Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengalaman Kejora Ventures mendanai puluhan startup di Indonesia

Pengalaman Kejora Ventures mendanai puluhan startup di Indonesia Sebastian Togelang dan Kejora Team.. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Di tengah kelesuan ekonomi nasional dan global, ada satu industri baru yang justru terus bertumbuh dan berkembang di Indonesia. Ya, industri teknologi informasi atau digital di Indonesia sedang meriah berkat kehadiran perusahaan startup teknologi. Diperkirakan ada sekitar 1.500 startup di industri ini.

Iklim industri ini makin menarik, tatkala investor global ramai-ramai menaruh uangnya di startup company di Indonesia. Sekadar contoh saja, Tokopedia.com yang mendapat suntikan modal US$ 100 juta dari Softbank dan Sequoia Capital, BerryKitchen dari East Venture (Jepang), Bukalapak.com dari Gree Venrire dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk, Shopdeca.com dari Polaris Digimedia, dan lain-lain.

Contoh lain, CyberAgent Ventures asal Jepang, mengumumkan separuh dari fund barunya senilai US$ 50 juta, akan dialokasikan untuk startup di Indonesia. Investor melihat potensi besar Indonesia, yang jumlah pengguna internetnya tahun ini baru mencapai 55% dari populasi atau setara 139 juta pengguna dari 250 juta.

Untuk mengetahui bagaimana perkembangan startup teknologi di Indonesia, M Syakur Usman dan M Ari Atsari dari merdeka.com, mewawancarai Sebastian Togelang, Founding Partner Mountain Kejora Ventures, yang ditemani Adreas Suryas, Vice President Portofolio & Invesment Kejora, sebuah perusahaan pengembang sekaligus investor startup di Indonesia, di kantornya yang funky di kawasan Slipi, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu. Berikut petikannya:

Bagaimana perkembangan terkini kondisi startup Indonesia?

Kondisi startup Indonesia saat ini seperti Amerika Serikat dan Eropa awal tahun 2000. Karena kami belum melihat pemain/pemenang utama di industri ini. Belum jelas. Sekarang mulai bertarung di e-commerce, leading ada Lazada, big name seperti Mataharimall.com sudah masuk. Tapi tetap belum ada key winner di Indonesia. Jadi masih ada potensi untuk change key winner. Dari situ, saya nilai Indonesia masih awal dan mulai berkembang.

Startup Indonesia sekarang mirip di Jerman pada 2001/2002 atau China pada 2008. Jadi masih tahap awal, sehingga peluangnya tetap besar. Bukan saya saja yang lihat. Banyak investor masuk ke Indonesia, ini akan mendongkrak startup secara eksponensial. Jadi dalam waktu singkat akan banyak pemain startup yang sangat agresif. Kami sangat dukung ekosistem ini. Jadi sangat menarik lah.

Sektor apa saja yang menarik untuk dikembangkan oleh startup Indonesia?

Indonesia, seperti juga di dunia, banyak sektor yang menarik dan aplikatif untuk dikembangkan, seperti sektor finance, logistik, marketing, healthcare, dan entertainment. Jadi ada banyak sekali sektor atau bidang di dunia, yang juga menarik dan terjadi di Indonesia. Sebagai investor, bagi kami yang menarik adalah making money industry atau MM industry. Kami fokus ke sana, karena kami investor.

Kami dipercaya invest time and money di sini. Tujuan kami sebagai investor, dalam 3 tahun, value perusahaan naik.

Buat kami yang terpenting adalah startup menawarkan solusi digital yang benar-benar solved the problem. Bukan nice to heard. Menariknya, solusinya mampu optimalisasi proses atau membantu orang. Contoh, dari harus antre 2 jam, dengan dua klik dapat. Atau di Papua dan Kalimantan, dapat beli produk secara online dari semula tidak dapat. Jadi aplikasinya harus helping million people. Itu fokus kami.

Setinggi apa minat investor global terhadap startup Indonesia?

Minat investor global sangat tinggi, akibat time machine effect. Kami lihat yang sudah terjadi di Amerika Serikat, Jerman, China, dan India, akan terjadi di negara dengan populasi keempat terbesar di di dunia, yakni Indonesia. Tapi di Indonesia belum ada apa-apa, jadi potensi bisnisnya sangat besar.

