Siapapun marah jika disadap
Merdeka.com - Dua perempuan cantik tanpa senyum menyambut kedatangan merdeka.com Selasa lalu di kantor Badan Intelijen Negara (BIN), Kalibata, Jakarta selatan. Pada tahap pemeriksaan pertama, tas beserta seluruh barang di kantong harus melewati mesin pemeriksaan barang.
Setelah itu seluruh badan diperiksa sinar x sambil berposisi mengangkat tangan dan melebarkan kedua kaki. Di tahap kedua, pemeriksaan identitas beserta perekaman
retina mata dan sidik jari dilakukan untuk membuat kartu tamu sementara.
-
Bagaimana cara intel mendapat informasi di era sekarang? Teknologi yang semakin maju membuat para intel lebih sering menggali informasi di media sosial.
-
Mengapa penghindaran berita meningkat? Para penulis laporan ini memperkirakan kenaikan angka ini disebabkan oleh berita perang di Ukraina dan Timur Tengah. Saat ini, penghindaran berita berada pada tingkat rekor tertinggi.
-
Apa dampak positif teknologi bagi akses informasi? Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, akses terhadap informasi menjadi semakin mudah dan cepat.
-
Kapan teknologi informasi berkembang pesat? Dari berbagi informasi hingga membentuk komunitas online, internet telah mengatur revolusi industri 4.0.
-
Dimana teknologi informasi dipakai? Ada 3 contoh teknologi informasi yang paling sering digunakan. Bahkan salah satunya sudah seperti bagian dari hidup banyak orang karena fungsinya yang begitu luas.
-
Bagaimana orang mengakses berita? Di Inggris, hampir tiga perempat orang (73%) mengatakan mereka mendapatkan berita secara daring, dibandingkan dengan 50% untuk TV dan hanya 14% untuk media cetak.
Kompleks kantor BIN seluas hampir 17 hektare itu terasa adem lantaran rerimbunan pohon diselingi angin semilir. Di pintu masuk utama ada kandang binatang berisi tujuh rusa terlihat asyik berlalu lalang. Untuk menghubungkan pintu masuk dengan gedung utama mobil golf mini beserta petugas keamanan siap mengantar.
Di gedung utama nuansa intelijen kian terasa. Kamera pengintai ada di tiap sudut ruangan. Bersama dua staf khususnya, Kepala BIN Marciano Norman menjawab semua pertanyaan secara panjang lebar dalam wawancara khusus berlangsung nyaris sejam.
Berikut penuturan Marciano Norman kepada Pramirvan Datu Aprillatu dan Faisal Assegaf dari merdeka.com.
Selama kepemimpinan Anda, apa saja evaluasi perlu dilakukan?
Aaa (nada panjang) pertama, organisasi intelijen BIN ini awalnya Bakin (Badan Koordinasi Intelijen) sebelumnya juga melalui beberapa proses pergantian sehingga dalam usianya ke-67 tahun ini BIN sudah melalui beberapa kali perubahan organisasi.
Perubahan organisasi itu dilakukan karena juga berubahnya tantangan, ancaman, sehingga organisasi ini selalu dihadapkan untuk bisa menjawab tantangan yang ada. Saat saya masuk ke BIN, pertama saya lihat BIN harus bisa diterima oleh masyarakat Indonesia di zamannya. Sekarang zaman keterbukaan, jadi tidak bisa organisasi intelijen atau BIN menjadi sangat tertutup.
Itu tidak dimungkinkan di zaman sekarang. Kita harus memberikan peluang kepada masyarakat lebih mengenal siapa kita, untuk tahu manfaatnya kita. Kebetulan begitu saya
masuk undang-undang nomor 17 tentang intelijen baru disahkan sehingga saya pegang undang-undang itu.
Jadi pekerjaan rumah saya begitu saya masuk segera menyesuaikan organisasi ini dengan amanah undang-undang nomor 17 tentang intelijen negara. Karena sekarang zamannya era keterbukaan, dalam menata organisasi saya membuka satu deputi baru, yaitu deputi komunikasi dan informasi.
Itu adalah salah satu komitmen kuat dari saya dan seluruh anggota BIN, kami siap berkomunikasi dengan masyarakat. Kami siap dilihat oleh publik. Kami juga siap mempertanggungjawabkan apa yang kami kerjakan kepada publik.
Sehingga sekarang masyarakat mudah melihat. Kita juga punya situs web www.bin.go.id bisa diakses oleh siapapun. Di situ kita juga memberikan informasi-informasi tentang rekrutmen agen-agen BIN, baik dari masyarakat sipil baru lulus SMA nanti bisa masuk sekolah tinggi intelijen negara atau mereka sudah sarjana memang keahliannya dibutuhkan BIN.
