Menunggu Jokowi bicara Sumur Abadi
Merdeka.com - "Saya ingin agar proyek besar ini memberikan manfaat kepada ekonomi langsung, dan menciptakan sebuah nilai tambah yang memberikan efek berantai (multiplier effect) pada perekonomian nasional kita," kata Presiden Joko Widodo saat membuka rapat terbatas bersama dengan delapan menteri didampingi Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla saat membahas hasil kajian Blok Masela seperti dikutip merdeka.com dari situs Sekretariat Kabinet.
Presiden Joko Widodo sampai saat ini belum mengambil keputusan soal pengelolaan teknologi untuk Blok Masela. Polemik ini meruncing ketika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli meminta Kementerian Energi Sumber Daya Mineral mengkaji kembali teknologi bakal digunakan untuk mengelola Blok Masela.
Polemik ini kian menarik, mengingat ladang gas terbesar dimiliki negeri ini menjadi topik hangat menjelang akhir tahun lalu. Salah seorang sumber merdeka.com mengungkapkan jika ada kepentingan dibalik tarik ulur pengelolaan teknologi bakal digunakan mengelola Blok Masela. Namun dia tidak merinci siapa orang bermain dalam kepentingan ini. "Setiap ada isu besar ada permainan besar," ujar sumber itu pekan lalu.
-
Mengapa Presiden Joko Widodo membangun terowongan? Pembangunan terowongan ini tidak hanya sekedar fasilitas saja, melainkan menjadi ikon keharmonisan antar umat beragama di Indonesia. Lebih dari itu, keberadaan terowongan dapat menjaga serta mempererat tali silaturahmi dan toleransi yang mendukung semangat kebangsaan 'Bhinneka Tunggal Ika'.
-
Bagaimana Menko Perekonomian ingin memperkuat kerja sama ekonomi? "Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Kenapa Jokowi membangun PLBN Motaain? Bagi Jokowi, pembangunan PLBN bukan hanya buat gagah-gagahan semata, dibangun untuk menyalakan ekonomi di daerah itu, jadi syarat pembangunan berkelanjutan.
-
Bagaimana Jokowi ingin tingkatkan kesejahteraan rakyat? 'Pak Joko Widodo menetapkan kebijakan akan menghentikan, menjual kekayaan kita dalam bentuk mentah dengan murah ke luar negeri,' ujar Prabowo.
-
Mengapa Menko Perekonomian mendorong pengembangan infrastruktur? Pengembangan infrastruktur yang signifikan akan terus dilanjutkan sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 guna mewujudkan visi strategis 100 tahun Indonesia.
-
Mengapa Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di Indonesia? Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi masa depan seperti transisi energi dan juga ekonomi digital.
Menengok lebih jauh, temuan cadangan gas terbesar itu bermula saat Inpex Coorporation menemukan Blok Masela di Laut Arafuru, Maluku. Bermodal production sharing contract (PSC) yang ditandatangani oleh pemerintah pada 16 November 1998, perusahaan berkantor pusat di Jepang ini melakukan eksplorasi awal. Inpex langsung ngebut buat melakukan studi pendahuluan.
Hasilnya pada tahun 2000, sumur pertama ditemukan. Inpex menyebut temuan itu sumur abadi satu. "Baru tahun 2000 ditemukan sumur eksplorasi pertama, sumur abadi satu," kata Manager Communication and Relations Inpex Corporation Usman Slamet saat berbincang dengan merdeka.com di kantornya, Jumat pekan kemarin.
Penelitian terus dilakukan Inpex, pada tahun 2002, total sudah tiga sumur di temukan. Lokasi sumur-sumur itu berdekatan. Sumur ke dua ditemukan hanya berjarak 13,5 kilometer, sedangkan sumur ke tiga berjarak 16,5 kilometer. Lima tahun setelahnya, Inpex sudah menemukan tujuh sumur. Setahun setelahnya, Inpex mendapatkan sertifikasi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi, cadangan gas ditemukan 6,9 triliun kaki kubik(tcf).
Hasil temuan itu kemudian dikembangkan. Pada masa pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, Inpex mengajukan rencana pengembangan lapangan Plan of Development (PoD). Metode pengolahan juga ditentukan Inpex. Adalah pengolahan dengan sistem kilang terapung di atas laut (FLNG). Pada tahun 2011, Inpex mendapat dukungan, Royal Dutch Shell bergabung dengan sistem bagi hasil.
"Saat itu sudah FLNG dan langsung di approve pada akhir 2010," tutur Usman. Gabungnya Shell sebagai pengelola Blok Masela berimbas positif. Eksplorasi dilakukan oleh dua perusahaan ini kembali menemukan tiga sumur lagi. Total sepuluh sumur ditemukan. Kandungan gas nya pun melesat tinggi melebihi perkiraan Inpex. Berdasarkan sertifikasi Lemigas kandungan sumur meningkat dari 6,9 triliun kaki kubik (tcf) menjadi 10,7 triliun kaki kubik (tcf).
