Sejarah hitam Gang Buntu
Merdeka.com - Sore itu cuaca agak mendung di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Angkutan kota hilir mudik melewati jalan itu. Di kawasan itu tersimpan sebuah sejarah kelam negeri ini. Gang Buntu, di Kebayoran Lama jadi saksi bisu kekejaman Orde Baru.
Memasuki Gang Buntu, jajaran rumah dengan tembok-tembok tinggi berderet. Di masa lalu, kata Ayub (bukan nama sebenarnya), dahulu Gang Buntu hanya sebuah jalan setapak. Di sekelilingnya masih berupa lahan-lahan kosong. Pohon nanas dan cempedak banyak tumbuh di sana. Menurut penuturan orang tua Ayub, di Gang Buntu terdapat sebuah penjara buat menginterogasi para aktivis dan mereka yang dicap anggota atau simpatisan Partai Komunis Indonesia.
"Dari bapak saya begitu, tapi untuk tempat sementara dan memang tidak ada yang meninggal," kata Ayub (56) ketika ditemui merdeka.com di Gang Buntu, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
-
Bagaimana kondisi gang di Bandung? Jalanannya sudah diaspal dan dicor semen. Terlihat rumah-rumah warga juga bersih dan jauh dari kata kumuh. Banyak di antara pemilik rumah menanam tanaman hias di depan tempat tinggalnya, sehingga tampak hijau.
-
Bagaimana kondisi gang bersih di Bandung? Di sini tidak terlihat adanya sampah, kotoran dan lumpur yang menggenangi irigasi sampai tumpukan sisa residu plastik.
-
Apa yang unik dari gang di Bandung? Walaupun berukuran hanya selebar badan, kondisi gang padat penduduk di Kota Bandung ini amat bersih dan rapi
-
Di mana lokasi gang sempit di Bandung? Lokasinya berada di kawasan Babakan Ciamis, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.
-
Kenapa Gang Tai dulu tidak dilalui warga? Itulah mengapa, gang ini dulunya tidak dilalui warga dan orang-orang karena merupakan saluran pembuangan.
-
Dimana penjara ditemukan? Arkeolog mengumumkan penemuan penjara dalam toko roti di reruntuhan kota kuno Pompeii di Italia.
Bangunan asli penjara Gang Buntu menurut Ayub sudah tidak ada. Namun, beberapa tandanya masih bisa dikenali. Menurut Ayub, bekas penjara itu sudah dibangun rumah.
"Sekarang mah sedikit yang nampak, tapi kayaknya enggak bisa difoto karena enggak enak," kata Ayub sambil menolak menunjukkan beberapa letak bangunan tersebut.
Dalam buku Neraka Rezim Soeharto: Tempat-tempat Penyiksaan Orde Baru ditulis Margiyono dan Kurniawan Tri, mereka yang dianggap berhaluan kiri mulai dibawa ke sana sekitar 1967-1968.
Sebelum dijadikan penjara, bangunan itu merupakan studio film milik orang berdarah Tionghoa. Namun tidak tahu sejak kapan studio itu diambil alih. Suasana menegangkan juga terasa di Gang Buntu pada saat itu, selama 24 jam para tentara menyiksa tahanan. Interogator dan penyiksa dibagi beberapa sel. Para tentara datang membawa karung melewati tahanan sambil memukuli dengan sadis. Siksaan yang paling disenangi para tentara yaitu menyiramkan cairan kimia ke kepala tahanan hingga bocor sampai tewas.
Seorang wartawati Warta Buana, Sri Sulistyawati (76) yang sebelas tahun dipenjara di Bukit Duri, Jakarta Selatan juga pernah mengalami penyiksaan di penjara Gang Buntu. Sri menjelaskan umumnya tahanan tidak disiksa di Penjara Bukit Duri. Tapi dibawa ke tempat lain. Istilahnya dibon, atau dipinjam. Nasib tahanan pun bergantung ke tempat mana dia dibon. "Banyak yang tidak kembali lagi ke tahanan. Mungkin dieksekusi," kata Sri.
