Program KB, dulu berjaya kini terbengkalai
Merdeka.com - Pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) di era Presiden Soeharto dulu sangat gencar. Dimotori oleh Menko Kesra dan Kepala BKKBN Haryono Suyono saat itu, program KB sangat familiar di masyarakat dan menjadi sebuah gerakan yang mengakar di grass root.
Tapi bagaimana dengan saat ini? Program KB yang dimotori oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) seakan asing di mata masyarakat. Hal ini diperparah dengan jabatan Kelapa BKKBN yang hingga saat ini masih kosong. Kondisi seperti ini mengundang keprihatinan Haryono Suyono. Sebagai orang yang dulu pernah menyukseskan program KB, dia berharap program ini bisa kembali berjaya, sehingga bisa menekan laju pertumbuhan penduduk.
Apa yang membuat program KB ini sekarang tidak maksimal? Selain kurang adanya dukungan penuh dari pemerintah, program yang ditawarkan pun dirasa tidak sesuai.
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi tingkat kelahiran? Menurut data, angka kelahiran yang menunjukkan rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan selama hidupnya, mengalami penurunan dari 1,58 anak per perempuan pada tahun 2021 menjadi 1,35 saat ini.
-
Kapan inflasi mempengaruhi tingkat kelahiran? Ragnitz, yang merupakan pakar dalam perubahan demografi, menekankan bahwa angka kelahiran 'telah berubah drastis dalam tiga tahun terakhir.'
-
Bagaimana pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun.
-
Siapa yang melahirkan? Pengumuman kelahiran anak pertama Syahrini diunggahnya melalui Instagram pada tanggal yang sama dengan ulang tahunnya sendiri, yaitu 1 Agustus.
"Saya kira bukan hanya dukungan tetapi yang ditawarkan keliru. Terbukti kelahiran naik lagi. Terbukti ibu hamil naik lagi. Terbukti kematian anak naik lagi. Kemiskinan tidak turun-turun. Kenapa karena orang-orang yang mencari bagaimana supaya tidak miskin itu tidak dikasih tahu. Mungkin mereka perlu keterampilan-keterampilan mengolah yang ada di desa. Tetapi tidak diberikan," kata Haryono Suyono dalam wawancara khusus dengan merdeka.com minggu lalu.
Berikut wawancara lengkapnya:
Zaman bapak dulu, BKKBN maju pesat dan pelaksanaan KB sukses di masyarakat, bagaimana saat ini?
Sekarang ini program BKKBN sudah saya ubah, jadi kalau dulu pada tahun 70-an itu petugasnya menyodorkan kontrasepsi tetapi tahun 90-an kita ubah menyodorkan 8 penguatan keluarga.
1. Fungsi agama
2. Fungsi cinta kasih
3. Fungsi perlindungan
4. Fungsi kesehatan dan KB
5 dan fungsi pendikiakn, kewirausahaan dan lingkungan
Jadi lebih komprehensif. Tetapi pada tahun 2000 dikembalikan lagi seperti tahun 70-an sehingga mulai tahun 2000 sampai sekarang program KB-nya tidak laku jual karena apa yang dibawa itu kontarsepsi. Tujuh dari keluarga itu sudah memakai kontasepsi. Kalau kamu sudah makai ditawari, itu kan buat apa orang sudah makai. Mesti itu yang ditawarkan komprehensif bagaimana membangun keluarga secara keseluruhan, tetapi BKKBN masih rada alergi terhadap keseluruhan karena rasanya dia punya hanya kontrasepsi. Padahal kesehatannya dia punya kan Kementerian Kesehatan, industrinya dia punya Kemendagri.
Jadi sebetulnya BKKBN ini tugasnya ke beberapa sektor. Jadi tugasnya bukan menawari penduduk tapi bagaimana pendukuk ke beberapa sektor. Nah itu berjalan 15 tahun. Nah sekarang ini kepalanya juga belum ditunjuk dan sekarang ini makin tidak jelas ini terus saja sampai kedekatannya tidak dijelaskan BKKBN ini akan gagal kembali.
Berati menurut bapak sekarang ini BKKBN tidak maksimal?
Jadi dengan melihat apa yang ditawarkan sama seperti itu saya katakan tidak bagus. Sudah barang tidak laku karena sudah dimiliki masyarakat. Jadi 6, 7 sampai 10
keluarga itu sudah memiliki kontrasepsi itu bagaimana memelihara tidak dibuang. Jadi bagaimana memelihara keluarga-keluarga Yang enggak pakai spiral itu bagaimana memperoleh kesejahteraan itu.
