Sekretaris Bulog: Stok Beras Cukup, Mendekati 1 Juta
Merdeka.com - Wacana impor 1 juta ton beras menjadi pembahasan hangat. Rencana itu digaungkan Kementerian Perdagangan dengan alasan untuk memenuhi cadangan stok beras Bulog sebesar 1 sampai 1,5 juta ton. Bahkan rencana tersebut sudah diputuskan sejak Desember 2020 lalu.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengaku sudah menghitung matang terkait stok beras di Bulog. Berdasarkan penghitungannya, stok beras cadangan Bulog saat ini hanya tersedia sebanyak 800.000 ton. Sebanyak 270.000-300.000 ton dari stok tersebut merupakan beras hasil impor tahun 2018 silam. Bahkan sebanyak 300 ribu ton beras sisa impor itu berpotensi mengalami penurunan mutu.
Perhitungan tersebut berbeda dengan pengakuan Bulog. Mereka optimis bahwa stok beras di gudang masih mencukupi. Bahkan rencananya Bulog dalam waktu dekat segera melakukan pembelian dari petani untuk menjaga ketersediaan.
-
Siapa yang harus bantu capai target produksi? Arief meminta Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal PSP dan BPPSDMP untuk saling bersinergi dengan unit eselon I lainya dalam menyediakan benih unggul, ketersediaan pupuk hingga kesiapan penyuluh.
-
Mengapa Kementan menargetkan produksi padi satu juta hektare? Menurut Mentan, sedikitnya pertanaman satu juta hektare harus disiapkan mulai dari sekarang terutama untuk mengamankan stok beras di 3 bulan ke depan.
-
BULOG mengimpor apa? Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional sudah menugaskan Perum BULOG untuk mengimpor jagung pakan sebanyak 500 ribu ton.
-
Kapan target tanam 1000 hektare? Langkah selanjutnya, kata SYL, Kementan mendorong semua daerah segera melakukan penanaman 1000 hektare.
-
Apa target produksi beras Kementan? Menyambut Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2023, Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong kepala daerah memperkuat produksi pangan guna menekan inflasi, khususnya merealisasikan target produksi beras sebanyak 35 juta ton pada musim panen yang akan datang.
-
Kenapa KKP menargetkan produksi garam 2,25 juta ton? Begitu juga dengan produksi garam mencapai nilai sebesar 2,25 juta ton.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, dalam wawancara dengan jurnalis merdeka.com Ronald Chaniago pada 24 Maret 2020. Dia juga mengaku tidak mau masuk dalam polemik wacana impor beras.
Berikut petikan wawancaranya:
Bagaimana sikap Bulog melihat polemik wacana impor beras?Polemik, ya yang berpolemik. Kita enggak ikutan. Iya kan? Boleh polemik kita enggak usah polemik. enggak usah ikut-ikutan. enggak perlu membawa kita ke sana.
Apa alasan Bulog tidak bersikap terkait isu tersebut?Urusan beras iya. Tapi kita sekarang ini konsentrasi pengadaan, penyerapan beras dalam negeri. Sekarang ini sedang panen. Perkiraan dari BPS dan Kementerian Pertanian, kita kan sudah satu data. BPS memprediksi bahwa panen tahun ini akan lebih baik dari tahun kemarin.
Menurut perhitungan BPS juga, puncak panen ada di bulan April. Maret juga akan tinggi perkiraannya. Ini kan sudah mulai panen di awal Maret kemarin. Sekarang teman-teman kita di lapangan juga sudah melakukan penyerapan. Tren penyerapan kita naik.
Bisa dijelaskan berapa kenaikannya dari hasil hitungan Bulog?145.000. Itu tanggal kemarin. Sekarang sudah 150.000 setara beras. Kita sedang konsentrasi ke sana. Fokus kita penyerapan dalam negeri saja.
Sejauh ini apakah sudah ada informasi disampaikan kepada Bulog terkait wacana impor beras tersebut?Impor itu kan kebijakan. Kebijakan itu ada di pemerintahan. Mungkin akan lebih pas, lebih berkompeten itu adalah Kementerian Perdagangan sama Kementerian Pertanian atau Kementerian Koordinator Perekonomian.
Menurut Bulog, apakah momen saat ini sudah tepat untuk mengumumkan rencana impor beras?Kami tidak dalam posisi untuk menanggapi itu. Saya kembalikan ke tugasnya saja. Tugas Bulog kita di ketahan pangan itu, ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas. Itu tupoksi kita. Dari sisi ketersediaan kita mesti beli dong. Dari mana? Untuk sekarang ini sekaligus untuk stabilitas harga di tingkat produsen atau di hulu kita melakukan penyerapan dalam negeri. Karena sekarang ini sedang panen, maka kita fokus ke situ dulu. Bukan hanya (fokus ke situ) dulu. Itu tugas kita untuk melakukan penyerapan dalam negeri.
