Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemilik media sekadar kejar laba

Pemilik media sekadar kejar laba Ilustrasi menonton televisi. ©2012 Shutterstock/greenland

Merdeka.com - Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Hayono Isman mengungkapkan kegusarannya pada praktek setengah hati lembaga penyiaran, terutama televisi. Sebab berpotensi menimbulkan monopoli pemikiran dan opini di tengah masyarakat.

Hayono merujuk pada hasil jajak pendapat oleh lembaga survei Eldelman Trust Barometer dilansir akhir tahun lalu. Masyarakat lebih percaya media ketimbang pemerintah, pengusaha, dan lembaga nirlaba. Survei ini menunjukkan kepercayaan publik pada media mencapai 77 persen, institusi bisnis 74 persen, lembaga swadaya masyarakat 51 persen, dan pemerintah 47 persen. “Yang diperlukan oleh masyarakat dalam konteks isi siaran tentu tidak sekadar keberagaman isi melainkan kualitas siaran,” katanya di Gedung Dewan Pers, awal bulan lalu.

Mantan menteri pemuda dan olah raga ini mengharapkan ada keberagaman isi dan kepemilikan dalam dunia penyiaran menggunakan frekuensi publik sesuai aturan. “Konten ini penting karena demokrasi kita tidak sama Filipina yang demokrasinya ala Amerika tapi feodal. Politiknya dikuasai klan menguasai media, parlemen,” katanya.

Orang lain juga bertanya?

Ketua KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) Yudha Riksawan mengatakan ada tiga faktor utama menjadi akar masalah dalam penegakan keberagaman isi dan kepemilikan, yakni regulasi, kelembagaan, dan perilaku media. Dia mengakui terjadi anomali saat menegakkan beleid soal penyiaran. “Penyimpangan tidak dilakukan semata-mata oleh pelaku penyiaran, tapi justru oleh badan-badan punya kewenangan terhadap aturan hukum sendiri,” ujarnya.

Yudha mengatakan banyak peraturan pemerintah bertentangan dengan undang-undang penyiaran. KPI juga cuma mengurusi isi siaran. Padahal kewenangannya sejatinya lebih dari itu, termasuk mempersoalkan monopoli penyiaran, memelihara persaingan sehat, menjaga frekuensi publik, dan mempertahankan keberlangsungan penyiaran sesuai undang-undang.

Saat media penyiaran menjadi industri, pemilik hanya mengejar kepentingan ekonomi saja. Mereka juga melupakan frekuensi merupakan ranah publik, harusnya untuk kepentingan masyarakat bukan golongan atau individu. “Ketika media hanya mengejar keuntungan semata, ini kita khawatirkan,” tuturnya.

Dia menyayangkan lembaga penyiaran sekarang tidak lagi menjalankan fungsi kontrol terhadap penguasa atau mencerdaskan kehidupan bangsa.

(mdk/fas)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bukan Untungkan Pedagang Tanah Abang dan UMKM, Akuisisi TikTok Hanya Bikin Elit Banjir Cuan
Bukan Untungkan Pedagang Tanah Abang dan UMKM, Akuisisi TikTok Hanya Bikin Elit Banjir Cuan

Transaksi akuisisi Tiktok terhadap Tokopedia bukan semata-mata demi pelaku usaha kecil-menengah dan produk dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Hadiri Acara HPN di Monas, Menteri Teten Bicara soal Pendapatan Media Tergerus Platform Global
Hadiri Acara HPN di Monas, Menteri Teten Bicara soal Pendapatan Media Tergerus Platform Global

Menkop dan UKM Teten Masduki menghadiri launching Hari Pers Nasional (HPN) 2024 di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (12/11).

Baca Selengkapnya
Kenali Apa Itu Floating Duck Syndrome, Penyebab Stres dan Burnout pada Milenial dan Gen-Z
Kenali Apa Itu Floating Duck Syndrome, Penyebab Stres dan Burnout pada Milenial dan Gen-Z

Floating duck syndrome merupakan kondisi ketika menganggap kesuksesan orang lain bisa dicapai dengan mudah.

Baca Selengkapnya
Polisi Bidik Dua Crazy Rich Masuk Penjara, Siapa Mereka?
Polisi Bidik Dua Crazy Rich Masuk Penjara, Siapa Mereka?

Kasubdit V Dittipideksus Bareskrim Polri, Kombes Ma'mun, menyebutkan bahwa dalam waktu dekat akan ada dua influencer crazy rich lainnya yang ditahan polisi.

Baca Selengkapnya
Flexing Akurat Menjerat Si Paling Ingin Cepat Kaya
Flexing Akurat Menjerat Si Paling Ingin Cepat Kaya

Dalam bahasa gaul atau slang words, kata flexing memiliki arti orang yang suka menyombongkan diri.

Baca Selengkapnya
Kerugian Rp9,1 Triliun Hingga PHK Massal Membayangi Industri Media Jika Iklan Rokok Dilarang
Kerugian Rp9,1 Triliun Hingga PHK Massal Membayangi Industri Media Jika Iklan Rokok Dilarang

Kerugian Rp9,1 Triliun Hingga PHK Massal Membayangi Industri Media Jika Iklan Rokok Dilarang

Baca Selengkapnya
Sejumlah Alasan Mengapa Seseorang Berjudi dari Sudut Pandang Psikologi
Sejumlah Alasan Mengapa Seseorang Berjudi dari Sudut Pandang Psikologi

Ketahui sejumlah alasan mengapa seseorang kecanduan judi dan terus melakukannya walau kalah.

Baca Selengkapnya