nanti kita sikat sekalian sama Satpol PP nya," singkat Djarot saat ditemui di Kepulauan Seribu.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Miras dan Kondom Warnai Penggusuran Gang Royal
Miras dan Kondom Warnai Penggusuran Gang Royal

Anak di bawah umur pernah dijadikan budak prostitusi di kawasan Gang Royal.

Baca Selengkapnya
Karayuki-san, Potret Gelap dan Mengerikan Wanita Penghibur Jepang di Nusantara
Karayuki-san, Potret Gelap dan Mengerikan Wanita Penghibur Jepang di Nusantara

Wanita-wanita ini disebut Karayuki-san. Mereka dipekerjakan di rumah-rumah bordil yang tersebar di Sumatera dan Jawa.

Baca Selengkapnya
Korban Pencabulan Satu Keluarga dengan Modus Syarat Masuk Kuda Lumping Bertambah
Korban Pencabulan Satu Keluarga dengan Modus Syarat Masuk Kuda Lumping Bertambah

Korban pertama diperkosa beberapa kali oleh para tersangka.

Baca Selengkapnya
Ji Lak Keng, Tempat Prostitusi Terkenal di Jakarta era Kolonial, Kini Jadi Apa?
Ji Lak Keng, Tempat Prostitusi Terkenal di Jakarta era Kolonial, Kini Jadi Apa?

Ji Lak Keng atau Jilakeng kerap kali disebut-sebut sebagai ‘Las Vegas-nya Batavia’ karena menjadi tempat hiburan dan prostitusi teramai di Batavia.

Baca Selengkapnya
Usai Nonton Video Porno, Lima Pelajar SMP Patungan Rp5.000 Sewa Waria
Usai Nonton Video Porno, Lima Pelajar SMP Patungan Rp5.000 Sewa Waria

Mereka meminta untuk onani di lahan kosong pinggir jalan.

Baca Selengkapnya
Ngabuburit di Pinggir Rel Purwakarta Konon Bisa Dapat Jodoh, Begini Ceritanya
Ngabuburit di Pinggir Rel Purwakarta Konon Bisa Dapat Jodoh, Begini Ceritanya

Ada tradisi ngabuburit unik oleh kalangan anak muda di Purwakarta, yakni nongkrong di sekitar rel kereta api.

Baca Selengkapnya
Marak PSK Mangkal di Bekas Lokalisasi Gunung Sampan Situbondo Bukan Warga Lokal, Ini Sosoknya
Marak PSK Mangkal di Bekas Lokalisasi Gunung Sampan Situbondo Bukan Warga Lokal, Ini Sosoknya

Tujuh pekerja seks terjaring razia di bekas lokalisasi Gunung Sampan Situbondo bukan warga lokal. Ini sosoknya.

Baca Selengkapnya
Penampakan Dua Guru Ngaji di Bekasi Pelaku Pencabulan Tiga Santriwati
Penampakan Dua Guru Ngaji di Bekasi Pelaku Pencabulan Tiga Santriwati

Dua guru ngaji di Bekasi diduga telah melakukan pencabulan ke beberapa santri perempuan sejak 2020 lalu.

Baca Selengkapnya
Ayah Meninggal dan Ibu Jadi TKW, Anak Berusia 11 Tahun Dicabuli Dua Kakek yang Masih Keluarga
Ayah Meninggal dan Ibu Jadi TKW, Anak Berusia 11 Tahun Dicabuli Dua Kakek yang Masih Keluarga

Kedua kakek yang masih saudara tersebut melakukan pencabulan sebanyak 10 kali sejak November 2023.

Baca Selengkapnya
Fakta-Fakta LGBT di Hutan Kota Cawang: Pelaku Asusila Orang Kaya, Masuk Lewat Pagar Berlubang
Fakta-Fakta LGBT di Hutan Kota Cawang: Pelaku Asusila Orang Kaya, Masuk Lewat Pagar Berlubang

Fakta-Fakta LGBT di Hutan Kota Cawang: Pelaku Asusila Orang Kaya, Masuk Lewat Pagar Berlubang

Baca Selengkapnya
Melihat Hutan Kota Jakarta Jadi 'Basecamp' Komunitas LGBT, Kondom dan Miras Berserakan
Melihat Hutan Kota Jakarta Jadi 'Basecamp' Komunitas LGBT, Kondom dan Miras Berserakan

Berdasarkan pantauan, di sekitar pohon tersebut memang banyak tisu dan botol minuman keras.

Baca Selengkapnya