Tugas kedua, menjaga stok. Amanahnya sekitar 1 juta (ton). Sekarang sudah 900.000-an. Mendekati 1 juta lah. Sedikit lagi 1 juta.
Ketiga adalah menjaga stabilitas harga di tingkat hilir pada saat operasi pasar ketika diperlukan. Jadi stabilitas itu ada dua, di hulu dan hilir. Kemudian ketersediaan dan posisi stok itulah yang harus dijaga. Makanya kami tidak dalam posisi dan memang tidak ingin masuk ke dalam wilayah yang bukan wilayah kita.
Seberapa cukup stok beras Indonesia saat ini?Kalau untuk operasional Bulog, cukup.
Apakah stok beras di Bulog saat ini bisa untuk setahun ke depan?Kalau kita target pengadaan atau target penyerapan kita 1,8 juta ton. 400.000 ton untuk kebutuhan komersial dan 1,4 juta ton itu untuk PSO atau cadangan beras pemerintah. Itu yang kita alokasikan untuk operasional kita saat ini.
Artinya jumlah tersebut sudah mencukupi?Mudah-mudahan cukup. Sekarang kan sudah mulai pengadaan. Kita sudah punya 900.000, target pengadaan kita 1,4 (juta ton) di PSO-nya. Kemudian di komersial sekitar 400.000 ton. Insya Allah cukup. Kan panennya baru mulai.
Untuk Bulog stok nya sudah mendekati 1 juta, Insyaallah dalam waktu dekat satu atau dua hari ini kita sudah melakukan pembelian.
Waktu pandemi pemerintah menyerahkan bantuan beras kepada masyarakat. Kini berubah menjadi bantuan tunai. Seperti apa pengaruh setok beras yang dimiliki Bulog saat ini?Sebelum pandemi pemerintah sudah atau tetap melakukan bantuan uang tunai, pangan non tunai. Bantuan sembako, hanya saja suplai bukan hanya Bulog tp dibuka untuk masyarakat umum, untuk suplainya. Jadi masyarakat tetap menerima sembako tetap menerima barang.
Dalam rencana impor 1 juta ton beras, apakah Bulog diajak berdiskusi?Untuk menghitung itu jadi begini, di dalam undang-undang itu tugas pemerintah untuk menjaga kesediaan pangan, ketersediaan pangan itu harus ada. Pangan pokok kita ini beras, dan Bulog sudah melakukan penyerapan beras dalam negeri.
Kita ini operator, jadi kebijakan itu ada di sana. Makanya sudah lah tidak dalam posisi untuk masuk pada wilayah polemik itu. Kita tidak tahu dan tidak pada posisi dalam polemik itu.
Tolong teman-teman media, kasihan petani kalau polemik itu terus berlangsung. Makanya kita ini persoalan itu, polemik itu, sadar atau tidak akan memengaruhi kondisi pasar di bawah. Pasar itu, memang secara hukum ekonomi nya oleh suplai dan bina (cek), tapi kan ada sosiologi nya di pasar. Sosiolog itu dipicu oleh informasi. Makanya klo kita bijak, kalau kita bijak tolong dong untuk perusahaan ini kalau bisa dikurangi atau syukur2 dihentikan polemik itu.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bulog memastikan cadang beras pemerintah yang ada cukup untuk kebutuhan selama bulan Ramadan hingga lebaran.
Baca SelengkapnyaBulog sudah berhasil mendapatkan kontrak sebesar 1 juta ton dari kuota tambahan penugasan importasi beras dari pemerintah sebanyak 1,5 juta ton.
Baca SelengkapnyaStok yang dikuasai BULOG saat ini ada sebanyak 1,4 juta ton.
Baca SelengkapnyaZulhas meyakinkan ketersediaan beras saat ini cukup melimpah.
Baca SelengkapnyaErick Thohir mengatakan Pasar akan dibanjiri tambahan beras SPHP dari Bulog sebanyak 250 ribu ton.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus mendorong penyaluran beras SPHP ke Pusat Induk Beras Cipinang (PIBC) untuk di distribusikan ke pasar tradisional maupun retail modern.
Baca SelengkapnyaHingga pertengahan Juni 2024 Bulog telah menyerap produk petani dalam negeri sebanyak hampir 700 ribu ton.
Baca SelengkapnyaPerum Bulog mencatat Cadangan Beras Pemerintah (CBP) saat ini mencapai 1,85 juta ton per 19 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaSuyamto menjelaskan jumlah stok beras yang dikuasai BULOG saat ini sebanyak 1,7 juta ton
Baca SelengkapnyaRencana impor beras sebanyak 1,6 juta ton ini telah mendapatkan restu dari Presiden Jokowi maupun kementerian teknis terkait.
Baca SelengkapnyaPerum Bulog mencatat total pengadaan serapan beras dalam negeri mencapai 535 ribu ton atau setara 1.050 juta ton gabah.
Baca SelengkapnyaDari 10 Kg beras yang diberikan oleh pemerintah, telah memenuhi sepertiga dari kebutuhan bulanan.
Baca Selengkapnya