Para pencari manfaat dari orang sekarat
Merdeka.com - Sekitar pukul 12.00 WIB, Senin (25/7), Aminah (49) dan suaminya mengantar ayahnya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng. Ayah Aminah mengalami stroke dan kondisinya kritis.
Setibanya di rumah sakit, Aminah langsung mengantar ayahnya menuju Instalasi Gawat Darurat (IGD). Sebelum masuk ruang IGD, Aminah didatangi seorang lelaki yang menggunakan seragam RS tersebut. Tanpa basa basi lelaki itu menawari Aminah kamar untuk rawat inap ayahnya.
Tak pikir panjang, Aminah yang saat itu diliputi rasa cemas akan kondisi ayahnya, langsung menyetujui bantuan dari pegawai RS tersebut. "Mau diurus cepat atau mau mengurus sendiri ke pendaftaran rawat inap, bu?" ujar Aminah menirukan pegawai RS tersebut.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Siapa yang diserang di rumah sakit? Serangan mematikan terhadap rumah sakit itu menewaskan empat orang termasuk seorang anak dan 32 orang lainnya luka-luka serta menghancurkan keseluruhan bangunan rumah sakit menyisakan puing-puing dan kemungkinan korban tertimpa runtuhan.
-
Siapa yang seringkali membutuhkan bantuan? Tak ada cara lain selain berbagi dengan mereka yang membutuhkan.
-
Siapa yang dirawat di rumah sakit? Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, saat ini dirawat di rumah sakit akibat infeksi pernapasan.
-
Dimana rekan kerja yang tidak santun sering ditemui? Mereka kurang menyadari betapa pentingnya berkomunikasi dengan baik dan sopan kepada kolega di lingkungan kerja, sehingga sering melontarkan komentar yang tidak hanya tidak menyenangkan, tetapi juga merendahkan.
-
Siapa yang terlibat dalam Tilik Warga? 'Untuk itu kami siap bekerja sama dengan pengurus Lentera Jiwa yang bertugas memberikan pelayanan kepada warga kami yang belum sembuh dari penyakit ini,' kata Sarju dikutip dari ANTARA.
Setelah mengiyakan tawaran itu, Aminah membawa ayahnya masuk ruang IGD. Dia tidak dipersulit. Cukup melampirkan persyaratan seperti kartu BPJS dan KTP. Ayah Aminah langsung mendapat pertolongan tim dokter. Saat ayahnya dilakukan penindakan medis, Aminah diberi kode oleh lelaki yang menawarkan kamar rawat inap. Aminah diminta keluar ruang IGD.
Lelaki itu langsung menyebut nominal tarif untuk jasanya mencarikan kamar rawat inap. Mulai dari Rp 300.000 hingga Rp 500.000. Karena perasaan cemas khawatir kondisi ayahnya semakin parah, Aminah langsung mengeluarkan dompet dari tasnya. Dia ambil lima lembar uang pecahan Rp 10.000. Transaksi dilakukan di belakang RS. Dari situ Aminah baru menyadari bahwa lelaki berseragam RS itu ternyata calo.
Tidak hanya menawarkan kamar kosong untuk rawat inap, si calo juga menawarkan jasa kemudahan seluruh proses administrasi hingga keluar rawat inap. Dia memasang tarif tinggi. Mulai dari Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta. Tapi kali ini Aminah tak menyanggupi tawaran itu.
"Kalau yang kayak gitu enggak mampu saya, yang kemarin saja bayar segitu udah empot-empotan (pas-pasan)," cerita Aminah sambil berseloroh.
Sesuai kesepakatan awal untuk mendapat kamar rawat inap, si calo terlihat mengurus layanan kesehatan BPJS untuk ayah Aminah. Sementara Aminah hanya tinggal duduk manis sambil menemani ayahnya. Hanya dalam hitungan kurang dari satu jam, ayah Aminah sudah dapat kamar kelas II pasien BPJS. Padahal berkali-kali Aminah mendengar perkataan dokter dan petugas administrasi yang mengatakan tidak ada kamar kosong. Di ruang IGD banyak keluarga pasien yang mengeluh karena belum mendapat kamar untuk rawat inap.