Dalam buku yang ditulis oleh Margiyono, Kurniawan Tri Yunanto, dan Yulianti. Tak hanya penduduk sipil yang ditahan dan disiksa, tentara pun turut diseret. Salah satunya, Andi Azis, mantan Sekretaris Daerah Timor Timur yang terlibat korupsi. Mantan penyelidik Komnas HAM yang juga ikut penyelidikan kasus pelanggaran HAM, Stenly Adi Prasetyo membenarkan lokasi itu menjadi tempat pemeriksaan dan penyiksaan para aktivis di orde baru. "Iya betul," kata Adi.
Selain tahanan politik 1965, penjara Gang Buntu pernah digunakan untuk tanahan khusus pengeboman BCA di Pecenongan yang terjadi pada 4 Oktober 1984. Banyak tahanan dari kelompok pengeboman BCA dan pembajakan pesawat maskapai Garuda Indonesia 'Woyla'.
Tak hanya Ayub, Jiing (52) salah satu warga Kebayoran lama, Jakarta Selatan menceritakan gang yang dianggap horor itu. Menurut dia, nama Gang Buntu itu mengisahkan banyak siksaan yang berbuah penderitaan bahkan kematian dari para "musuh" negara.
"Dulu kata orang tua saya, ada satu rumah entah letaknya di mana sekarang, tapi memang ada rumah penyiksaan untuk orang-orang PKI. Angker katanya," kata lelaki paruh baya itu
Gang Buntu, kata Jiing pada saat itu dijaga ketat dan tidak sembarang orang bisa masuk. Malah suasananya menyeramkan. Banyak yang dibantai habis-habisan di gang tersebut. Namun, kini gang itu sudah berubah menjadi jalan. Namun, bangunan dan rumah-rumah tua dengan arsitektur tempo dulu masih ada beberapa yang bertahan.
"Tapi sekarang jadi Jalan Buntu, dan yang nempati orang-orang berada semua. Kalau Magrib, bisa dilihat sekarang sepi kalau sudah menjelang malam," kata Jiing sambil menunjuk beberapa rumah.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di dalam goa tersebut ada sebuah lorong terlarang yang tak boleh dimasuki siapapun
Baca SelengkapnyaPeristiwa kelam ini cukup memberikan luka mendalam bagi masyarakat Aceh yang dilakukan oleh aparat TNI di era konflik Aceh.
Baca SelengkapnyaDi balik keasriannya, ada cerita kelam ketika puluhan rumah dibakar paksa oleh pemberontak. Dari 80 rumah yang ditinggali warga, kini tersisa hanya 10 bangunan.
Baca SelengkapnyaTawuran tersebut melibatkan dua kelompok, yakni Geng Biang Rusuh (Birus) dan Geng Anak Lapak Klender.
Baca SelengkapnyaLubang Jepang, tempat saksi bisu praktik Romusha terhadap warga pribumi yang berada di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaKondisi kontrakan 1000 pintu yang seram meski di siang hari
Baca Selengkapnya10 Goa Jepang di Indonesia: Jelajahi stalaktit, stalagmit, dan sejarah menarik di destinasi ini!
Baca SelengkapnyaSaat masa penjajahan Belanda, lokasi kampung itu digunakan sebagai tempat para tentara Belanda melakukan kekerasan terhadap warga pribumi.
Baca SelengkapnyaJika kebanyakan gang menggunakan nama seorang pahlawan atau buah, namun jalan kecil yang satu ini dikenal dengan nama Gang Tai.
Baca SelengkapnyaAnak di bawah umur pernah dijadikan budak prostitusi di kawasan Gang Royal.
Baca SelengkapnyaKetiganya tertangkap setelah dua kelompok remaja menggelar aksi saling serang di wilayah Balaraja, Kabupaten Tangerang.
Baca SelengkapnyaSimak foto langka suasana di Jakarta usai tragedi G30S. Banyak tank berkeliaran memburu anggota PKI.
Baca Selengkapnya