Penangkaran buaya Blanakan memprihatinkan
Merdeka.com - Semilir angin menerpa kulit terasa kian sejuk. Deretan pohon mangrove menyapa pengunjung yang masuk ke Penangkaran Buaya di Blanakan, Subang, Jawa Barat. Lokasi penangkaran memang terlihat asri dan teduh. Namun, di antara pemandangan alamiah itu justru nampak kondisi miris fasilitas kandang buaya itu.
Terdapat tiga kolam buaya yang semuanya dikategorikan sesuai umur. Untuk kolam pertunjukan terdapat buaya Jack dan Baron. Di kolamnya terdapat tribun penonton yang sudah usang dan rusak. Lantai juga sudah mulai mengelupas, di pojokan tembok sudah mulai hancur. Di tribun tersebut mampu menampung puluhan pengunjung setiap akhir pekan.
Buat kolam pembiakan atau rearing, kondisinya lebih miris. Dengan ukuran 15 meter kandang terbagi menjadi tiga bagian. Di dalamnya air sudah berubah menjadi ungu, atapnya terbuat dari asbes dengan kondisi rusak parah cenderung hampir roboh. Kandangnya dilapisi kawat sudah berkarat seluruhnya. Penangkaran buaya yang dibangun sejak 1983 itu memang nampak tak terurus.
-
Bagaimana kondisi Waduk Jatiluhur saat ini? Seperti terpantau baru-baru ini kondisi air di Waduk Jatiluhur berkurang drastis. Bahkan beberapa area terlihat bagian dasarnya yang juga tampak kering.
-
Bagaimana kondisi Kawah Pulosari? Berbeda dengan yang di Ciwidey, kawah putih Gunung Pulosari tidak mengeluarkan sumber air panas dan hanya berupa uap belerang. Suhu di Sekitar Kawah Cukup Panas Mengutip Instagram @bantenvidgram, udara di sekitar kawah putih Gunung Pulosari cukup panas. Ini karena uap belerang yang keluar terbilang besar, dan menyebar di sekitar area kawah di sana.
-
Dimana letak permukiman terbengkalai di Jakarta? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
-
Bagaimana suasana di sekitar Danau Buyan? Mengutip Instagram @jatimpemprov, suasana sekitar danau ini tenang. Ada juga tempat berkemah hingga kebun stroberi.
-
Kenapa situs Bukit Kerang semakin tidak terawat? Seiring berjalannya waktu, situs ini semakin tidak terawat, kondisinya semakin memprihatinkan.
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
"Ini kondisi kayak begini, sudah sejak lama, belum pernah ada perbaikan," kata salah satu pengunjung, Maman kepada merdeka.com di lokasi, Subang, Jawa Barat, pekan lalu. Dia selalu membawa putrinya saban akhir pekan datang.
Di tengah kandang sekaligus kolam buaya tersebut berdiri kantor pengurus penangkaran. Namun, jarum jam masih menunjukkan pukul 14.00 WIB, sementara para petugas tak terlihat satupun. Pintu kantor juga tertutup rapat. Kondisi gedung kantor tak berbeda jauh, langit-langit pada pintu masuk sudah mulai bolong dan hilang satu per satu. Hanya terlihat dari luar sebuah foto dokumentasi buaya-buaya asli penangkaran.
Pada sekitaran kantor tersebut terdapat kolam-kolam yang ditumbuhi pohon-pohon bakau. Aksesnya terbuka bagi para warga sekitar. Sebab bagi warga sekitar biasanya pantang membayar tiket masuk. Mereka lebih suka masuk melalui jalan perkampungan melalui pintu keluar kawasan wisata.
Padahal, buat masuk ke kawasan satu-satunya penangkaran buaya di wilayah Jawa Barat ini juga tak menunjang. Akses masuknya sendiri sulit dilalui kendaraan roda empat ataupun roda dua. Jalannya berkubang di mana-mana. Untuk bisa masuk dari jalan utama harus menempuh delapan kilometer.
Di tempat lain, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar mengaku prihatin dengan pengelolaan satwa liar dan penangkaran hewan dilindungi tersebut. "Sebetulnya kita juga akan melakukan cek dan periksa ke lapangan kondisinya seperti apa, karena buat semua itu memang ada persyaratan khusus bagi masyarakat," ujarnya usai menghadiri diskusi di Jakarta, Kemarin.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Baru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaTiga buaya ukuran besar yang sempat berkeliaran di sawah warga berhasil ditangkap.
Baca SelengkapnyaSetelah 5 bulan dirawat dalam kolam krangkeng besi buaya tersebut kemudian dikhawatirkan lepas.
Baca SelengkapnyaWarga sekitar mengungkapkan penyebab Batu Malin Kundang tenggelam
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap
Baca SelengkapnyaBeredar di media sosial, warga ramai-ramai mancing di sebuah kubangan. Terlihat lubang tersebut berukuran cukup besar dan berada di tengah jalan.
Baca SelengkapnyaCerita istri Plt Gubernur Kalimantan Timur singgung soal buaya Riska yang sempat mogok makan.
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan bernama Samaun, asal Pangkah Wetan saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan buaya muara di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.
Baca SelengkapnyaMasih ingat dengan Kampung Gajah? Begini kondisinya yang sudah terbengkalai.
Baca SelengkapnyaSebelumnya lima ekor di antaranya sempat kabur karena tembok penangkaran yang jebol.
Baca SelengkapnyaSayangnya pemandian air panas yang dikelilingi pohon rindang itu tinggal kenangan.
Baca SelengkapnyaPemerintah desa setempat sebelumnya pernah mengusulkan pembuatan penangkaran buaya ke pihak BKSDA Bengkulu.
Baca Selengkapnya