NU: Alasan Rukyatul Hilal karena Mengikuti Dalil Otentik
Merdeka.com - Penetapan awal Ramadan dan Idulfitri bisa diketahui dengan penggunaan metode rukyatul hilal dan hisab. Rukyatul hilal bermakna melihat bulan, sedangkan hisab adalah perhitungan.
Organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan metode rukyatul hilal dalam menentukan awal Ramadan, Idulfitri maupun Iduladha. Metode ini dipilih lantaran dianggap sesuai dengan sunah Nabi Muhammad.
Ketua PBNU Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrurrozi mengatakan, metode rukyatul hilal sudah digunakan nabi dan para sahabat dalam menentukan awal waktu. Sedangkan metode hisab baru ditemukan ratusan tahun setelah zaman nabi.
-
Bagaimana cara menentukan Idul Adha NU? Dalam menentukan tanggal Idul Adha hitung mundur, pemerintah yang melakukan sidang isbat terlebih dahulu.
-
Bagaimana cara menentukan awal Ramadhan? Sidang isbat bertujuan untuk memastikan penampakan hilal dan menetapkan secara resmi awal puasa.
-
Bagaimana An Nadzir menentukan awal Ramadhan? Waktu pelaksanaan shalat Ied Fitri dan penentuan awal bulan Ramadhan Jamah An Nadzir selalu lebih awal. Termasuk saat perayaan Idul Adha.
-
Kapan Idul Adha menurut NU? Kemudian pemerintah telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) yang menetapkan Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah jatuh pada Kamis, 29 Juni.
-
Kapan Idul Adha dirayakan menurut NU? Sementara Nahdatul Ulama (NU), dengan metode pemantauan bulan, menetapkan 1 Zulhijah 1444 Hijriah jatuh pada Selasa, 20 Juni 2023. Dengan begitu, ditetapkan pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah menurut NU jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023.
-
Bagaimana cara menentukan jadwal puasa Dzulhijjah? Berikut adalah jadwal puasa Dzulhijjah 2024:Sabtu, 8 Juni 2024 M/1 Dzulhijjah 1445 HAhad, 9 Juni 2024 M/2 Dzulhijjah 1445 HSenin, 10 Juni 2024 M/3 Dzulhijjah 1445 HSelasa, 11 Juni 2024 M/4 Dzulhijjah 1445 HRabu, 12 Juni 2024 M/5 Dzulhijjah 1445 HKamis, 13 Juni 2024 M/6 Dzulhijjah 1445 HJumat, 14 Juni 2024 M/7 Dzulhijjah 1445 HSabtu, 15 Juni 2024 M/8 Dzulhijjah 1445 H (Puasa Tarwiyah)Ahad, 16 Juni 2024 M/9 Dzulhijjah 1445 H (Puasa Arafah)
"Dalilnya jelas karena itu mengikuti nabi, nabi tidak pernah pakai hisab, sahabat tidak pernah pakai hisab," kata Gus Fahrur kepada merdeka.com, Kamis (30/3).
Berikut hasil wawancara merdeka.com dengan Gus Fahrur terkait penggunaan metode rukyatul hilal dalam penentuan awal bulan:
Jelaskan Pengertian Hisab dan Rukyatul Hilal?
Hisab itu perhitungan kalau rukyah itu penglihatan. Jadi pada zaman nabi itu belum ada orang pintar matematika pada hari itu, jadi nabi itu patokannya melihat.
Kamu puasa dengan melihat hilal, buka puasa karena hilal, itu yang paling mudah dilakukan dengan mata telanjang, namanya rukyah.
Kemudian 300 tahun kemudian dari zaman nabi, zaman sahabat hisab itu belum ada, hisab itu kira kira 300 kemudian, ulama-ulama sudah ada teknologi dan sebagainya, mulai kemajuan. Orang menemukan ilmu hisab, ilmu perbintangan itu, dia bisa hitung.
