Sore mengejutkan buat Mahfud
Merdeka.com - Wajah Mahfud MD masih ceria. Menebar tawa kepada para kolega. Berkumpul di meja panjang, menyantap pelbagai hidangan. Kopi, teh, kue dan makanan lainnya tersaji di atas meja. Dia duduk di tengah, menjadi pusat perhatian. Memakai kemeja putih, dia tambah asyik berbincang. Sesekali menerima telepon.
Waktu menunjukkan jam 3.30 sore. Lokasi Mahfud persis di seberang Restoran Plataran, Menteng. Berjarak lebih kurang 30 meter. Dia berada di Restoran Tesate. Berada di lantai bawah. Ruangan itu seluruhnya telah disewa. Semua relawan maupun kawan hadir. Datang satu per satu, mereka mengucapkan selamat kepada Mahfud.
Wajah Mahfud tampak sangat bahagia. Selalu tertawa bila menerima ucapan itu. Tampilannya sudah rapi. Maklum saja, Kamis sore itu dia masih percaya diri. Setelah mendapat angin segar dari Joko Widodo alias Jokowi. Mahfud bersiap akan deklarasi sebagai calon wakil presiden mendampingi Jokowi buat Pilpres 2019 nanti.
-
Siapa yang ikut serta dalam momen bahagia ini? Kompaknya Shandy Aulia dan David Herbowo menemani anak-anak mereka piknik di sekolah. Keharmonisan mereka terpancar, seolah tidak pernah ada pertikaian di antara mereka.
-
Siapa yang merasakan kebersamaan? Sahabat adalah mereka yang tahu semua kekuranganmu namun tetap memilih bersamamu ketika orang lain meninggalkanmu.
-
Siapa yang terlihat sangat akur? Kedua ayah mertua Aurel ini tampak sangat akur dan kompak, membuat warganet terharu dan banjir pujian.
-
Siapa yang terlihat menikmati makan malam bersama? Keduanya terlihat sangat dekat di atas meja makan tersebut. Sekilas, wajah sang pria terlihat dan netizen setuju bahwa sosok itu adalah Asnawi.
-
Bagaimana suasana acara syukuran tersebut? Acara syukuran tersebut berlangsung begitu khidmat dengan doa-doa yang terus dipanjatkan.
-
Siapa yang disambut hangat oleh bangsa Indonesia? 'Kita seluruh bangsa Indonesia menyambut baik kunjungan itu, dan kunjungan itu memang bagian dari gerakan persaudaraan sedunia,' kata Ma’ruf di Serang, Banten, Selasa (3/9/2024).
Sekitar pukul 4 sore, teleponnya terus berdering. Dalam suasana ceria itu Mahfud lebih dari lima kali menjawab telepon dari seseorang. Obrolannya tidak terlalu panjang. Setiap habis menjawab, dia kembali berbincang dengan para kawan. Tampak hadir di sana, Politisi Golkar Nusron Wahid, bekas Politisi Demokrat Ruhut Sitompul, Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Irfan Wahid, Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz dan beberapa barisan relawan Jokowi maupun pendukung Mahfud.
Mahfud MD ©2018 Merdeka.com
Semua tampak gembira. Beberapa dari mereka asyik menyantap hidangan. Adapula saling berbincang agak serius. Sambil menunggu keputusan dari seberang. Tidak ada rasa 'dag dig dug'. Semua tampak tenang. Mungkin yakin, bahwa jagoan mereka segera diumumkan.
Masuk pukul 4.30 sore, telepon Mahfud makin sering berdering. Dia kerap mengangkat telepon. Di sini raut mukanya mulai tampak serius. Apalagi pengumuman dari seberang belum juga dikeluarkan. Padahal sembilang ketua umum partai koalisi pendukung dan pengusung Jokowi sudah berkumpul. Namun, belum pula ada panggilan untuk menyeberang. Menemui calon presiden mereka.