Buat investor global, Indonesia potensi besar. Mereka melihat Indonesia sudah potensial, orangnya ramah-ramah, bisa make money, dan cuacanya juga bagus. Ya sudah mereka ke Indonesia saja. Setelah itu, Afrika, meski tidak semua investor tertarik.

Meski ekonomi global sedang slowdown?

Untungnya, internet tawarkan benefit di saat krisis. Misalnya, ketika harga jual barang naik, mereka cari yang lebih murah, dari mana? justru dari internet. Jadi saat krisis, pelanggan internet justru naik.

Bagaimana dengan minat investor lokal seperti perbankan, terhadap startup lokal?

Minat investor lokal sama besar dengan investor global. Mereka sudah belajar banyak, tidak seperti dua tahun lalu. Sekarang mereka banyak investasi karena mulai mengerti bisnisnya, dari biasanya investasi di pabrik, yang asetnya kelihatan. Slowly but sure, it’s come.

Seperti direktur utama Bank Mandiri katakan, sebagai the real classic industry, bank jika tidak bermain di sini, bisnis mereka terancam. Maka itu, bank adalah contoh tepat dari bisnis klasik yang berubah ke online. Contohnya untuk mengembangkan satu aplikasi perbankan, kalau dikerjakan di IT department satu bank, bisa lebih lama dan lebih mahal hingga 10 kali. Tapi kalau dikerjakan oleh startup, bisa lebih cepat dan murah. Jadi ini salah satu peluang investor lokal seperti bank untuk investasi di startup. Startup lebih inovatif, kreatif, dan fleksibel. Sudah terbukti, kreativitas bukan dari korporasi, tapi dari young people. Karena itu, bank bikin venture capital, operator seluler juga. Menarik, meski banyak tantangannya juga di sini.

Dalam ekosistem startup di Indonesia, apa sebenarnya yang Kejora tawarkan?

Kami create ekosistem. Kami ada 2.000 meter persegi ruang kantor, yang akan naik menjadi 3.000 meter persegi full office. Di sini, entrepreneur teknologi bisa berbagi pengalaman, belajar, dan bahkan bekerja sama. Kami berusaha, karena people. Saya katakan kepada mereka, kalian bagian dari full ekosistem, bukan satu keluarga saja yang mendikte. Kalian bebas, seperti ikan yang lepas.

Kami berusaha menolong dengan advice, network, dan uang. Kejora berusaha meningkatkan kecepatan startup berkembang dengan environment yang netral.

Kejora tawarkan ekosistem startup yang natural dan entrepreneur friendly. Kami bantu untuk tumbuh lebih cepat daripada sendiri dalam network Kejora. Kami berusaha entrepreneur benar-benar menjadi entrepreneur dengan menjadi pemilik startup-nya. Karena ada investor yang ingin menjadi pemilik dan si entrepreneur atau owner jadi pekerja, setelah startup nya sukses. Kami berbeda. Kami membantu tumbuh, tanpa mengurangi kepemilikan.

Berapa jumlah startup yang dikelola Kejora?

Kami baru berdiri 1,5 tahun lalu, kami sudah investasi 24 startup dari berbagai sektor, yang penting making money industry. Pertama kali, kami membangun Cekaja.com, leader comparision di Indonesia. Lalu Qerja.com yang berkembang sangat pesat, kini memiliki 100 orang karyawan. Cekaja.com juga berkembang, selain ada di Indonesia, juga hadir di Filipina. Kami juga masuk di sektor healthcare, dengan startup Tanyadok.com.

Saat ini kami banyak melakukan eksplorasi startup di sektor teknologi keuangan atau financial Technology (fintech). Banyak, tapi masih awal.

(anggota startup lain yang dikelola Kejora antara lain YDigital Asia, Wavoo, WeYAP, Jualo.com, Mimopay, Dealoka, Shoop, Ngomik, Cupslice, Antar.id, LoyalBox, Gogonesia, Wifimu, Pawoon, Wobe, Unyu, ReHack, etobee, dan BDigital).