Misalnya hari ini kamu bisa lihat kalender, kalau zaman dahulu kita mesti lihat bulan dulu. Kalau waktu salat kan dulu tunggu matahari tenggelam, sekarang kan enggak perlu tenggelam, tinggal lihat jam saja, oh jam segini Magrib.
Jadi ada ilmu yang orang bisa memperhitungkan tanpa melihat, itu namanya ilmu hisab.
Jadi kalau ditanya dalilnya yang mana itu rukyat, hisab itu enggak ada dalilnya karena hisab itu ilmu yang tumbuh setelah zaman nabi, itu teknologi pengetahuan kemajuan zaman.
Cuma ulama mengatakan boleh hisab, itu alasannya melihat tidak harus dengan mata tapi ya seperti kita melihat jam, ilmu itu dianggap bisa melihat walaupun tidak dengan mata, melihat dengan perhitungan perkiraan.
Makanya itu kemudian ada dua pendapat, yang satu tetap harus melihat karena nabi mengatakan hanya melihat, enggak ada kata-kata menghisab.
Tapi ulama yang di kemudian hari setelah 300 tahun itu mengatakan oh sekarang itu sudah bisa pakai hisab ngapain perlu dilihat, hari ini saya bisa lihat jam ngapain lihat matahari, jadi asalnya itu.
Mengapa NU Lebih Cenderung ke Rukyatul Hilal Dalam Menentukan Awal Bulan Ramadan dan Syawal?
Dalilnya jelas karena itu mengikuti nabi, nabi tidak pernah pakai hisab, sahabat tidak pernah pakai hisab. Ulama 100-200 tahun setelah nabi juga tidak ada yang pakai hisab, jadi NU itu mengikuti dalil otentik.
Sementara Muhammadiyah itu sudah perkembangan, dia itu berdasarkan perkembangan zaman makanya mengatakan hisab itu sudah bisa memperkirakan, melihat, makanya ulama berbeda pendapat.
Boleh enggak Pakai Hisab itu?
Ulama-ulama Timur Tengah mengatakan enggak boleh tapi tetap perintahnya memakai rukyat, makanya di semua negara Timur Tengah, Asean ini (pakai rukyat), yang pakai hisab itu siapa? ya negara negara maju Amerika, Eropa, Australia itu mereka karena merasa perlu kepastian jadi kurang dua bulan bisa dihitung sehingga mereka bisa ngatur kalender, jam libur, maka dianggap lebih memudahkan kalau pakai perhitungan.
Sejak Kapan Metode Rukyatul Hilal Digunakan NU?
Sejak dulu karena ini nabi yang menyuruh, jadi semua ulama dulu zaman nabi sampai sekarang semua mayoritas pakai rukyat semua ulama di dunia ini dan semua negara Islam semua pakai rukyat.
Bisa Dijelaskan Dalil yang Digunakan NU Sebagai Landasan Metode Rukyatul Hilal?
Kalau itu dalilnya sudah sangat jelas di Alquran, Alhadis ada semua. Alquran ada di Google dalilnya bisa kamu cari banyak tinggal copy aja, itu sudah umum.
Jadi gini pendapat yang asli itu rukyat, yang kontroversi itu yang hisab, jadi rukyat itu dalilnya otentik sudah jelas.
Lah yang perlu dalil itu yang hisab, karena hisab ini kan baru dikiaskan dengan melihat perhitungan. Itu dikiaskan dengan melihat dengan mata, jadi dalil aslinya enggak ada tapi ini dalil ini merupakan interpretasi. Jadi yang melakukan hisab itu menginterpretasi bahwasannya karena zaman nabi dulu belum ada hisab, maka nabi rukyat.
Karena sekarang sudah ada hisab ya jalan hisab saja, jadi kalau yang ada dalilnya itu rukyat karena itu yang dilakukan nabi, justru hisab ini enggak ada dalilnya yang letterlijk (harfiah). Jadi hisab itu dalil menerjemahkan, melihat itu enggak harus pakai mata, bahwa pengetahuan itu sudah bisa menggantikan mata hari ini jam tangan bisa melihat matahari.