Setelah dikaji dengan pemerintah, Inpex kemudian mengajukan revisi PoD tahap pertama. "Berdasarkan kajian dari pemerintah, Inpex mengajukan revisi POD satu. Di mana revisinya diajukan akhir 2014," ujar Usman. Jalan pun mulus, Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) menyetujui revisi proposal itu. Namun sebelum keputusan itu keluar, Rizal Ramli bersuara keras. Dia ingin Kementerian ESDM di bawah Sudirman Said mengkaji kembali teknologi pengelolaan Blok Masela.
Rizal berpendapat jika teknologi kilang terapung tidak berpihak pada pengembangan masyarakat di sekitar Blok Masela. Pernyataan itu membuat Kementerian ESDM mengambil jalan tengah. Dia menunjuk konsultan independen untuk mengkaji pengelolaan Blok Masela.
"Itu pendekatan hitungan (accounting) saja, tetapi kami ingin pendekatan ekonomi supaya manfaatnya juga sebesar-besarnya buat rakyat dan masyarakat kita, terutama penduduk Maluku. Ini perlu wawasan yang lebih luas daripada sekitar itu saja," ujarnya kepada wartawan di Balai Kartini beberapa waktu lalu.
Dari data yang diperoleh merdeka.com, banyak kajian telah membahas perbandingan keuntungan pengelolaan Blok Masela melalui kilang di darat ataupun kilang terapung.
Semua memiliki untung rugi. Namun secara pengelolaan, pengelolaan dengan kilang di atas laut jauh lebih murah ketimbang dengan kilang di darat. Kilang terapung membutuhkan dana sebesar USD 14,8 miliar. Sedangkan pembangunan kilang di darat membutuhkan dana USD 19,3 miliar. Ada selisih sebesar USD 5,3 miliar.
Ilustrasinya begini. Jika pengembangan dilakukan melalui kilang di darat, peluangnya ialah tambahan pemesan bagi industri darat yang sudah ada dan mumpuni. Jika di kelola melalui kilang terapung, peluang peningkatan kapasitas industri galangan kapal dan fabrikasi nasional bisa menjadikan para pemain kompetitif.
Sedangkan hitungan dari sisi pendapatan negara, pengelolaan kilang terapung lebih signifikan ketimbang kilang di darat. Dalam dokumen itu disebut terjadi selisih lumayan besar. Jika dikelola melalui kilang di darat (OLNG) pendapatan negara bisa mencapai USD 48 miliar. Sedangkan kilang terapung (FLNG) pendapatan negara sebesar USD 57 miliar. Ada selisih USD 9 miliar. Dokumen itu menyebut selisih sekitar Rp 117 triliun.
"Dapat digunakan untuk kesejahteraan rakyat," tulis dokumen itu.
Namun sampai saat ini belum ada keputusan dari pemerintah untuk menentukan skema pengelolaan Blok Masela. Semoga keputusan keluar kelak berpihak pada kepentingan rakyat. Sudah sepatutnya cadangan gas di lapangan abadi dipergunakan untuk memajukan negeri. (mdk/arb)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menyinggung alasan pemerintah fokus membangun infrastruktur. Salah satunya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Baca SelengkapnyaTitipan ini disampaikan Jokowi saat menghadiri apel kader dan penutupan Rapimnas Partai Gerindra di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta, Sabtu (31/8) malam.
Baca Selengkapnya"Tuntaskan agenda pembangunan yang belum selesai," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaJokowi menambahkan, dalam 10 tahun terakhir Indonesia telah memperkuat infrastruktur air.
Baca SelengkapnyaTeras Hutan Ibu Kota Nusantara dibangun dekat kawasan perumahan tapak menteri wilayah perencanaan 1A KIPP.
Baca SelengkapnyaKepala Negara tak ingin masyarakat tinggal di perumahan yang sumurnya kering dan areanya terkena banjir.
Baca SelengkapnyaPembangunan Bendungan Lolak memakan anggaran mencapai Rp 2,02 triliun.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menekankan pentingnya investasi pada perekonomian negeri. Menurutnya, investasi menjadi kunci dalam pembukaan lapangan kerja.
Baca SelengkapnyaMengawali kegiatannya, Jokowi menuju ke Kabupaten Konawe dengan berkendara dari Kota Kendari.
Baca SelengkapnyaDalam sambutannya, Jokowi menyampaikan manfaat multifungsi dari bendungan Leuwikeris
Baca SelengkapnyaJokowi menginginkan kesuksesan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung terulang di proyek pembangunan IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaBendungan yang dibangun sejak tahun 2017 tersebut, menghabiskan anggaran Rp1,6 triliun.
Baca Selengkapnya