Bagaimana rasio keberhasilan Kejora hingga kini?

Dari 24 startup, baru satu yang kami consider kurang jalan, yakni Tanyadok.com. Jadi success ratio lumayan tinggi. Kami sudah membuat 200 perusahaan di luar. Kami sudah tahu, apa sih bumbu-bumbunya supaya startup bisa jalan. Pengalaman dari luar juga membantu kami meningkatkan success ratio, ditambah networks. Ada beberapa hal yang bisa digabung untuk meningkatkan success ratio Kejora.

Apa fokus Kejora dalam membantu startup di Indonesia?

Kami fokus di early startup. Seperti mulai dari ide saja, jadi dari sangat awal. Lalu kami akan kembangkan, membuatkan strategi bisnisnya. Karena itu, Kejora investasi di level US$ 500.000-1 juta atau hingga Rp 14 miliar. Hingga kini investasi kami cukup berhasil. Buktinya, Cekaja.com , menjadi nomor satu di Indonesia. Qerja.com juga. We doing well. Kami senang dengan hasilnya.

Kami juga sedang berusaha menggandeng partner-partner baru, supaya bisa lebih besar lagi. Pertengahan tahun depan, kami bisa masuk lebih besar lagi di startup Indonesia.

Jadi awalnya, kami create ekosistem, dan yang penting membangun perusahaan dengan sehat dan stabil. Kami investasi dan mengusahakan perusahaan tumbuh dengan sehat. Kami bukan tipe investor yang suka goreng-goreng perusahaan. Kami tidak suka itu.

Kami lebih suka, mungkin pertumbuhan perusahaan dikurangi 10%, tapi perusahaan benar-benar stabil, benar-benar punya value tinggi.

Tujuan final investasi Kejora seperti apa?

Pada akhirnya, sebagai investor, kami ingin satu saat startup yang kami bantu melakukan initial public offering (IPO) atau bergabung dengan strategic investor yang lebih besar, yang mana kami bisa exit. Namun kami tidak ada paksaan. Kami berpikir long term dan fleksibel.

Apa saja startup menarik dan populer di luar Kejora?

Banyak yang menarik. Sulit sebutkan satu-satu, itu problemnya. Di sektor travel, ada yang sangat menarik, Go-Jek juga sangat menarik. Karena kami kenal mereka. Kami tahu mereka, kami tahu mulainya di mana, lalu tiba-tiba sukses besar. Sangat menarik.

Tapi karakter industri ini sulit diprediksi, banyak yang berhasil dari yang tidak disangka. Ini berdasarkan pengalaman di luar negeri, ada yang berhasil dan gagal. Tidak bisa diprediksi.

Apakah Kejora bisa bekerja sama dengan startup yang sudah jadi dan populer?

Prinsipnya, bersama kita kuat. Kalau bisa kami bermitra dengan semua. Bahkan kalau bisa tambah value, kami bisa juga investasi. Tapi fokus investasi tetap membantu di bagian awal. Jadi kalau harus investasi US$ 20 juta, itu bukan fokus kami. Tapi kalau kolaborasi, pasti, dengan semua pemain di luar Kejora.

Prinsipnya kami berusaha membuat Kejora sebagai tempat belajar bersama. Kami undang semua entrepreneur atau startup, untuk saling membantu dan belajar. Silakan main-main ke sini. Bisa diskusi dengan startup lain dan Kejora. Saya selalu bilang, startup Kejora go out, talk to everybody. Jangan takut. Yang penting, talk do a lot people and focus on growing company. Jangan takut, ini rahasia. Kalau kamu yakin, jangan takut. *** (mdk/war)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Telkomsel Ventures Bakal Gelontorkan Duit di Tiga Jenis Startup Ini
Telkomsel Ventures Bakal Gelontorkan Duit di Tiga Jenis Startup Ini

Telkomsel Ventures komitmen untuk berinvestasi di tiga jenis startup ini.

