Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Para pencari manfaat dari orang sekarat

Para pencari manfaat dari orang sekarat Ilustrasi dirawat di rumah sakit. ©Shutterstock.com/Thawan Supasorn

Merdeka.com - Sekitar pukul 12.00 WIB, Senin (25/7), Aminah (49) dan suaminya mengantar ayahnya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng. Ayah Aminah mengalami stroke dan kondisinya kritis.

Setibanya di rumah sakit, Aminah langsung mengantar ayahnya menuju Instalasi Gawat Darurat (IGD). Sebelum masuk ruang IGD, Aminah didatangi seorang lelaki yang menggunakan seragam RS tersebut. Tanpa basa basi lelaki itu menawari Aminah kamar untuk rawat inap ayahnya.

Tak pikir panjang, Aminah yang saat itu diliputi rasa cemas akan kondisi ayahnya, langsung menyetujui bantuan dari pegawai RS tersebut. "Mau diurus cepat atau mau mengurus sendiri ke pendaftaran rawat inap, bu?" ujar Aminah menirukan pegawai RS tersebut.

Setelah mengiyakan tawaran itu, Aminah membawa ayahnya masuk ruang IGD. Dia tidak dipersulit. Cukup melampirkan persyaratan seperti kartu BPJS dan KTP. Ayah Aminah langsung mendapat pertolongan tim dokter. Saat ayahnya dilakukan penindakan medis, Aminah diberi kode oleh lelaki yang menawarkan kamar rawat inap. Aminah diminta keluar ruang IGD.

Lelaki itu langsung menyebut nominal tarif untuk jasanya mencarikan kamar rawat inap. Mulai dari Rp 300.000 hingga Rp 500.000. Karena perasaan cemas khawatir kondisi ayahnya semakin parah, Aminah langsung mengeluarkan dompet dari tasnya. Dia ambil lima lembar uang pecahan Rp 10.000. Transaksi dilakukan di belakang RS. Dari situ Aminah baru menyadari bahwa lelaki berseragam RS itu ternyata calo.

Tidak hanya menawarkan kamar kosong untuk rawat inap, si calo juga menawarkan jasa kemudahan seluruh proses administrasi hingga keluar rawat inap. Dia memasang tarif tinggi. Mulai dari Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta. Tapi kali ini Aminah tak menyanggupi tawaran itu.

"Kalau yang kayak gitu enggak mampu saya, yang kemarin saja bayar segitu udah empot-empotan (pas-pasan)," cerita Aminah sambil berseloroh.

Sesuai kesepakatan awal untuk mendapat kamar rawat inap, si calo terlihat mengurus layanan kesehatan BPJS untuk ayah Aminah. Sementara Aminah hanya tinggal duduk manis sambil menemani ayahnya. Hanya dalam hitungan kurang dari satu jam, ayah Aminah sudah dapat kamar kelas II pasien BPJS. Padahal berkali-kali Aminah mendengar perkataan dokter dan petugas administrasi yang mengatakan tidak ada kamar kosong. Di ruang IGD banyak keluarga pasien yang mengeluh karena belum mendapat kamar untuk rawat inap.

"Dalam IGD itu masih ada yang nunggu kamar tanpa jalur khusus seperti yang ditawarkan ke saya. Mungkin enggak punya uang. Sebenarnya sama kayak saya juga enggak punya uang tapi demi ayah saya," ucap Aminah.

Merdeka.com mencoba menelusuri keberadaan calo kamar maupun antrean berobat jalan. Menurut pengakuan salah satu pegawai RS, beberapa pekan terakhir para calo tak lagi berkeliaran. Saat ini di RSUD Cengkareng maupun RSUD Tarakan terpampang spanduk besar bertuliskan imbauan pada pasien agar tidak memakai jasa calo. Sekitar IGD dijaga ketat tiga orang petugas keamanan. Salah satu petugas keamanan di depan IGD menepis kabar maraknya calo kamar di RS tersebut.

"Enggak ada saya enggak pernah tahu seperti itu, kita jaga tiga karena nanti kalau ada pasien yang datang kita harus sigap," kata satpam tersebut.

Dalam ruang IGD pun terlihat masih ada beberapa pasien yang belum masuk ke ruang rawat inap. Kemudian, tidak jarang terlihat beberapa pasien yang menunggu di kursi roda ataupun di tempat tidur sementara. Keluarga pasien pun rela untuk duduk dan menunggu kerabatnya.