Kita berikan semua informasi soal tugas dan peran agar masyarakat lebih mengenal BIN. Masyarakat kan berharap BIN ini sangat baik, menjadi salah satu perangkat memberikan deteksi secara dini, selalu melakukan upaya-upaya pencegahan dini, selalu memberikan prediksi-prediksi apa yang akan terjadi.
Konsekuensi BIN bisa diakses oleh masyarakat, paling utama peningkatan kualitas sumber daya manusia di era perang dunia maya dan semua media sosial begitu keras. Kita tidak bisa eksis hanya dengan kualitas sumber daya manusia biasa-biasa saja.
Sumber daya manusia harus disesuaikan dengan tuntutan tantangan di zamannya. Karena itu, kita memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anggota organik BIN menimba ilmu di negara mana saja yang menjadi mitra BIN.
Karena kita butuh orang-orang sangat ahli, misalnya masalah kawasan dan teknologi informasi. Jadi intelijen teknologi harus kita perbaiki dengan baik. Sekarang ini juga sangat kuat adalah permasalahan-permasalahan perekonomian. Untuk itu posisi intelijen ekonomi makin hari makin ke depan.
Kalau tadinya kita lebih berat ke intelijen keamanan dalam negeri, luar negeri, tapi intelijen ekonmi pun semakin naik, intelijen komunikasi dan informasi juga naik. Jadi tak ada pilihan, kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan. Beri mereka kesempatan menimba ilmu sebaik-baiknya.
Apakah Anda setuju adanya Internet dan banyaknya media makin memudahkan pihak intelijen mengambil informasi?
Kami memiliki deputi menangani masalah intelijen teknologi, Kita punya akses sangat besar kepada semua media sosial. Di situ kita bisa cari informasi kira-kira kita butuhkan. Seperti Anda bilang tadi, itu memudahkan kita.
Di satu sisi itu memudahkan kita, tapi di sisi lain harus kita manfaatkan untuk mencari informasi sangat cepat. Kita harus pandai-pandai memanfaatkan media sosial. Media-media sosial bersifat konstruktif untuk masyarakat tentu harus kita kawal dengan baik. Dalam arti kita apresiasi, kita punya kontak dengan mereka.
Ada beberapa kasus Indonesia menjadi korban penyadapan negara lain, terakhir kasus penyadapan telepon preiden oleh Australia. Apakah disebabkan peralatan kita kurang canggih atau korbannya teledor?
Jadi sebenarnya begini. Dalam pembicaraan telepon para pejabat itu, kita menggunakan telepon-telepon terenkripsi. Pihak lain memerlukan informasi kita, dengan kecanggihan teknologi dimiliki berusaha menyadap.
Kalau yang disadap itu adalah pembicaraan terenkripsi, dia juga tidak tahu substansi pembicaraan kita karena telepon-telepon kita gunakan terenkripsi dengan baik.
Kemudian persoalan etika. Kita bersahabat, tahu-tahu di kemudian hari saya bisa mendapatkan informasi Anda diam-diam menyadap semua pembicaraan saya. Bagi dua negara tetangga dan bersahabat, itu sangat mencederai kepercayaan kita terhadap mereka.
Setelah berdiplomasi sekian bulan itu berakhir dan sama-sama membangun komitmen agar peristiwa sadap-menyadap itu tidak terulang di masa mendatang. Tapi upaya kita melindungi pembicaraan kita melalui sarana komunikasi tersedia juga harus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Karena kecanggihan alat sadap terus meningkat. Kita harus mampu bersaing.
Tapi kalau kita bersaing seperti itu tak ada habisnya. Paling aman kita membatasi pembicaraan kita. Hal-hal sangat rahasia jangan melalui pembicaraan telepon, jangan dikirim melalui Internet atau surat elektronik sebab bisa diambil atau diretas oleh orang lain. Sebetulnya pelajaran dasarnya semua hal-hal bersifat rahasia dikirimkan tersandi.
Namun penyadapan dalam dunia intelijen lumrah terjadi?
Intelejen itu tugas pokoknya mencari informasi. Dalam mencari informasi itu bisa dengan cara macam-macam, tapi etika tetap harus dijaga. Siapapun akan tersinggung, marah
jika tahu dirinya disadap.
Tapi dalam prakteknya intelijen memang harus mengabaikan etika? Sebab prinsip intelijen tidak ada kawan abadi?
Iya tapi dalam operasi intelijen yang baik, apapun kita lakukan tidak pernah ketahuan. Jika operasi intelijen itu ketahuan artinya operasi intelijen itu gagal. Apa yang dilakukan oleh negara-negara maju melakukan penyadapan lalu terbongkar, itu operasi intelijen gagal dan akhirnya merusak hubungan diplomatik kedua negara.