Misalnya kalau mau buka industri bagaimana mendekatai Dinas Perindustrian. Bagaimana mau mimpin koperasi bagaimana mendekati Dinas Koperasi. Mau sekolah bagaimana mau sekolah. Jadi ilmu seperti itu yang harus ditawarkan kepada masyarakat desa.
Berarti bapak melihat kegagalan?
Tidak fokus belum tentu gagal. Terbukti 15 tahun ini gagal.
Apakah karena kurang dukungan dari sejumlah pihak?
Saya kira bukan hanya dukungan tetapi yang ditawarkan keliru, terbukti kelahiran naik lagi. Terbukti ibu hamil naik lagi. Terbukti kematian anak naik lagi. Kemiskinan tidak turun-turun. Kenapa karena orang-orang yang mencari bagaimana supaya tidak miskin itu tidak dikasih tahu. Mungkin mereka perlu keterampilan-keterampilan mengolah yang ada di desa. Tetapi tidak diberikan.
Peran pemerintah sekarang dibanding pemerintahan Pak Soeharto dulu terkait BKKBN?
Alhamdulillah jaman Pak Harto mendukung. Tapi sekarang kalau menawarkan tidak menarik bagaiman mencari dukungan. Kalo kita pinter menawarkannya pasti mendapat
dukungan. Jadi promosinya itu tidak menarik sehingga dukungannya tidak ada.
Masukan buat pemerintah sekarang apa?
Oh iya kita mengrim anu mengirim memo-memo kepada presiden, kepada menteri-menteri, nulis di koran.
Bagaimana soal laju penduduk di Indonesia sekarang, apakah sudah dalam kondisi mengkhawatirkan?
Sangat mengkhawatirkan. Karena tingkat kelahiran dan pertumbuhan naik lagi. Jadi dulu sudah kita turunkan pada tahun 2000 sampai sekarang naik lagi. Ini sudah beberapa bulan kepala BKKBN-nya kosong. Kalau kosong aksesnya di daerah menjadi sangat tipis karena komandannya tidak ada. Kalau dulu saya petakan. Petakannya kita umpan balik kepada pemimpin di daerah kepada gubernur, kepada bupati. Eh gubenur eh bupati kamu harus begini. Itu saya perhatikan saya surati kepada Pak Presiden kalau jelek dan kadang-kadang kalau desanya nggak maju-maju saya panggil ke sini saya ajak ngadep gubernurnya. Eh kamu dipanggil presiden daerah kamu nggak maju-maju ini. Kalau dipanggil presiden kan nggak bisa apa-apa. Sekarang nggak ada gubernur yang dipanggil presiden karana pertumbuhan penduduknya nggak turun-turun. Jaman itu ada gubernur dipanggil presiden kalau ada kesalahan.
Dua anak cukup, tagline KB saat ini apakah masih relevan?
Tadinya kan dua anak lebih baik saya kritik habis-habisaan. Dikembalikan lagi dua anak cukup. Karena dua anak lebih baik itu diplesetkan. Dua anak lebih baik. Jadi dua anak lebih itu yang baik, nah itu yang salah karena kok komunikasi tidak jelas lalu saya kritik habis-habisan akhirnya diganti dua anak cukup.
Di dunia, posisi demografi Indonesia seperti apa?
Secara menyeluruh Indonesia provinsi demi provinsi sekarang ini menerima kenyataan baru bahwa penduduk usia 15 sampai 60 tahun itu lebih banyak dari penduduk yang di bawah 15 dan di atas 60 tahun. Kalau lebih banyak dan bekerja kemakmurannya akan bertambah, tetapi kalau lebih banyak ngangur dengan sendirinya kita semakin sengsara. Jadi banyak tempat penduduk usia 15 sampai 60 tahun ini tidak bekerja. Penganggurannnya banyak atau yang perempuannya sekolahnya tinggi tapi masuk jadi ibu rumah tangga. Usianya produktif tapi dia tidak bekerja.
