Merekayasa Langit dengan Teknologi Modifikasi Cuaca
Merdeka.com - Otoritas Cuaca China tahun lalu berhasil mengendalikan cuaca dalam acara perayaan Seratus Tahun Partai Komunis China (PKC).
Menurut Universitas Tsinghua, Beijing, pada 1 Juli tahun lalu Partai Komunis China menggelar acara peringatan Seratus Tahun berdirinya partai itu dengan menghadirkan puluhan ribu orang di Lapangan Tiananmen. Tim peneliti dari Universitas Tsinghua mengatakan operasi penyemaian awan beberapa jam sebelum acara dimulai membuat langit menjadi bersih cerah dan polusi juga minim.
Dikutip dari laman South China Morning Post, pemerintah China memberi perhatian khusus terhadap teknologi penyemaian awan dengan menggelontorkan dana miliaran dolar. Mereka menggelar operasi besar-besaran menembak awan dengan kandungan bahan kimia untuk menurunkan hujan di pinggiran Beijing dan sejumlah wilayah sekitarnya beberapa jam sebelum acara Partai Komunis dimulai pada 1 Juli lalu.
-
Kenapa China ingin memperkuat teknologi? Perkembangan teknologi diperlukan China untuk memperkuat ekonomi, terutama pada pondasi yang kuat di sektor ekonomi digital.
-
Teknologi apa yang dikuasai China? China memimpin dalam 37 dari 44 teknologi yang dilacak dalam proyek selama setahun oleh lembaga thinktank, The Australian Strategic Policy Institute. Bidang itu meliputi baterai listrik, hipersonik, dan komunikasi frekuensi radio canggih seperti 5G dan 6G.
-
Siapa yang mendesak peningkatan daya teknologi di China? Para pejabat tinggi di China mendesak agar untuk ditingkatkannya daya teknologi di China karena Presiden AS, Joe Biden melakukan pembatasan kemajuan teknologi dan pembangunan di China.
-
Apa yang dilakukan oleh China di luar angkasa? China melakukan uji coba penelitian aquatik di luar angkasa dengan menggunakan sampel ikan Zebra.
-
Bagaimana awan ini terbentuk? Awan tersebut terbentuk saat angin menghantam penghalang curam seperti pegunungan. Angin tersebut kemudian tersapu ke atas dan memaksa uap air mengembun menjadi lapisan vertikal yang cukup untuk membentuk uap air yang mengembun menjadi awan.
-
Apa yang China luncurkan ke luar angkasa? China Mengerahkan 'Manusia Bersayap' Misterius ke Luar Angkasa, Seluruh Dunia Was-was Pesawat luar angkasa milik Tiongkok kembali beraksi menjalani misinya di luar angkasa.
Dalam makalah penelitian, mereka memperkirakan hujan buatan itu mampu menurunkan kadar polutan PM 2.5 sebanyak dua pertiganya dan meningkatkan kualitas udara dari "sedang" menjadi "baik" sesuai standar Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Tim dari Universitas Tsinghua yang dipimpin oleh Wang Can, profesor sains lingkungan, mengatakan kecil kemungkinannya turunnya polusi saat itu terjadi secara alamiah karena "hujan buatan satu-satunya kejadian alam yang terjadi pada saat itu." Penelitian mereka dipublikasikan di Enviromental Science pada 26 November 2021.
Puluhan ribu orang menghadiri acara PKC di Lapangan Tiananmen yang dimulai pukul 08.00. Setelah acara itu selesai dua jam kemudian, hujan deras mengguyur lokasi tersebut.
Otoritas Cuaca China selama ini memodifikasi cuaca untuk keperluan acara-acara penting sejak 2008 ketika Beijing menjadi tuan rumah dari Olimpiade.
Sepanjang pekan itu sebelum 1 Juli, hujan selalu turun hampir setiap hari. Menurut makalah penelitian tersebut, operasi penyemaian awan selama dua jam dilakukan pada pukul 20.30 malam sebelumnya.
Warga yang tinggal di daerah pegunungan di sebelah barat daya Beijing mengatakan mereka melihat banyak roket diluncurkan. Roket itu diluncurkan untuk membawa bahan kimia iodida ke langit untuk memicu turunnya hujan pada 30 Juni.
"Suaranya sangat keras, mirip petir dan itu berlangsung cukup lama, mirip zona perang," kata seorang warga. "Lalu hujan pun turun sangat deras."
Seorang warga lain mengaku menemukan puing pecahan roket yang jatuh di dekat rumahnya.
China sudah membangun jaringan terbesar dan tercanggih di dunia untuk modifikasi cuaca. Pemerintah tahun lalu meluncurkan program modifikasi cuaca yang meliputi kawasan sebelah barat China, termasuk di Xinjiang dan Tibet. Tujuannya adalah mengantisipasi udara lembap di ketinggian yang dibawa oleh angin dari Samudera Hindia melalui Himalaya, kondisi yang diperkirakan kian meningkat akibat perubahan iklim.
Dengan menggunakan satelit, pesawat, stasiun radar, dan teknologi kecerdasan buatan, otoritas cuaca berusaha memprediksi pergerakan dari udara lembap agar mereka bisa menjalankan operasi penyemaian awan untuk mengendalikan kapan dan di mana hujan akan turun.
Memang ada kekhawatiran proyek berskala besar itu bisa mengganggu pola cuaca di daerah lain. Namun menurut Xu Xiaofeng, mantan wakil direktur Badan Meteorologi China, pemerintah China menyadari risiko ini dan mereka juga memahami keterbatasan teknologi modifikasi cuaca.
"Modifikasi cuaca bukan hanya masalah ilmiah tapi juga proyek rekayasa sosial yang erat kaitannya dengan kepentingan, lingkungan, dan tanggung jawab," tulis Xu dalam makalah yang dipublikasi di jurnal Advances Science and Technology Oktober lalu. "Untuk mengatasi masalah ini, kita perlu aturan baru, kebijakan atau kesepakatan internasional," kata dia.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
China telah berinvestasi secara besar-besaran dalam kemampuan luar angkasanya beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaDijelaskan pula bahwa alutsista yang harus dikerahkan itu berupa pesawat milik TNI AU yang telah dimodifikasi dengan alat pengatur cuaca.
Baca SelengkapnyaModifikasi cuaca dilakukan guna menangani dampak polusi udara di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaHujan buatan memiliki beberapa manfaat untuk mengatasi masalah.
Baca SelengkapnyaChina tak mau kalah dengan satelit Starlink milik Elon Musk. Mereka kini sedang merencanakan sesuatu.
Baca SelengkapnyaModifikasi cuaca dilakukan dengan menyemprotkan embun air oleh dua pesawat Cesna.
Baca SelengkapnyaBanyak negara maju yang ingin membuat matahari buatan.
Baca SelengkapnyaChina mulai jengah sekaligus khawatir terhadap ribuan satelit Starlink di atas wilayah negaranya.
Baca SelengkapnyaMenurut Isnawa, berdasarkan hasil rapat menunjukkan musim kemarau cukup berpengaruh pada meningkatnya polutan di Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mulai marak di Sumatera Selatan menjadi perhatian serius pemerintah. Cuaca di wilayah itu pun dimodifikasi.
Baca SelengkapnyaHujan buatan dapat berdampak buruk bagi lingkungan.
Baca SelengkapnyaData satelit menunjukan ada peristiwa aneh di daerah-daerah di China.
Baca Selengkapnya