Multi sederhana dan multi sebardana
Merdeka.com - Comot Quick Count Pileg 2014 suguhan Radio Republik Indonesia (RRI): 10 partai bakal ber-DPR 2014-19. Gak salahlah nujuman merdeka.com: UU Pemilu Legislatif (Pileg) No 8/2012 berwatak gak bisa memperbaiki apapun.
UU itu bertujuan menggembosi jumlah partai berblusukan di DPR alias penciptaan sistem kepartaian multi sederhana. Biar disanteti 2,5% ambang batas parlemen 2009, beken sebagai santet Parliamentary Threshold (PT), 9 partai tokh menghuni DPR 2009-14. Agar menyusut, selain mencekik syarat partisipasi partai berpileg, mantera santet PT UU Pileg No 8/2012 diperkeras jadi 3,5%. Cuma, walau PT naik, jumlah partai ikutan nambah.
Maklum, UU itu diundangkan 11/5/2012, berwuku Bala, disatpami Dewi Durga, kesohor serem dan sangar. Bushyetnya, diteken sama SBY yang juga berwuku Bala.
-
Siapa Capres yang gagal 4 kali ? Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menjadi kandidat yang paling sering ikut Pilpres yaitu sebanyak tiga kali sejak 2009 dan Pilpres 2024 ini adalah kali keempatnya. Namun, Prabowo belum pernah menang.
-
Siapa saja caleg petahana yang gagal di Pemilu? Sederet petahana calon legislatif (caleg) yang sempat menimbulkan kontroversi di DPR terancam tak lolos parlemen pada Pemilu 2024. Hal itu diprediksi dari rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024 tingkat nasional yang telah disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
-
Apa itu pantarlih pilkada? Salah satunya adalah Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih).
-
Bagaimana menjadi pantarlih pilkada? Dengan mematuhi semua syarat-syarat yang telah ditetapkan, calon Pantarlih akan memenuhi kualifikasi untuk mendaftar sebagai Pantarlih pada Pilkada 2024.
-
Apa itu Pantarlih Pemilu? Pantarlih adalah singkatan dari Petugas Pemutakhiran Data Pemilih. Dipilihnya pantarlih ini tentu memiliki tugas dan kewajiban yang jelas. Sebagai salah satu peran penting dalam pelaksanaan pemilu, maka perlu dipahami lebih lanjut apa itu Pantarlih Pemilu.
-
Apa itu Coklit Pemilu? Coklit pemilu adalah singkatan dari pencocokan dan penelitian pemilihan umum bagi daftar pemilih tetap. Melalui kegiatan coklit, petugas akan melakukan pengecekan ulang terhadap data pemilih yang terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT), untuk memastikan keakuratan dan keabsahan data.
Berdasar Eyang Uwe Kranepohl, maka gak ada partai masuk ke dalam partai papan atas (kurang dari 20%). PDIP, Golkar, Gerindra dan Demokrat itu papan menengah (10 s/d 20%) dan sisanya papan bawah (di bawah 10%).
Buat ngukur wora-wirinya penghuni DPR, umumnya dimainkan pelet pengasihan Volatilitasnya Eyang Pedersen, kesohor sebagai Pedersen Index. Misalnya, ngebandingin persentase suara dua pileg berturut-turut. Tingginya Volatilitas, bisik Eyang Detlef Nolte, bisa dijadikan indikator pelembagaan sistem kepartaian.
Ngebandingin pileg 2014 dengan 2009 lewat Pedersen Index cuma dengan partai-partai ber-DPR tentu gak sempurna, sebab mengabaikan partai-partai yang gagal. Kendati begitu, dari hasil perolehan suara, rapopolah mengintip persilihan di DPR 2009 dan 2014.
Berdasar Quick Count RRI, maka volatilitas DPR 2014 dan DPR 2009 terbilang tinggi (20%-an). Meski njomplang perbandingannya, maka supaya ada gambaran: Volatilitas di Eropa Barat 1885 s/d 1985 rata-rata 8,5%; di AS 1948 s/d 1996 itu 4,5%; 1980-1997 di Brazil 27,7 %, di Argentina 13,2%, Cile 10,0% atau Meksiko 14,8%.