Penggunaan Metode Rukyatul Hilal ini Erat dengan Kondisi Alam, Apa saja kesulitan Melihat Kemunculan Bulan?
Kalau mendung enggak kelihatan, walaupun secara hisab gini, secara hisab ini terhitung kelihatan tapi karena mendung dijadikan kelihatan.
Terus Gimana?
Ya tetap puasa karena sebetulnya ada, tapi ketutupan (mendung).
Menurut yang rukyat ya dianggap enggak ada, wong faktanya enggak ada. Makanya itu terjadi perbedaan awal puasa, awal hari raya karena apa? kalau mendung kan enggak kelihatan, oh fakta enggak ada.
Tapi kalau hisab itu kan sudah bisa memperkirakan, sebenarnya ada cuma ketutupan, makanya yang pakai hisab itu tetap melakukan seandainya enggak kelihatan ya, pasti besok sudah kelihatan harus puasa, 'karena saya menghitung sudah masuk'. sementara yang rukyat enggak, wong faktanya mendung ya enggak kelihatan.
Tapi kan posisi rukyat itu tidak di satu titik, kayak kemarin (isbat) itu 120 titik, bisa jadi mendung di Aceh tapi cerah di Jawa, bisa jadi mendung di Jawa cerah di Papua.
Jadi gini, kalau di Indonesia itu sudah terlihat di Jatim seluruh Indonesia sama, misalnya di Indonesia ini nampak di Bali ya sudah se-Indonesia ikut.
120 titik itu ada yang melihat, oh Jakarta lihat nih ya sudah (puasa).
Apa Metode Rukyatul Hilal ini Lebih Baik dari Hisab? Apa Alasannya?
Sebab gini, agama ini kan berdasarkan dengan dalil, makanya enggak boleh orang mengatakan wah sekarang sudah canggih terus kemudian puasa ini bisa begini aja begini aja, enggak bisa. Ya puasa (sesuai ajaran) Nabi ngajarin begitu, maka kita enggak boleh melakukan modifikasi atau kita mengatakan itu sudah maju sekarang apa gitu kan.
Jadi Kenapa Ulama masih Kukuh dengan Rukyat?
Karena itu sesuatu yang jelas semua orang lihat fakta, sementara kalau hisab itu ilmu baru, bisa jadi perhitungan saya beda dengan perhitungan anda karena ini kan tidak ada dalilnya. jadi saya menemukan metode ini mengatakan hari ini terlihat, anda mengatakan metode itu oh tidak terlihat.
Dan Mana Metode yang Paling Benar?
kan sama-sama enggak ada dalilnya, makanya tidak bisa dijadikan pegangan sebab metode ini bisa jadi beda-beda karena ini kan penemuan, penemuan dengan ulama A ulama B ulama C bisa jadi berbeda.
Misal ulama A mengatakan sudah nampak 0, pun berarti sudah masuk, ulama B mengatakan kalau tidak 3 derajat tidak masuk, ulama C mengatakan harus 8 derajat. Lah 3 pendapat ini sama sama hisab, makanya karena hisab itu tidak ada dalilnya secara pasti kita ambil yang pasti yaitu rukyah.
Rukyatul Hilal itu Gimana secara Teknis Supaya Masyarakat Awam Paham?
Jadi rukiyat hilal itu melihat dengan mata telanjang dengan teleskop ke arah matahari tenggelam, kemudian tampak bayangan, tampak bayangan ini lebih besar di daerah sini. Itu mata nampak, mata telanjang atau pakai teleskop kelihatan.
Hisab dan Rukyah Sama-Sama Bersumber dari Alquran, Mengapa ada Perbedaan di Masyarakat?