"Dalam IGD itu masih ada yang nunggu kamar tanpa jalur khusus seperti yang ditawarkan ke saya. Mungkin enggak punya uang. Sebenarnya sama kayak saya juga enggak punya uang tapi demi ayah saya," ucap Aminah.
Merdeka.com mencoba menelusuri keberadaan calo kamar maupun antrean berobat jalan. Menurut pengakuan salah satu pegawai RS, beberapa pekan terakhir para calo tak lagi berkeliaran. Saat ini di RSUD Cengkareng maupun RSUD Tarakan terpampang spanduk besar bertuliskan imbauan pada pasien agar tidak memakai jasa calo. Sekitar IGD dijaga ketat tiga orang petugas keamanan. Salah satu petugas keamanan di depan IGD menepis kabar maraknya calo kamar di RS tersebut.
"Enggak ada saya enggak pernah tahu seperti itu, kita jaga tiga karena nanti kalau ada pasien yang datang kita harus sigap," kata satpam tersebut.
Dalam ruang IGD pun terlihat masih ada beberapa pasien yang belum masuk ke ruang rawat inap. Kemudian, tidak jarang terlihat beberapa pasien yang menunggu di kursi roda ataupun di tempat tidur sementara. Keluarga pasien pun rela untuk duduk dan menunggu kerabatnya.
Cerita calo berkeliaran di RS bukan hal baru. Setidaknya sejak 2013 Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok sudah mengetahui praktik semacam ini. Bahkan saat itu Ahok mengatakan bahwa hampir seluruh RS yang ada di Jakarta, ada calonya. Mereka memanfaatkan minimnya informasi yang dimiliki pasien. Praktik semacam ini sempat berhenti, namun tak berapa lama mereka kembali berkeliaran. Praktik percaloan masih tumbuh subur sampai sekarang.
Meski mengaku terus memperbaiki sistem pelayanan, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi tidak menampik masih ada praktik percaloan di beberapa rumah sakit daerah. Mereka memanfaatkan kondisi pasien yang membutuhkan pelayanan cepat dan tak bisa ditunda.
"Tidak menutup kemungkinan ada calo. Di Jakarta, apa sih yang enggak jadi duit. Walaupun semua sistem sudah kita perbaiki dan coba dipermudah, tapi yang namanya orang nakal tetap ada saja. Ibaratnya, polisinya banyak, malingnya juga tambah banyak," kata Koesmedi kepada merdeka.com, Selasa (30/8).
Para calo biasanya beraksi dengan memanfaatkan pasien rawat jalan. Sebab, pasien-pasien itu harus mendapat nomor antrean sebelum berobat. Banyaknya jumlah pasien rawat jalan setiap harinya menjadi celah bagi para calo untuk meraup untung.
Belum lama ini pihaknya menangkap seorang calo yang tengah beraksi di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat. Aksi itu berhasil terekam kamera pengintai yang terpasang di RS. Namun dia tidak mengetahui persis sejak kapan calo itu beraksi di sana. Termasuk modus dan kemungkinan keterlibatan pegawai rumah sakit. Biasanya, calo tidak mungkin beraksi sendiri. Selalu melibatkan 'orang dalam' alias pegawai RS.
"Dia itu calo antrean rawat jalan. Laki-laki, kelihatan di CCTV. Lalu petugas dari RS langsung tangkap dan dibawa ke polisi. RSUD Tarakan sudah mengatakan ke saya kalau sudah ketangkep dan dilaporkan," jelasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada momen haru saat sang pasien terpaksa mengurus hingga tanda tangan berkas persetujuan operasi sendiri.
Baca SelengkapnyaSaat dianiaya korban sempat menyelamatkan diri, meski sudah dalam kondisi terluka.
Baca SelengkapnyaPria sempat panik saat 'diserang' oleh pasien tetangganya di IGD. Begini momen menegangkannya.
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, ada sejumlah pasien yang sedang berada di ruang operasi, bahkan ada yang sedang menjalani tindakan operasi.
Baca SelengkapnyaAksi sigap pegawai dinas sosial jemput kakek yang pakai tongkat dengan kursi roda ini viral. tuai pujian.
Baca Selengkapnya