Baca Selengkapnya
Perusahaan Modal Ventura Kumpulkan Investasi Rp1,1 Triliun untuk Startup di Asia, Indonesia Kebagian Rp146 Miliar
Perusahaan Modal Ventura Kumpulkan Investasi Rp1,1 Triliun untuk Startup di Asia, Indonesia Kebagian Rp146 Miliar

Antler telah menginvestasikan dananya ke beberapa startup potensial di Indonesia, seperti Gapai, platform pekerjaan global untuk pekerja migran Indonesia.

Baca Selengkapnya
Dubes RI Seoul Sambut Baik MoU East Ventures & SV Investment, Target Investasi USD100 Juta untuk ASEAN-Korsel
Dubes RI Seoul Sambut Baik MoU East Ventures & SV Investment, Target Investasi USD100 Juta untuk ASEAN-Korsel

Kerjasama ini bertujuan untuk membuka koridor investasi antara Korea dan Asia Tenggara

Baca Selengkapnya
Superbank Gandeng Genesis Berikan Pembiayaan Rp600 Miliar untuk Startup Lokal
Superbank Gandeng Genesis Berikan Pembiayaan Rp600 Miliar untuk Startup Lokal

Pembiayaan ini mengkombinasikan prinsip kredit bank konvensional dan investasi modal ventura untuk menarget startup teknologi Indonesia.

Baca Selengkapnya
Berkolaborasi dengan Tokopedia, TikTok Shop Janji Dukung Pelaku UMKM Indonesia
Berkolaborasi dengan Tokopedia, TikTok Shop Janji Dukung Pelaku UMKM Indonesia

TikTok, Tokopedia, dan Grup GoTo berkomitmen memberikan manfaat lebih luas bagi para pelaku UMKM di Indonesia.

Baca Selengkapnya
OJK Perkuat Perusahaan Modal Ventura Dorong UMKM dan Perekonomian Nasional
OJK Perkuat Perusahaan Modal Ventura Dorong UMKM dan Perekonomian Nasional

Roadmap PMV diluncurkan untuk semakin mendorong dan mengembangkan sektor jasa keuangan.

Baca Selengkapnya
FSIA 2023 Gandeng Startup Indonesia Prioritaskan Masa Depan Pangan Berkelanjutan
FSIA 2023 Gandeng Startup Indonesia Prioritaskan Masa Depan Pangan Berkelanjutan

FSIA yang mengangkat tema Fast Forward to Future Food

Baca Selengkapnya
Gandeng INA, Otorita IKN Kejar Target Investasi Rp100 Triliun Tahun Ini
Gandeng INA, Otorita IKN Kejar Target Investasi Rp100 Triliun Tahun Ini

Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) menggelar kerja sama dengan Indonesia Investment Authority (INA) untuk menggenjot realisasi investasi di IKN.

Baca Selengkapnya
Menteri Teten Masduki Ungkap 3 Tantangan Besar Dihadapi Start-Up di Indonesia
Menteri Teten Masduki Ungkap 3 Tantangan Besar Dihadapi Start-Up di Indonesia

Indonesia berada di peringkat keenam global dengan sekitar 2.600 start-up yang tersebar di berbagai sektor, termasuk teknologi, kesehatan, dan pendidikan.

Baca Selengkapnya
Startup Studio Umumkan Buka Kolaborasi dengan Berbagai Sektor
Startup Studio Umumkan Buka Kolaborasi dengan Berbagai Sektor

Seiring dengan berjalannya waktu startup yang difasilitasi oleh Kominfo saat ini sudah semakin bervariasi.

Baca Selengkapnya
Gandeng Investor, Pertamina Tetapkan Pemenang Pertamuda Seed and Scale 2024
Gandeng Investor, Pertamina Tetapkan Pemenang Pertamuda Seed and Scale 2024

Jumlah pendaftar Pertamuda Seed and Scale 2024 mencapai 3.245 pendaftar, meningkat dibanding tahun lalu berjumlah 2.719 pendaftar.

Baca Selengkapnya
HUB.ID, Program Besutan Kominfo Ini Bantu Startup Dapat Investasi
HUB.ID, Program Besutan Kominfo Ini Bantu Startup Dapat Investasi

Program HUB.ID di tahun ini fokus pada 5 sektor industri.

Baca Selengkapnya