Informasi kami dapat, telepon itu berasal dari pejabat di Istana Negara. Orang itu merupakan Pratikno, Menteri Sekretaris Negara. Telepon itu membuat raut wajah Mahfud meredup sinarnya. Tidak seperti satu jam lalu. Bertemu dengan siapa saja selalu tampak ceria. Perlahan kegembiraan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu tidak lagi tampak. Hanya senyum simpul sesekali ketika di sapa.
Mahfud sempat keluar dari ruangan meja panjang. Duduk di atas sofa putih. Berjejer dengan beberapa relawan Jokowi. Ponsel tidak pernah lepas dari tangannya. Lagi-lagi telepon itu berdering. Tampak sibuk hari itu bagi Mahfud. Wajahnya justru makin serius. Suaranya agak sedikit bisik-bisik. Sempat terdengar dia menanyakan tentang Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Kembali lagi Mahfud ke meja panjang. Duduk sebentar, ponselnya berdering lagi. Dia berdiri, berjalan ke arah pojok kanan dari tempat duduknya. Bersandar ke kaca. Masih menjawab telepon. Dari situ kerut wajah Mahfud mulai berubah. Tampak galau bak orang kehilangan harapan. Dari raut wajahnya tampak bingung. Sampai beberapa kali memegang kepalanya.
Kembali duduk bersama di depan meja panjang itu. Penampilannya tidak bisa menipu hari itu. Terlihat sendu. Seperti tertimpa masalah bergelayut. Benar saja, sekitar jam 5 sore Mahfud keluar. Bukan menyeberang datangi Jokowi dan para ketum partai koalisi. Mahfud justru minta izin untuk kembali ke kantornya kawasan Jalan Keramat, Cikini.
Mahfud MD ©2018 Merdeka.com
Dari situ gelagat tidak biasa makin tampak. Kami diberikan informasi dari orang dekat Mahfud bahwa deklarasi Jokowi-Mahfud bakal dilakukan tepat pukul 4 sore. Hampir 1,5 jam tak ada kabar satu pun dari seberang. Mahfud akhirnya pulang ke kantornya.
Raut wajah bingung dan sendu Mahfud akhirnya terjawab. Selepas magrib, Jokowi bersama ketum partai koalisi mengumumkan nama cawapres. Bikin kaget se-antero Indonesia pengumuman hari itu. Sekitar pukul 6.30 sore. Pilihan Jokowi jatuh kepada Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin. Bukan Mahfud.
Sontak para kawan Mahfud dan pendukung Jokowi di Tesate kaget. Mereka agak tak percaya. "Ya, siapapun pilihannya aku tetap dukung Pak Jokowi," kata Ruhut kepada merdeka.com ketika ditanya mengenai pilihan Jokowi selepas diumumkan.
Tentu pilihan Jokowi hari itu menjadi Kamis kelabu buat Mahfud. Gagal dipinang. Harapannya seolah diputus dalam sekejap. Menunggu sekian jam di seberang Plataran Menteng ternyata tak menghasilkan sesuatu. Padahal pada siang harinya, pria 61 tahun itu mengaku sudah diminta menjahit baju. Mempersiapkan segala dokumen untuk mengurus pelbagai administrasi.
Mahfud terima keputusan Jokowi. Di kantornya, dia menyatakan tidak ada masalah. Semua keputusan berada di tangan Jokowi. Dia menerima bila orang pilihan itu adalah Ma'ruf Amin. "Saya tidak kecewa, tapi hanya kaget saja," ujar Mahfud. Sikap kaget itu lantaran dirinya sudah diminta melakukan banyak persiapan sebelum diminta maju sebagai cawapres.
Sedangkan di Plataran Menteng, semua partai koalisi tampak bergembira. Merespon baik keputusan Jokowi. Sumber merdeka.com mengaku bahwa keputusan nama Ma'ruf Amin sudah disiapkan. Para ketua umum partai pengusung -PDIP, PKB, Golkar, NasDem, Hanura dan PPP- sempat melakukan rapat. Dari sana nama Ma'ruf Amin diputuskan.
Hingga detik-detik deklarasi, nama Mahfud masih menjadi pertimbangan. Bersaing dengan Ma'ruf Amin. Nama Mahfud terus menguat jelang deklarasi. Sebaliknya nama Ma'ruf timbul tenggelam sejak Jokowi menyebut 10 kandidat pendampingnya beberapa waktu sebelumnya.