Saya kan bilang nabi tidak pernah hisab, siapa bilang nabi pakai hisab, enggak ada, nabi tidak pernah melakukan hisab, sahabat nabi tidak pernah melakukan hisab, jadi yang bersumber dari nabi hanya rukyah, jadi hisab tidak bersumber dari nabi.
Kan mungkin ada bilang nabi pakai arloji, ya bohong zaman arloji nabi enggak ada kok, jadi ilmu (hisab) itu ditemukan setelah 300 tahun setelah nabi.
Mengapa Penyatuan Kalender Islam Sulit Dilakukan?
Itu sebetulnya bisa, jadi gini kita ini di Indonesia secara agama di luar negeri, di Saudi, di Iran, Mesir, Yordania tidak ada beda hari raya karena tidak ada satupun organisasi yang cawe-cawe terhadap masalah ini. Itu mutlak kewenangan pemerintah, jadi kalau di Indonesia mau dilakukan satu, bisa.
Caranya stop yang lain enggak boleh bicara selain pemerintah, titik. sekarang ini kita soal haji ikut pemerintah, soal pernihakan ikut pemerintah, soal Undang-Undang Wakaf ikut pemerintah.
Jadi kalau mau disatukan bisa, caranya melarang seluruh ormas bikin pengumuman, NU, Muhammadiyah, Persis ormas apapun tidak boleh bikin pengumuman tanpa lewat pemerintah, itu dilakukan di semua negara, enggak ada di negara lain itu ormas bikin pengumuman.
Makanya di Saudi, Mesir, Yordania, Kuwait di seluruh negara Arab tidak ada hari raya beda, karena apa? tidak ada satupun ormas yang berani beraninya umumin. Ini 100 persen hak pemerintah, jadi ormas melakukan pengumuman itu secara ilmu fikih tidak sah.
Secara ilmu fikih, secara agama, secara syariah yang punya kewenangan melakukan penetapan itu pemerintah.
Itulah salahnya pemerintah Indonesia terlalu demokrasi, kalau seandainya pemerintah itu tegas nyatain hilal ya selesai, jadi itu dilakukan di luar negeri begitu.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Samiruddin menegaskan menjunjung tinggi tolerasi dan tetap berpagang pada Alquran dan Hadis
Baca SelengkapnyaGelar Salat Idulfitri Hari Ini, Pimpinan An Nadzir Gowa: Junjung Tinggi Toleransi
Baca SelengkapnyaSidang Isbat adalah salah satu cara yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Agama untuk penentuan awal Ramadan, Idulfitri, Iduladha.
Baca SelengkapnyaTerdapat sejarah di balik tahun baru Islam 1 Muharram yang penting untuk diketahui. Dalam sejarah Islam, tercatat nama besar Umar bin Khattab.
Baca SelengkapnyaJemaah An Nadzir Gowa, Sulsel, menetapkan 1 Ramadan 1445 H atau awal pelaksanaan ibadah puasa pada Senin (11/3) nanti.
Baca SelengkapnyaMelalui sidang isbat, Kemenag menetapkan 1 Zulhijah 1444 Hijriyah jatuh pada hari Selasa, 20 Juni 2023.
Baca SelengkapnyaPersamaan hasil penghitungan penetapan Ramadan tahun ini sangat mungkin terjadi.
Baca SelengkapnyaTarawih pertama 2024 diperkirakan tanggal 10 dan 11 Maret.
Baca Selengkapnya1 Muharram adalah hari penting dalam kalender Hijriyah, yang disambut oleh umat Islam dengan sukacita.
Baca SelengkapnyaTerdapat perbedaan penetapan tanggal Idul Adha di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBulan Haram dianggap sebagai bulan yang dihormati dan memiliki kedudukan istimewa dalam ajaran Islam.
Baca SelengkapnyaDalil Naqli adalah dalil yang berdasarkan firman Allah dan tercantum dalam kitab suci Alquran.
Baca Selengkapnya