Perang citra di dunia maya
Merdeka.com - Pemilihan umum presiden hanya tinggal beberapa bulan lagi. Para kandidat ingin berkuasa mulai mengiklankan diri. Bukan cuma lewat televisi, radio, atau koran mereka merayu masyarakat. Beberapa serius menggarap pencitraan di media sosial.
Di antara para calon, hanya Prabowo Subianto memiliki akun resmi Facebook dan Twitter dengan nama @prabowo08. Wiranto juga mempunyai akun Facebook terverifikasi.
Empat partai juga telah merambah dunia maya, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ), Partai Gerakan Indonesia Raya ( Gerindra ), Partai Demokrat , dan Partai Amanat Nasional ( PAN ). Tetapi baru Gerindra paling aktif menjawab segala serangan dan tuduhan dalam komentar Facebook. Bahkan, pengikutnya sudah melampau satu juta dibanding partai lain hanya ratusan ribu orang.
-
Siapa saja yang terlibat dalam kecurangan pemilu di Kuala Lumpur? 'Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum telah menyatakan lengkap secara formil dan materiil (P-21) berkas perkara tersangka 7 anggota PPLN,' kata Kapuspenkum Kejagung, Ketut Sumedana dalam keteranganya, Rabu (6/3).
-
Apa saja contoh pelanggaran pemilu? Contoh Pelanggaran Pemilu Pelanggaran pemilu dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain kampanye hitam, politik uang, intimidasi pemilih, dan penyebaran berita bohong atau hoaks.
-
Apa yang dilakukan akun Facebook palsu terkait Jusuf Hamka? Akun Facebook yang diklaim milik Jusuf Hamka membagikan uang kepada masyarakat umum untuk membangun rumah.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Apa contoh pelanggaran administrasi pemilu? Contoh pelanggaran administrasi pemilu mengacu pada tindakan atau praktik yang membahayakan integritas proses pemilu.
-
Kenapa link DANA Kaget banyak yang palsu? Modus penipuan semakin beraneka ragam bentuknya, salah satunya modus penipuan yang mencatut aplikasi DANA. Aplikasi uang elektronik kerep kali menjadi sasaran penipuan, salah satunya aplikasi DANA. Di mana marak penipuan yang mencatut DANA.
Beberapa kandidat presiden, seperti Jusuf Kalla , Megawati Soekarnoputri , Mahfud MD , atau malahan Joko Widodo paling dijagokan saat ini memiliki akun tetapi tidak terverifikasi. Bahkan, akun atas nama mereka begitu banyak, tidak terfokus pada satu admin atau tim.
Menurut konsultan kampanye media sosial Charlie M. Sianipar, sangat mudah membedakan mana akun dikelola baik, mana yang tidak. "Yang dikelola baik akunnya terverifikasi, itu artinya akun resmi," katanya kepada merdeka.com pekan lalu.
Dari hasil survei Merketeers dan MarkPlus Insight, pengguna Internet di Indonesia mencapai 74 juta orang atau 28 persen populasi Indonesia. Bahkan, sebagian besar pengguna merupakan netizen, artinya mereka menghabiskan hidupnya di dunia maya lebih dari tiga jam setiap hari.
Menurut data itu, hampir separuh netizen berusia di bawah 30 tahun dan 16 persen di atas 45 tahun. "Artinya, hampir separuhnya pemilih dalam pemilu mendatang. Siapa mengoptimalkan Internet, mereka bisa menang," ujarnya.
Dia mengatakan perang urat syaraf atau komentar di Facebook atau Twitter menjadi salah satu siasat mendongkrak popularitas calon presiden. "Yang sengaja dikelola dengan membuat banyak akun palsu akan meninggalkan jejak,” tuturnya.
Pemilik beberapa akun ini mengaku sejumlah calon presiden saat ini lebih banyak menggunakan akun palsu untuk membalas pendapat negatif akibat berita atau pendapat mengemuka di masyarakat.
Charlie mengatakan sangat mudah membedakan akun palsu dan asli. Akun palsu biasanya berpendapat atau berkomentar berulang-ulang. ”Mana ada waktu masyarakat tidak dibayar hanya sekadar berkomentar di Facebook, Twitter, atau kolom komentar berita,” katanya.
Konsultan pernah menggarap pencitraan beberapa kepala daerah ini mengakui sering ditawari mengelola akun palsu untuk meningkatkan popularitas atau menangkis berita negatif. “Tapi itu saya tolak. Kalau bikin akun itu sangat mudah. Tapi perang sebenarnya bukan di sana.”
Baca juga:
Sigap tangkal komentar menyerang
Raup untung lewat media sosial
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nasriadi juga mengimbau kepada seluruh tim sukses dan pendukung calon agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
Baca SelengkapnyaFenomena ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada kualitas proses demokrasi hingga berpotensi menimbulkan konflik antar pendukung calon kepala daerah.
Baca SelengkapnyaPenyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Baca SelengkapnyaBerikut penampakan tokoh-tokoh yang akan bertarung di Pilpres 2024 versi AI.
Baca SelengkapnyaPeningkatan akses informasi lebih mudah, memilih sumber informasi yang kredibel, hingga menganalisis data dari berbagai sudut pandang dirasa sangat penting.
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan lengkap mengenai teknologi DeepFake AI yang sedang viral.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaDrone Emprit menemukan masih banyak netizen yang menyuarakan narasi kecurangan Pemilu 2024 di 10 hari setelah pencoblosan.
Baca SelengkapnyaHoaks masih menjadi ancaman nyata jelang pemilu. Masyarakat pun masih banyak yang "terjangkit" hoaks.
Baca SelengkapnyaYuk, lihat baliho-baliho lucu buatan para calon legislatif dan caleg. (Facebook/Penahan Rasa Berak)
Baca SelengkapnyaAda banyak cara kampanye unik para calon legislatif untuk meraup suara masyarakat.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia istilah ini mulai populer setelah pemilu tahun 2019.
Baca Selengkapnya