Berkaca dari kasus Edward Snowden, orang dalam membocorkan rahasia intelijen. Bagaimana langkah Anda mencegah hal itu terjadi di BIN?
Pertama, kita harus kembali pada rekrutman awal. Saat tes psikologinya harus orang memenuhi syarat-syarat tertentu, orang-orang betul-betul tahan menghadapi dinamika intelijen, orang-orang tidak mudah putus asa, orang-orang tidak mudah membocorkan informasi, mempunyai kesetiaan tinggi. Kita harus mendapatkan orang-orang seperti itu di tahap rekrutmen awal.
Sehingga kita membatasi anak-anak baru masuk ke BIN minimal ada standar harus mereka penuhi. Karena dari situ ketahuan seseorang dalam keadaan tertekan, apa dia akan bertahan atau dia akan lari.
Seseorang mempunyai jiwa pengkhianat akan terlihat dalam tes psikologinya. Orang-orang seperti itu jangan direkrut. Snowden harus diakui sebagai rekrutmen gagal. Bagaimana mungkin seorang agen intelijen setelah keluar dia membocorkan semua.
Belajar dari situ, rekrutmen awalnya harus benar-benar orang-orang siap bekerja di intelijen. Orang intelijen itu apa yang dia kerjakan hanya dia, pemberi perintah, dan Tuhan yang tahu. Dia bisa membawa dirinya dengan baik.
Jadi setelah mereka bertugas sekian lama dan saat mereka akan mengakhiri penugasannya itu harus melalui suatu proses. Sehingga agen-agen kita, analis-analis kita di BIN ini begitu masuk masa pensiun sudah bisa mnyesuaikan diri dengan lingkungan. Di lingkungannya dia tetap diterima tapi rasa menjaga rahasia tetap tinggi, dalam arti menjaga informasi-informasi pernah dia lakukan dan tidak diberikan kepada orang lain.
Apa yang terjadi dengan Snowden itu tidak terjadi di kita. Itu pengalaman berharga untuk kita melakukan langkah preventif. Apa jadinya bila seseorang pernah bekerja di BIN kemudian berlaku seperti itu (Snowden), menimbulkan keresahan-keresahan, konflik-konflik baru seperti dilakukan Snowden.
Apakah kasus seperti Snowden pernah terjadi di BIN atau komunitas intelijen Indonesia?
Nggak pernah, sepanjang sejarah BIN belum. Mungkin informasi-informasi yang terbatas itu hanya sampai lapisan-lapisan tertentu. Kan juga ada kompartemensi. Koordinasinya di tingkat pimpinan tapi sampai ke bawahnya belum tentu seorang anggota BIN mengetahui apa yang dilakukan anggota BIN lainnya.
Alhamdulilah sampai saat ini belum ada (kasus seperti Snowden) dan ke depannya juga tidak ada. Karena itu pada dasarnya suatu tindakan mencederai komitmen seorang abdi negara kepada negaranya.
Biodata
Nama:
Marciano Norman
Tempat dan Tanggal Lahir:
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 28 Oktober 1954
Istri:
Triwatty
Anak:
Lima
Jabatan:
Kepala Badan Intelijen Negara (dilantik pada 18 Oktober 2011)
Pangkat Terakhir:
Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan)
Karier:
Lulusan Akademi Militer Magelang (1978)
Komandan Peleton Batalion Kavaleri (Yonkav) 7 Komando Daerah Militer (Kodam) Jakarta Raya
Komandan Kompi Serbu 73 Yonkav 7 Kodam Jakarta Raya
Komandan Kavaleri Batalion 7 Kodam Jakarta Raya
Komandan Komando Distrik Militer 1633/Nainaro
Wakil Asisten Operasi Kaskargartap I/Jakarta
Wakil Asisten Operasi Kasdam Jakarta Raya
Asisten Operasi Kasgartap I Jakarta
Asisten Operasi Kasdam Jakarta Raya
Komandan Resor Militer 121/ABW Komando Daerah Militer Tanjungpura
Direktur Analisis Lingkungan Strategis Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Departemen Pertahanan
Komandan Pasukan Pengamanan Presiden sejak 2008
Panglima Daerah Militer Jakarta Raya (dilantik pada 29 Juni 2010)
Komandan Komando Pendidikan dan Pelatihan TNI Angkatan Darat sejak 26 April 2011 (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kecanggihan teknologi satu sisi memudahkan masyarakat, sisi lainnya dari kemudahan itu justru menciptakan celah kejahatan.
Baca SelengkapnyaMasih banyak pengaduan atau laporan-laporan iseng yang dikirim melalui WhatsApp dari masyarakat.
Baca SelengkapnyaTentara yang tergabung ke dalam satuan militer berjuluk IDF itu sontak diserang warganet.
Baca Selengkapnya