Penduduknya bertambah besar penduduknya suburnya juga bertambah banyak tetapi belum dimanfaatkan dengan tepat. Program-program katakanlah yang padat karya itu
katakanlah tidak menjadi massal. Padahal mestinya jadi program yang massal sehingga penduduk kita tidak menjadi pembantu di luar negeri atau menjadi pekerja di luar negeri. Kalau kerjaan di sini banyak kan bekerja pada bangsa dan negaranya produktivitasnya tinggi. Tapi ternyata kerjaanya nggak ada, ibu-ibu yang dari desa pergi ke luar negeri ke Arab Saudi menjadi pembantu. Coba kalau di desanya banyak pekerjaan kan lebih senang di desanya.
Kenapa BKKBN sampai saat ini belum jadi kementerian yang mandiri, masih badan?
Dulu pernah jadi kementerian kan tapi sejak tahun 2000 dihilangkan. Nah itu kesalahan fatal pemerintah sampai sekarang kesalahan fatal itu belum diperbaiki. Sudah sering saran saya ajukan harus jadi kementerian sehingga kepalanhya itu bisa bicara derajatnya dengan kementerian lain karena program yang diatur dia sudah lintas kementerian. Jadi mengantarkan penduduk mencari sekolah. Nah itu kan dia harus berhadapan dengan Kementerian pendidikan kalau di sini cuma kepala saja mau ngomong, aduh saya ini sibuk. Nah kalau jadi kementerian loh saya ini menteri masa ngomong sesama menteri nggak bisa.
Waktu itu saya begitu. Waktu kementerian saya ngomong sama para menteri saya ngomong saya minta per KB bibit kepala hibrida langsung dikasih kementerian pertanian tidak usah BKKBN yang mensuplai. Apa yang dibutuhkan bisa disuplai dengan sektor-sektor tadi.
Saran sebagai tokoh BKKBN?
Saran saya adalah satu, bahwa kegiatan BKKBN itu harus terjun sampai ke kabupaten kota dan kecamatan.Tidak di tingkat nasional, tidak di tingkat provinsi, tetapi di
tingkat kabupaten, kecamatan dan desa.
Yang kedua, yang dibawa BKKBN bukan lagi kontrasepsi saja. Tetapi bagaimaan penduduk yang 60 persen itu sudah ber-KB itu ditawarkan berbagai intasnsi untuk mendapat dukungan pembangunan sehingga mereka yang sudah KB itu berubah bagaimana menjadi keluarga sejahtera. Jadi yang KB itu harus ditolong sehingga yang KB tidak menjadi semakin miskin. Jadi harus punya peta seluruh daerah bahwa yang daerah-daerah miskin ini harus mendapat atensi dari berbagai kementerian. Jadi pendekatan yang dibawa adalah pendekatan holistik.
Lalu yang ketiga adalah bahwa keluarga yang pra-sejahtera dan miskin ini harus dimonitor apakah harus mengikuti dari tahun ke tahun itu makin habis atau sama saja. Kalau makin habis harus dipetakan dimana yang masih pra-sejahtera harus makin menjadi sejahtera. (mdk/war)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KB berperan penting menjaga kualitas sebuah keluarga
Baca SelengkapnyaTak hanya dari keluarga miskin, anak dari keluarga orang kaya juga bisa kena stunting.
Baca SelengkapnyaKrisis populasi Korea Selatan sebenarnya berakar dari kebijakan keluarga berencana.
Baca SelengkapnyaBKKBN akan meningkatkan intensifikasi KBPP hingga seluruh pelosok Tanah Air sampai daerah terpencil.
Baca SelengkapnyaIPM Palembang mendekati Jakarta dan Yogyakarta dan inflasi terkendali
Baca SelengkapnyaBerikut rincian penyaluran anggaran kesehatan di 2023.
Baca SelengkapnyaJumlah rata-rata kelahiran bayi di Korea Selatan tahun 2021 sebesar 0,81 kemudian angka ini turun di tahun 2022 menjadi 0,78.
Baca SelengkapnyaAirlangga menuturkan jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) yang terdaftar melalui Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan angka yang terlalu rendah.
Baca SelengkapnyaJjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaPKH adalah program yang dibuat sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan.
Baca SelengkapnyaKerjasama semua pihak termasuk swasta salah satunya untuk menekan angka stunting
Baca SelengkapnyaKemenko PMK telah memanfaatkan data PK sebagai basis data Pensasaran Percepatan Penurunan Kemiskinan EKtrem (P3KE).
Baca Selengkapnya