Cerita calo berkeliaran di RS bukan hal baru. Setidaknya sejak 2013 Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok sudah mengetahui praktik semacam ini. Bahkan saat itu Ahok mengatakan bahwa hampir seluruh RS yang ada di Jakarta, ada calonya. Mereka memanfaatkan minimnya informasi yang dimiliki pasien. Praktik semacam ini sempat berhenti, namun tak berapa lama mereka kembali berkeliaran. Praktik percaloan masih tumbuh subur sampai sekarang.

Meski mengaku terus memperbaiki sistem pelayanan, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi tidak menampik masih ada praktik percaloan di beberapa rumah sakit daerah. Mereka memanfaatkan kondisi pasien yang membutuhkan pelayanan cepat dan tak bisa ditunda.

"Tidak menutup kemungkinan ada calo. Di Jakarta, apa sih yang enggak jadi duit. Walaupun semua sistem sudah kita perbaiki dan coba dipermudah, tapi yang namanya orang nakal tetap ada saja. Ibaratnya, polisinya banyak, malingnya juga tambah banyak," kata Koesmedi kepada merdeka.com, Selasa (30/8).

Para calo biasanya beraksi dengan memanfaatkan pasien rawat jalan. Sebab, pasien-pasien itu harus mendapat nomor antrean sebelum berobat. Banyaknya jumlah pasien rawat jalan setiap harinya menjadi celah bagi para calo untuk meraup untung.

Belum lama ini pihaknya menangkap seorang calo yang tengah beraksi di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat. Aksi itu berhasil terekam kamera pengintai yang terpasang di RS. Namun dia tidak mengetahui persis sejak kapan calo itu beraksi di sana. Termasuk modus dan kemungkinan keterlibatan pegawai rumah sakit. Biasanya, calo tidak mungkin beraksi sendiri. Selalu melibatkan 'orang dalam' alias pegawai RS.

"Dia itu calo antrean rawat jalan. Laki-laki, kelihatan di CCTV. Lalu petugas dari RS langsung tangkap dan dibawa ke polisi. RSUD Tarakan sudah mengatakan ke saya kalau sudah ketangkep dan dilaporkan," jelasnya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Momen Menyedihkan Pasien Lansia Dirawat di RS Tak Ada Keluarga yang Menemani, Sampai Tandatangan Operasi Dilakukan Sendiri
Momen Menyedihkan Pasien Lansia Dirawat di RS Tak Ada Keluarga yang Menemani, Sampai Tandatangan Operasi Dilakukan Sendiri

Ada momen haru saat sang pasien terpaksa mengurus hingga tanda tangan berkas persetujuan operasi sendiri.

Baca Selengkapnya
Duduk Perkara Keluarga Pasien Seret dan Aniawa Perawat Puskesmas
Duduk Perkara Keluarga Pasien Seret dan Aniawa Perawat Puskesmas

Saat dianiaya korban sempat menyelamatkan diri, meski sudah dalam kondisi terluka.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Pasien Pria di IGD 'Diserang' oleh Pasien Sebelahnya, ini yang Hampir Terjadi pada Infusnya Sampai Teriak Panggil Suster
Detik-Detik Pasien Pria di IGD 'Diserang' oleh Pasien Sebelahnya, ini yang Hampir Terjadi pada Infusnya Sampai Teriak Panggil Suster

Pria sempat panik saat 'diserang' oleh pasien tetangganya di IGD. Begini momen menegangkannya.

Baca Selengkapnya
Kesaksian Pasien saat RS Citra Arafiq Kebakaran: Terkunci di Ruangan Hingga Operasi Pakai Lampu HP
Kesaksian Pasien saat RS Citra Arafiq Kebakaran: Terkunci di Ruangan Hingga Operasi Pakai Lampu HP

Saat kejadian, ada sejumlah pasien yang sedang berada di ruang operasi, bahkan ada yang sedang menjalani tindakan operasi.

Baca Selengkapnya
Kakek Alami Stroke Ringan Pakai Tongkat Datang Sendiri ke Dinsos, Akui Ingin Urus BPJS Biar Bisa Berobat
Kakek Alami Stroke Ringan Pakai Tongkat Datang Sendiri ke Dinsos, Akui Ingin Urus BPJS Biar Bisa Berobat

Aksi sigap pegawai dinas sosial jemput kakek yang pakai tongkat dengan kursi roda ini viral. tuai pujian.

Baca Selengkapnya