Q&A: Nasib Vaksin Corona di Indonesia
Merdeka.com - Pemerintah berencana mendatangkan jutaan vaksin Covid-19 pada November 2020. Semua berasal dari tiga perusahaan Cina. Adapun vaksin nantinya belum diutamakan bagi masyarakat luas.
Belakangan pemerintah menyatakan rencana pemberian vaksin diundur. Padahal pemerintah sudah gembar-gembor segera mendatangkan 1,5 juta dosis vaksin pada pekan pertama November.
Adapun salah satu alasan pemberian vaksin diundur lantaran belum mendapatkan emergency use authorization (EUA) atau persetujuan penggunaan vaksin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Mengapa vaksin kanker penting bagi masyarakat? Putin menggambarkan pencapaian ini sebagai langkah penting menuju terobosan medis yang bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat.
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
Keamanan dan khasiat vaksin harus diperhatikan betul. Vaksinasi juga tidak boleh menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat Indonesia.
Berikut penjelasan detail soal vaksin Covid-19:
Ada berapa vaksin Covid-19 yang akan disediakan pemerintah RI dan dari masa saja asalnya?
Empat vaksin ini berasal dari Indonesia dan China. Tiga di antaranya berasal dari Cina. Pertama, vaksin Sinovac. Kedua, vaksin Sinopharm. Ketiga, vaksin CanSino. Sementara satu lainnya dari dalam negeri yakni vaksin Merah Putih.
Berapa total dosis vaksin Covid-19 yang akan didatangkan pemerintah dari Cina?
Untuk vaksin Sinovac, pemerintah berencana mendatangkan tiga juta dosis hingga akhir Desember 2020. Distribusi dari Cina ke Indonesia akan dilakukan secara bertahap, yakni 1,5 juta dosis vaksin pada pekan pertama November dan 1,5 juta dosis vaksin lagi pada minggu pertama Desember 2020.
Pengiriman vaksin Sinopharm juga akan dilakukan selama dua kali. Pertama, dikirim 100.000 dosis vaksin pada November 2020. Tahap kedua, sekitar 15 sampai 20 juta untuk tahun 2021.
Sedangkan vaksin CanSino akan didatangkan sebanyak 15 juta dosis vaksin tahun ini. Sebanyak 5 Juta dosis di antaranya mulai dikirim pada November 2020.
Apakah empat vaksin ini sudah melalui uji klinis tahap tiga?
Vaksin Merah Putih belum melewati uji klinis tahap tiga. Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro, mengatakan vaksin Merah Putih baru berada dalam tahap persiapan uji coba pada hewan.
Pengembangan vaksin Merah Putih diperkirakan baru rampung pertengahan 2021. Sementara tiga vaksin Covid-19 asal Cina telah melewati uji klinis tahap tiga.
Uji klinis fase tiga vaksin Sinovac dilakukan di beberapa negara, seperti di Brasil, Tiongkok dan Indonesia. Di Brasil dan Tiongkok, uji klinis fase tiga Sinovac telah rampung.
Sementara di Indonesia sedang menjalani uji klinis tahap tiga di Bandung, Jawa Barat. Lebih dari 1.600 relawan dilibatkan dalam uji klinis ini.
Kepala Badan POM, Penny K. Lukito, pada 18 Oktober lalu mengatakan uji klinis tiga vaksin Sinovac memasuki tahap rekrutmen subjek penelitian. Setelah rekrutmen subjek penelitian selesai, uji klinis Sinovac memasuki tahap vaksinasi kedua serta pengamatan efikasi atau khasiat dan keamanan vaksin.
Uji klinis tahap tiga vaksin Sinovac diperkirakan baru rampung pada Desember 2020. Vaksin Sinopharm juga melakukan uji klinis tahap tiga di beberapa negara, misalnya Tiongkok, Uni Emirat Arab (UEA) dan Turki. Sinopharm telah melewati uji klinis fase satu dan fase dua pada 12 April 2020 lalu.
Sedangkan uji klinis fase tiga vaksin CanSino dilakukan di Tiongkok, Kanada dan Arab Saudi. CanSino bahkan sudah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dan sudah digunakan untuk tentara Tiongkok.
Berapa harga vaksin Covid-19 di Indonesia?
Harga vaksin Sinovac diperkirakan mencapai Rp 148.000 hingga Rp 296.000 per dosis. Sementara Sinopharm diperkirakan dibanderol Rp 2,1 juta untuk dua kali suntik. Untuk harga vaksin CanSino belum diketahui.
Lalu kapan vaksinasi Covid-19 akan dimulai di Indonesia?