Jika secara ideologis partai dikubukan ke dalam Islam dan Sekuler sesuai sabda Eyang Mulyana Kusumah, maka Volatitas di kubu Islam itu rendah (sekitar 4%). Sebaliknya, di kubu Sekuler amat sliwar-sliwer (sekitar 16%).
Naga-naganya, dahsyatlah konspirasian Engkong Fengshui. Dalam merdeka.com 17/1/2013, Engkong Fengshui berbisik, Nasdem mujur gara-gara bernomor urut 1, bintang fulus dan selalu menguntungkan. Juga Gerindra, bernomor urut 6, bintang surga dan kemujuran, ujar Engkong Fengshui (Merdeka.com 21/02/2013).
Nahas itu Demokrat bernomor 7, sesuai Engkong Fengshui (merdeka.com 1/3/2013) angka jeblok, bintang kekerasan dan perampokan, meski berbesanan dengan nomor chia-hwe (cantik) 8 dan mengandalkan ramalan Mbah Ruhut Sitompul yang luput sitompulin tanda-tanda alam. Mungkin akibatnya, habis Anas, terbitlah nahas.
Diramalkan, 10 partai akan ber-DPR, sebab ke 10 partai itu harus lolos dari santet ambang terselubung, beken sebagai hidden/natural threshold, berupa District Magnitude alias jumlah kursi dalam satu daerah pemilihan (dapil), ada sejak 2004, meski beda dikit. Buat misalnya dapil berkursi 3 kawin dengan cara penghitungan suara metoda kuota suara terbanyak, partai boleh berharap ber-DPR jika bersuara minimal 16,6%. Pasti n-DPR bila bersuara 25%. Untuk dapil berkursi 10, parpol bisa ngalab kursi, bila suaranya minimal 5%, dan pasti ber-DPR kalau bersuara 9,1%. Belum lagi, di setiap dapil kadangkala muncul tuyul Population Paradox serta tuyul genap dan ganjilnya dapil.
Maka, pentinglah alokasi kursi itu. Contoh Dapil VI Jatim, sarangnya PDIP: kursi semestinya 10, bukan 9. Biar dikibulin, beruntunglah Capresnya Rapopo.
Alhasil, peluang partai-partai papan bawah ber-DPR diperkirakan di 66 dari 77 dapil berkursi 6-7 s/d 10. Tentu, parpol papan bawah boleh merindukan kursi di dapil-dapil kecil, jika di sana sarang pendukungnya.
Sebaliknya, santet ambang terselubung bakal maujud jadi pelet pesugihannya partai-partai papan menengah. Peraupan kursi DPR-nya PDIP bisa terkatrol jadi 25%, Golkar 20 %, Gerindra 15%, tergantung pada slebaran kekuatan.
Rapopolah sistem kepartaian multi sederhana gagal tercipta. Paling tidak, buat pileg mendatang, tetap bersistem kepartaian multi sebardana. (mdk/tts)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pilkada hanya diikuti oleh paslon tunggal, setelah KPU mendiskualifikasi paslon lainnya.
Baca Selengkapnya"Wacana dua poros sampai saat ini sepertinya masih akan sulit diwujudkan,"
Baca SelengkapnyaKetua KPU RI Mochammad Afifuddin mengatakan bahwa pilkada ulang direncanakan diselenggarakan pada September 2025.
Baca SelengkapnyaKetua Baleg DPR RI, Supratman Andi Agtas menjelaskan pemenang Pilkada tak perlu memperoleh suara 50+1 seperti pada aturan Pilpres.
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu 2024, terdapat 24 partai politik yang akan bertarung. Sementara Orde Baru hanya ada tiga partai.
Baca SelengkapnyaKotak kosong berhasil mengalahkan pasangan calon tunggal di dua daerah Pilkada yakni Pangkalpinang dan Bangka.
Baca SelengkapnyaPilkada ulang dilakukan karena calon kepala daerah tunggal kalah melawan kotak kosong.
Baca SelengkapnyaDari pergantian pemimpin itu, partai pengusung yang berkuasa juga berganti.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, hal ini dapat dipidana apabila narasi tersebut sampai ke tahap fitnah yang diarahkan kepada calon kepala daerah saat proses kampanye.
Baca SelengkapnyaMenteri Investasi Bahlil Lahadalia sempat mengulas siklus pemegang kekuasaan tidak ada partai politik yang bisa berkuasa lebih dari 10 tahun.
Baca Selengkapnya