Segelas Kopi sebelum kokang senjata
Merdeka.com - "Minum kopi Liong jodohnya uli goreng," ujar Rozak, 71 tahun menyodorkan piring berisi uli baru saja dia angkat dari dalam penggorengan. Sementara istrinya, Yaya, 68 tahun sibuk mengaduk kopi di dalam gelas bening bermotif kembang. Tangannya terus menggoyang sendok ketika air panas dalam termos dia tuangkan. "Ini kopinya bang," kata Yahya sambil mengantarkan kopi menggunakan tatakan.
Kopi Liong, begitu kebanyakan orang-orang di Kabupaten Bogor menyebut mereknya. Nama aslinya ialah Kopi Cap Liong Bulan. Kopi ini merupakan khas kota Bogor. Jangan kaget jika pesan kopi tubruk di kota ini, nama Kopi Liong lebih dulu disebut di banding merek lain. Maklum, selain disebut-sebut sebagai kopi khas Bogor, Kopi Liong rupanya memang paling laris dibanding kopi-kopi lain. Rasanya tak cocok kalau ke Bogor jika tak mencoba Kopi Liong.
"Ini kopi Khas Bogor," ujar Yaya menyahut.
-
Apa saja kreasi kopi yang pernah populer? Selain memiliki rasa segar dan gampang dibikin, ternyata alasan populernya aneka kreasi minuman tersebut adalah terletak pada keunikan yang masing-masing miliki.
-
Dimana kopi Priangan terkenal? Karena terkenalnya kopi dari Jawa Barat, orang Eropa menyebutnya a cup of Java Mereka tidak menggunakan istilah secangkir kopi, tetapi secangkir Java.
-
Kapan tradisi minum kopi sanger dimulai? Budaya ngopi orang Aceh sendiri sudah ada sejak tahun 1980-an yang identik dengan bapak-bapak yang duduk di warung kopi.
-
Bagaimana VOC mendapatkan keuntungan dari kopi Priangan? Tahun 1720 VOC mewajibkan Preangerstelsel. Sistem tanam paksa pertama yang dilakukan kompeni di Jawa Barat. VOC meraup keuntungan luar biasa dari kopi Priangan.
-
Apa yang terjadi pada rakyat Priangan karena kopi? Rakyat Priangan menderita & dipaksa menanam kopi oleh VOC dan para pembesar pribumi. Mereka dipaksa meninggalkan lahan pertanian mereka demi 'emas hitam'.
-
Kenapa VOC menanam kopi di Priangan? Tahun 1707, VOC membagikan bibit kopi kepada para bupati di Priangan. Dimulailah sejarah penanaman kopi di Nusantara. Tak semua berhasil. Namun di dataran tinggi kopi berkembang dengan baik. Kopi ternyata sangat menguntungkan.
Di warung-Warung kampung sepanjang Depok, Citayam hingga daerah Kota Bogor, kopi ini mudah di dapatkan. Seperti Rozak dan Yaya, penjual warung makanan khas di Kampung Panjang, Citayam, Kabupaten Bogor. Kopi Liong menjadi salah satu andalan menemani makanan dia jual di warungnya. Jodohnya bisa gorengan pisang, uli goreng atau kue cucur. Pelanggan warung dimiliki Rozak pun kebanyakan tukang ojek biasa mangkal tidak jauh dari warungnya.
Rozak pun mengaku sudah menjual seduhan Kopi Liong lumayan lama. Sejak tahun 1990 an dia berdagang, Kopi Liong masih menjadi andalan paling laku untuk kopi seduhan jualannya. Kopi Liong menurut Rozak memang sudah lama dikenal orang-orang. Bahkan ketika dia muda, Kopi Liong sudah ada. Rasanya pun menurut dia tak pernah berubah. Hanya kemasan untuk membungkus kini berubah menggunakan plastik.
"Dulu masih dibungkus kertas cokelat," ujar Rozak.
Pabrik Kopi Liong terletak di Jalan Bintang Mas 5, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasinya berada tak jauh dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong. Sayang, ketika merdeka.com menyambangi pabrik Kopi Liong, tidak ada yang bisa dimintai keterangan mengenai sejarah berdirinya. Kondisi pabrik tertutup pagar tembok tinggi sekitar lima meter. Pintu masuk pabrik itu berwarna hijau dengan pembatas kawat berduri di depannya.
Tidak ada pos penjaga di pabrik itu. Di sebelah pabrik Kopi Liong ada pabrik garment dan beberapa pabrik lain berdiri di Jalan Bintang Mas 5. Seorang pedagang warung nasi padang memberi tahu lokasi Pabrik Kopi Liong, menurut dia pabrik kopi itu memproduksi kopi khas Bogor. "Di sebelah pabrik garmen, itu Pabrik Kopi Liong," ujarnya. "Kopi itu khas kota Bogor,".
Berdasarkan beberapa literasi, Kopi cap Liong Bulan awalnya di buat oleh keturunan Thionghoa. Dulu Kopi Liong diproduksi di sekitar Pasar Anyar Kota Bogor. Tepatnya di belakang Bioskop Merdeka yang kini sudah menjadi lapak Pedagang Kaki Lima. Berdiri sejak tahun 1945, keberadaan kopi ini juga tak luput dari perjuangan para pejuang Kemerdekaan saat ini. Konon, sebelum berperang melawan penjajah Belanda, para pejuang menyeruput kopi Liong.
Bahkan ketika pemilik sedang menggoreng biji kopinya, anak-anak kecil tingal dekat dengan pabrik berkumpul untuk mencium aroma kopinya. Mereka berdiri di depan jendela karena aroma kopinya begitu menggoda. Nikmat. (mdk/arb)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah kopi Priangan merajai pasar Eropa. Namun di Tanah Air meninggalkan kesengsaraan.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan para pejuang tanah air pada masa revolusi yang tertangkap oleh tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaIni jadi kedai kopi pertama di Jakarta sejak 1878, bertahan selama 145 tahun.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan potret tentara Belanda yang sedang berinteraksi dengan penduduk pribumi Indonesia.
Baca SelengkapnyaMayoritas warga di sana bekerja sebagai petani kopi yang dibayar Rp25 ribu per setengah hari.
Baca SelengkapnyaDulunya jenis kopi ini menjadi favorit Ratu Belanda yang diproduksi khusus dari biji kopi terbaik.
Baca SelengkapnyaNgopi sambil menikmati suasana klasik Belitung tentu menghadirkan daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Baca SelengkapnyaGedung itu menjadi saksi bisu perjuangan masyarakat Boja dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia
Baca SelengkapnyaDi balik ketenaran kopi gula aren kekinian, rupanya cara meminum kopi serupa sudah dipraktikkan oleh leluhur di Ciamis.
Baca SelengkapnyaBerikut ini adalah penampakan seragam TNI di awal kemerdekaan Indonesia, sangat sederhana dan banyak yang memakai seragam sisa peninggalan Jepang dan Belanda.
Baca SelengkapnyaBotol berbahan stoneware sendiri diduga digunakan untuk wadah minuman bersoda
Baca SelengkapnyaKeris pusaka Klungkung, saksi bisu tragedi pembantaian Belanda di Puri Smarapura, kembali setelah 115 tahun.
Baca Selengkapnya