Pemerintah berencana mulai melakukan vaksinasi Covid-19 pada November 2020. Namun, setelah mendapatkan kritikan berbagai pihak, pemerintah mengurungkan niatnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kemungkinan vaksin Covid-19 belum bisa masuk ke Indonesia pada November 2020. Alasannya, belum mendapat emergency use authorization dari BPOM.
Siapa yang diprioritaskan mendapatkan vaksin Covid-19 terlebih dahulu?
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan mengatakan ada lima kelompok masyarakat yang menjadi sasaran prioritas vaksinasi Covid-19. Pertama, petugas medis dan aparat hukum. Kedua, tokoh agama, perangkat daerah dan sebagian pelaku ekonomi.
Ketiga, tenaga pendidik. Empat, aparatur pemerintah baik pusat, daerah dan legislatif. Keempat, peserta BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran). Kelima, masyarakat miskin.
Daerah mana saja yang Diprioritaskan Dapat Vaksin Covid-19?
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan daerah yang diprioritaskan mendapatkan vaksin adalah wilayah dengan penularan Covid-19 terbanyak atau masuk zona merah. Saat ini, daerah yang masih masuk zona merah Covid-19 yakni Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Riau, Papua Barat, Lampung, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Bengkulu, Aceh dan Kalimantan Timur.
Per hari ini, pasien positif Covid-19 di Sumatera Utara sebanyak 12.837, sembuh 10.464 dan meninggal 526 orang. Sumatera Barat melaporkan 13.649 pasien positif Covid-19, sembuh 8.283 dan meninggal 242 orang. Sumatera Selatan mengonfirmasi 7.667 pasien positif Covid-19, sembuh 6.113 dan meninggal 410 orang. Sulawesi Tenggara memiliki 4.856 pasien positif Covid-19, sembuh 3.557 dan meninggal 80 orang.
Riau 14.251 pasien positif Covid-19, sembuh 10.467 dan meninggal 319 orang. Papua Barat 4.080 pasien positif Covid-19, sembuh 3.478 dan meninggal 65 orang. Lampung 1.729 pasien positif Covid-19, sembuh 977 dan meninggal 70 orang. Kepulauan Riau 3.738 pasien positif Covid-19, sembuh 2.564 dan meninggal 90 orang.
Jawa Tengah 32.732 pasien positif Covid-19, sembuh 27.278 dan meninggal 1.711 orang. Jawa Barat 35.148 pasien positif Covid-19, sembuh 24.507 dan meninggal 714 orang. DKI Jakarta melaporkan 103.522 pasien positif Covid-19, sembuh 90.064 dan meninggal 2.204 orang. Bengkulu melaporkan 1.040 pasien positif Covid-19, sembuh 788 dan meninggal 48 orang.
Aceh mengkonfirmasi 7.339 pasien positif Covid-19, sembuh 5.037 dan meninggal 266 orang. Kalimantan Timur 13.562 pasien positif Covid-19, sembuh 10.267 dan meninggal 466 orang.
Kendati demikian, status zonasi setiap daerah bisa mengalami perubahan dalam waktu dua minggu tergantung laju penularan kasus Covid-19. Karena itu, pemerintah pusat belum menentukan jumlah distribusi vaksin ke setiap provinsi prioritas.
Akan tetapi, beberapa provinsi di Indonesia sudah menyampaikan jumlah vaksin yang dibutuhkan untuk melakukan vaksinasi warganya. Misalnya, Jawa Barat. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, Marion Siagian, mengatakan Jawa Barat membutuhkan 72.145.938 dosis vaksin Covid-19.
Bagaimana respon masyarakat terhadap rencana vaksinasi corona?
Sosialisasi vaksinasi terus digalakkan mengingat 7,60 persen masyarakat di Indonesia tidak mau divaksinasi. Data ini berdasarkan hasil survei yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF.
Ada sejumlah alasan masyarakat menolak divaksinasi. Pertama, mereka tidak yakin dengan keamanannya dengan persentase sebesar 59,03 persen. Kedua, masyarakat tidak yakin dengan efektivitas vaksin sebesar 43,17 persen, 24,20 persen takut efek samping vaksin dan 26,04 persen tidak percaya vaksin.
Dalam survei juga ditemukan alasan masyarakat menolak divaksin karena masalah agama, sebesar 15,97 persen. Project Integration Manager of Research and Development Division PT Bio Farma, Neni Nurainy mengatakan vaksin sangat penting untuk mengontrol kematian juga mencegah kecacatan dan komplikasi akibat Covid-19.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaVaksin Polio Bisa Bikin Cacat Mitos atau Fakta? Begini Penjelasan Pakar
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca Selengkapnya