Sumber kami lainnya menyebut sempat ada perdebatan hebat. Nama Mahfud MD mengalami penolakan dari partai. Terutama kekhawatiran manuver politik pada Pilpres 2024 nanti. Persoalan ini jadi pertimbangan. Datang dari kalangan partai pengusung. Pembahasan antara Jokowi dan ketum parpol.
Dorongan agar Mahfud tidak terpilih menjadi cawapres Jokowi juga berasal dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Jokowi mendapat rekomendasi tersebut. Bahkan Ketua PBNU Said Aqil Siroj sampai menegaskan Mahfud MD bukan kader Nahdlatul Ulama. Soal tuduhan tidak dianggap menjadi kader NU, Mahfud mengaku tuduhan itu dirasakan. Menurutnya ada ancaman bahwa NU tidak bertanggung jawab apabila bukan kadernya menjadi cawapres Jokowi.
Deklarasi Jokowi-Maruf Amin ©2018 Merdeka.com/Imam Buhori
Sekjen PPP Arsul Sani mengaku tak ada dinamika politik terjadi dalam pemilihan Mahfud. Sebab partai koalisi sepakat, soal cawapres menjadi hak prerogatif Jokowi. Meski begitu, dia tak menampik bahwa penolakan NU terhadap Mahfud dirasa memengaruhi dinamika politik saat itu. Walaupun, kata dia, itu bukan menjadi faktor satu-satunya.
Menurut dia kesepakatan berakhir di Plataran. Jokowi telah menunjuk nama Ma'ruf Amin. Dari informasi kami terima, nama Mahfud sebagai cawapres Jokowi sudah disiapkan dan tinggal diumumkan. Namun, lantaran ada perubahan di Plataran maka surat itu urung dibaca. Bahkan diganti segera.
Arsul Sani mengaku tidak mengetahui soal itu. Meski begitu, dia tidak menampik bahwa surat berisi nama Ma'ruf Amin sebagai cawapres pilihan Jokowi diputuskan dan dicetak di Plataran Menteng. Dia ingat ada jarak waktu hingga 20 menit sebelum akhirnya diumumkan kepada publik.
"Bahwa segala sesuatu fix di Plataran. Termasuk print dokumen pencapresan (Jokowi-Ma'ruf)," tegas Arsul.
Soal pertimbangan nama Mahfud juga diakui Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Verry Surya Hendrawan. Dia mengungkapkan hingga detik-detik deklarasi, nama Mahfud dan Ma'ruf Amin makin santer. Nama Mahfud bahkan terus menguat jelang deklarasi. Walau begitu, dua nama itu memang telah masuk radar presiden.
Namun, pilihan itu pada akhirnya jatuh kepada Ma'ruf Amin. Dianggao sebagai tokoh bangsa dan mampu mempersatukan semua elemen. Sehingga, kata dia, mimpi Nawacita Jokowi berlanjut hingga dua periode. Sebab, bila terus berkutat untuk melawan isu negatif, hanya buang waktu percuma.
Mereka meyakini pasangan ini sudah sesuai. Kata Verry, belum sepekan deklarasi efeknya sudah terasa. Konflik horizontal meredam. Termasuk dalam media sosial. Tampak lebih sejuk. "Jadi kita sudah rasakan sekarang medsos kita lebih adem, potensi konflik horizontal bisa kita redam," ungkap Verry mengakhiri.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahfud Md mengaku sangat tenang dan optimistis menghadapi momen pencoblosan Pilpres 2024 hari ini, Rabu (14/2).
Baca SelengkapnyaSebelum berangkat ke MK, Ganjar beserta tim hukum melakukan doa bersama.
Baca SelengkapnyaJika semua TPS di seluruh Indonesia melakukan hal yang sama, Mahfud mengaku yakin Pemilu 2024 tidak akan menimbulkan sengketa.
Baca SelengkapnyaPasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud Md mendapatkan nomor urut tiga di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya