Pendiri PAN: Silakan proses dugaan korupsi Zulkifli Hasan dan Hatta
Merdeka.com - Partai politik tak bisa lepas dari stigma korupsi. Bukan tanpa sebab, banyak politisi kerap terjerat kasus korupsi dan tak jarang yang berakhir bui di KPK.
Termasuk Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga kerap bersinggungan dengan kasus korupsi. Bahkan Ketua Umum PAN paling banyak dikaitkan dengan kasus rasuah di Indonesia.
Ketua Umum PAN dari periode Soetrisno Bachir, Hatta Rajasa sampai Zulkifli Hasan pernah terbelit kasus korupsi.
-
Siapa yang bisa melakukan Tindak Pidana Pemilu? Tindak pidana pemilu merujuk pada serangkaian tindakan kriminal atau pelanggaran hukum yang terkait dengan proses pemilihan umum atau pemilu.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Siapa yang berisiko mengompol? Sekitar 20% anak di berbagai negara mengalami masalah ini. 2. Faktor genetik: Kondisi ini dapat diwariskan dalam keluarga dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan sebelum mereka berusia 9 tahun.
-
Siapa yang melakukan pemalakan? Dijelaskan bahwa oknum di PPDS Anestesi Undip ini meminta uang senilai Rp20-40 juta. Permintaan uang ini bahkan berlangsung sejak dokter Risma masuk PPDS Anestesi sekitar bulan Juli hingga November 2022 lalu. 'Dalam proses investigasi, kami menemukan adanya dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada almarhumah Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp20-Rp40 juta per bulan,' ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril pada Minggu (1/9).
-
Siapa anggota Paspampres yang terlibat? Dimana dari ketiga tersangka yang ditetapkan hanya ada Praka RM yang merupakan anggota Paspampres.
Soetrisno Bachir misalnya, dikaitkan dengan kasus pengadaan alat kesehatan vaksin flu burung dengan tersangka adik Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Tubagus Chaeri Wardhana (Wawan). Namun Soetrisno menegaskan, tidak ada kaitannya dengan korupsi Wawan, hanya meminjamkan uang kepada tersangka.
Begitu pula dengan Hatta Rajasa yang dikaitkan dengan kasus korupsi hibah kereta saat dirinya jadi Menteri Perhubungan. Anak buah Hatta Rajasa, Sumino Eko Saputro telah masuk bui.
Kemudian Zulkifli Hasan juga terbelit kasus alih fungsi lahan yang menjerat Gubernur Riau non aktif Annas Maamun. Zulkifli kerap mundar mandir KPK dan pengadilan untuk diperiksa sebagai saksi.
Menanggapi fenomena korupsi yang kerap menjerat ketua umum PAN, pendiri PAN Alvin Lie angkat bicara soal ini. Menurut dia, semua orang bisa saja dikaitkan dengan kasus korupsi termasuk tiga ketua umum PAN.
Namun menurut dia, ketiganya sudah diperiksa dan tidak ada bukti yang menyatakan baik Hatta, Soetrisno maupun Zulkifli terlibat dalam kasus korupsi. Dia bahkan mempersilakan ketiganya diproses hukum jika memang ada bukti keterlibatan di kasus korupsi.
"Kalau diisukan semua orang bisa diisukan. Semuanya kan (Soetrisno, Hatta dan Zulkifli) sudah diperiksa. Kalau ada dugaan silakan diproses," kata Alvin saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (17/11) lalu.
Terbelitnya tiga ketua umum di pusaran korupsi bukan berarti kaderisasi PAN gagal. Menurut dia, setiap era memiliki tantangan dan capaian yang berbeda. Sehingga menurut dia, tidak bisa dikatakan sistem pembinaan yang dilakukan PAN terhadap para kadernya gagal dilakukan.
"Di daerahkan sudah banyak ditangkap karena korupsi. Lalu ada kader yang pindah ke partai lain. Jadi tantangan beda dan kondisnya berbeda. Sejak PAN berdiri sangat kental dengan reformasi. Angkatan berikutnya kan zaman berbeda dan tantangannya juga berbeda," tegas Alvin.
Alvin mengakui banyaknya kader yang terjerat korupsi karena partai tak bisa mengawasi seluruh kader yang ada di pusat maupun daerah. Apalagi, lanjut dia, PAN memiliki jutaan kader di seluruh Indonesia. Intinya, kata dia, PAN tak pernah minta kadernya untuk mencuri uang rakyat.
"PAN anggotanya jutaan. PAN tidak pernah tugaskan anggota untuk curi duit. kita engga bisa mengawasi semuanya. Jutaan rakyat dan banyak orang korupsi di Indonesia, tidak bisa dikatakan gagal kan," pungkasnya. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim Hukum Timnas AMIN menyebut guyonan Zulhas soal salat melanggar KUHP dan UU ITE.
Baca SelengkapnyaPAN menilai tak ada maksud Zulhas melecehkan agama. Sekjen PAN menduga ada yang sengaja memviralkan.
Baca SelengkapnyaKPK menilai aksi Zulhas bagi-bagi duit gocapan sebagai politik uang jelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaZulkifli Hasan mendukung penyataan Presiden Jokowi soal presiden tidak dilarang untuk memihak dan kampanye
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto mengungkapkan, partainya terbuka untuk berkoalisi dengan partainya dalam kontestasi Pilkada.
Baca SelengkapnyaMenurut Rahmat, ucapan dan tindakan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu tidak layak. Karena menjadikan tahiyatul akhir dalam salat sebagai candaan.
Baca SelengkapnyaZulhas menyebut Cak Imin seakan-akan belok tanpa memberi lampu sein.
Baca SelengkapnyaPemilu berlangsung secara terbuka sehingga sangat sulit melakukan kecurangan.
Baca SelengkapnyaZulhas mengatakan usulan tersebut boleh-boleh saja disampaikan.
Baca SelengkapnyaKPK meminta semua pihak agar tidak melakukan cara-cara yang bertentangan dengan sikap antikorupsi.
Baca Selengkapnyalkifli Hasan sepakat dengan Jokowi bahwa tidak ada aturan yang melarang pejabat negara untuk memihak dan berkampanye.
Baca SelengkapnyaPAN siap menyumbangkan banyak kadernya jika dibutuhkan.
Baca Selengkapnya