Nasib Setelah Vaksinasi
Merdeka.com - Teriakan Trio Fauqi Firdaus memecah malam. Membangunkan seisi rumah. Tubuhnya kesakitan. Tidak kuat menahan demam dan sakit di kepala. Keadaan terus semakin memburuk. Hingga akhirnya rasa sakit tidak lagi tertahan. Trio pun dinyatakan meninggal dunia.
Pria 22 tahun itu meninggal ketika dibawa ke rumah sakit pada Kamis siang, 6 Mei 2021. Sehari sebelumnya baru saja dia menjalani dosis kedua Vaksin AstraZeneca di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
"Sampai akhirnya dia tak sadarkan diri (dan) dibawalah ke rumah sakit, setelah dibawa selang beberapa saat ada dokter yang datang dan bilang bahwa (Trio) ini sudah meninggal dunia," ujar sang kakak, Vickih, kepada merdeka.com.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Siapa yang meninggal dalam insiden ini? Yang lebih memilukan, kedua teknisi itu masih sangat muda, berusia 19 tahun dan 21 tahun.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Siapa saja yang menerima vaksin cacar monyet? Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, kriteria penerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
-
Siapa yang meninggal? Ketua Umum PP Perbasi, Danny Kosasih, telah meninggal dunia.
Karyawan kontrak PT Pegadaian (Persero), itu terdaftar dari 6.000 orang penerima vaksin di GBK kala itu. Dia datang bersama 500 karyawan Pegadaian lainnya.
Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) tengah melakukan investigasi terhadap kematian Trio. Komnas KIPI merekomendasikan kuburan Trio dibongkar guna melakukan autopsi untuk mengetahui keterkaitan antara kematiannya dengan vaksinasi Covid-19 AstraZeneca.
Sakit serupa pun dirasakan Abdullah Malanua, 44 tahun. Warga Bali berprofesi sebagai tukang jahit itu sudah sakit kurang lebih dari selama sepekan.
Abdullah juga merasakan sakit di kepala. Kerap muntah dan tubuhnya keringat dingin. Ada dugaan riwayat penyakit tekanan darah tinggi, diabetes dan kolesterol. Kondisi itu dirasakan setelah mengikuti vaksinasi. Kala itu Abdullah mendapat Vaksin AstraZeneca.
"Tapi meninggalnya belum tentu karena vaksinnya," kata Kepala Dusun Batu Bintang Desa Dauh Puri Kelod, Nyoman Mardika saat dihubungi.
Sejauh ini Komnas KIPI mencatat 30 orang ditemukan meninggal usai melakukan vaksinasi Covid-19. Dari jumlah itu, 27 di antaranya menggunakan vaksin Sinovac. Sementara kasus kematian untuk vaksin AstraZeneca terdapat 3 kasus. Dua terjadi di Jakarta, dan satu lagi berada di Ambon, Maluku.
Executive Secretary ITAGI Julitasari Sundoro menyampaikan, tidak mudah untuk menentukan penyebab kematian Trio. Lantaran yang bersangkutan meninggal ketika tiba di rumah sakit. Karena itu tidak ada data medis untuk menentukan penyebab kematiannya. Karena itu, dia salah satu cara untuk mengetahui penyebab kematian yakni lewat proses autopsi.
"Dia datang ke rumah sakit sudah dead of arrival. Sudah meninggal sampai rumah sakit. Jadi tidak punya data apapun sama sekali. Bagaimana kita bisa menegakkan diagnosa," ujar Julitasari kepada merdeka.com.
Sejauh ini vaksin Astrazeneca sudah dipakai hampir 1 miliar dosis di seluruh dunia. AstraZeneca juga dinilai masih layak digunakan.
Dengan nomor bets CTMAV547, hasil uji toksisitas dan sterilitas dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Berdasarkan hasil pengujian yang, dapat disimpulkan bahwa tidak ada keterkaitan antara mutu Vaksin COVID-19 Astrazeneca bets CTMAV547 dengan KIPI yang dilaporkan.
Ketua Komnas KIPI Prof. Hindra Irawan Satari mengatakan, dari 3 kasus yang meninggal telah diketahui dua kasus. Yakni meninggal karena covid dan radang paru-paru. Sementara untuk Trio belum diketahui.
Saat ini tengah dilakukan pemeriksaan, tetapi untuk vaksinnya tidak tercemar dan tidak mengandung zat berbahaya. Berharap hasil autopsi segera keluar. Sejauh ini Komnas KIPI masih merekomendasikan AstraZeneca aman. "Memang tidak mudah menetapkan penyebabnya," ujar Hindra.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemkes, Siti Nadia Tarmizi, menegaskan pemerintah terus menjamin keamanan vaksin diterima masyarakat. Kondisi saat ini harus diakui bahwa negara mengejar target kebutuhan vaksinasi sebanyak 426,5 juta dosis vaksin.
Sejauh ini sudah ada sekitar 83.910.500 dosis vaksis per 25 Mei 2021. Jumlah tersebut terdiri atas bahan baku (bulk) vaksin dan vaksin jadi.
Adapun untuk keamanan vaksin, Siti menyebut banyak negara kini tidak tebang pilih terkait merek vaksin. Mulai dari Sinovac maupun AstraZeneca dan merek lainnya. Semua merek vaksin yang akan maupun sudah didatangkan dijamin mutu keamanannya.
"Kita manfaatkan dulu yang sekarang. Memang ada yang efek lindungnya enam bulan, efek lindungnya 1 tahun. Nanti kalau berikutnya, kita barang kali bisa pilih. Bukannya dibeda-bedakan. Ya sekarang datang ini kita pakai dulu," ujar dia.
Kementerian Kesehatan pun memastikan terus memantau dan memberikan masukan terhadap pemerintah terkait penggunaan vaksin. Dengan begitu, vaksin yang sudah didatangkan tersebut, benar-benar memiliki manfaat bagi masyarakat dan bagi upaya melawan Covid-19.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta masyarakat jangan takut menerima vaksinasi. Harus diakui memang ada kasus meninggal dunia usai vaksinasi. Meski begitu, belum bisa dikatakan bahwa penyebabnya akibat vaksin.
"Vaksin seperti Anda minum kopi. Setelah minum kopi masa Anda mati karena kopi. Bisa jadi karena jantung," Ketua MUI KH Muhammad Cholil Nafis kepada merdeka.com.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPenyebab meninggalnya petugas pemilu di Jatim bervariasi.
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca SelengkapnyaJumlah ini berasal dari data yang terhitung sejak 14 Februari hingga 22 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaHasyim Asy'ari mengatakan sebanyak 90 petugas KPPS meninggal dunia selama jalannya Pemilu
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaKemenkes mencatat 27 kasus kematian petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaDalam proses administrasi nantinya lebih dulu akan diverifikasi ahli waris sebagai penerima santunan.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca Selengkapnya