Tak perlu heboh saat harga cabai rawit melejit
Merdeka.com - Awal tahun 2017, kenaikan harga cabai rawit kembali membuat heboh. Pemerintah dinilai tidak becus mengelola ketersediaan komoditas ini. Apalagi, dalam lima tahun terakhir, kenaikan kali ini mencapai yang tertinggi, Rp 140.000 per kilogram dari harga normal Rp 35 ribu per kilogram.
Data di Kementerian Perdagangan, harga cabai rawit mengalami kenaikan tinggi hanya di bulan tertentu saja. Tahun 2013, kenaikan harga cabai paling tinggi di tingkat petani terjadi di bulan Juli Rp 56,460 per kilogram. Kemudian tahun 2014, harga paling fantastis pada Desember yaitu Rp 85.150 per kilogram. Di tahun berikutnya yakni 2015, harga cabai tertinggi pada bulan Januari Rp 55.758 per kilogram. Untuk tahun kemarin 2016, harga tertinggi cabai ada di bulan Desember Rp 53.921 per kilogram. Puncaknya kenaikan harga cabai di tahun 2017 ini yang mencapai hingga Rp 140 ribu per kilogram.
Sedangkan data di Kementerian Pertanian, harga cabai rawit merah di tingkat petani masih di bawah Rp 100 ribu. Per tanggal 17 Januari 2017, di Bandung harga cabai rawit Rp 77 ribu per kilogram, Garut Rp 80 ribu per kilogram, Semarang Rp 90 ribu per kilogram, Bantul Rp 80 per kilogram, Lombok Timur Rp 60 ribu per kilogram, Polewali Mandar Rp 35 ribu per kilogram, Buol Rp 20 ribu per kilogram.
-
Kapan harga cabai mengalami penurunan? 'Memang kita Desember harga cabai melejit, itu musiman. Musim hujan, panen gagal. Saya tadi pagi ke pasar sudah turun,' kata Mendag dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2023 dan Outlook Perdagangan 2024, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (4/1/).
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa yang dilakukan Kemendag untuk mengatasi harga cabai? 'Memang kita Desember harga cabai melejit, itu musiman. Musim hujan, panen gagal. Saya tadi pagi ke pasar sudah turun,' kata Mendag dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2023 dan Outlook Perdagangan 2024, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (4/1/).
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Bagaimana Kemendag memantau harga cabai? Mendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok.
-
Berapa lama cabai tahan di kulkas? Dengan melakukan hal ini, cabai dijamin tetap segar dan awet selama beberapa bulan.
"Harga terendah Buton Selatan Rp 17 ribu," ungkap Dirjen Hortikultura, Spudnik Sudjono kepada merdeka.com, Rabu (18/1) di kantor Ditjen Hortikultura Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Dia menjelaskan, penyebab utama kenaikan harga cabai rawit adalah faktor hujan. Setelah berkeliling ke daerah-daerah sentra cabai, Kementan menyimpulkan, cuaca yang menyebabkan harga cabai melejit. Padahal dari segi pola tanam, Kementan, kata Spudnik, sudah melakukan manajemen tanam yang baik dengan mengatur panen cabai setiap tiga bulan sekali.
Misalnya, agar panen Januari, petani menanam cabai rawit di bulan Oktober. Hal itu juga berlaku di bulan-bulan lainnya. Jadi setiap bulannya para petani tetap menanam untuk ketersediaan cabai rawit.
Prediksi BMKG yang menyatakan curah hujan tinggi terjadi sampai bulan Februari, kata Spudnik sudah dijelaskan kepada para petani. Kementan meminta para petani untuk menanam cabai varietas lokal yang terbukti memiliki daya tahan saat curah hujan tinggi. Spudnik sudah mengingatkan petani bahwa dalam menghadapi situasi iklim yang ekstrem maka harus antisipasi dengan penggunaan varietas benih yang tahan dengan iklim.
Di luar pengaruh cuaca, lanjut dia, harga cabai rawit dipengaruhi oleh suplai di tingkat pedagang. Menjelang kenaikan harga sekitar tanggal 9 Desember 2016, di pasar induk Kramat Jati pihaknya mencatat ada suplai 9 ton cabai rawit. Saat itu harga masih Rp 25 ribu per kilogram. Kemudian pada tanggal 31 Desember 2016, suplai turun 7,2 ton harga masih di kisaran yang sama. Lalu pada awal tahun suplai kembali turun menjadi 3 ton.
"Antara 31 Desember sampai 1 Januari saya pikir di daerah cuaca (hujan) mungkin. Yang jelas di Pasar Induk Kramat Jati juga banyak pedagang yang libur (tidak berdagang)," ujarnya.
Akan tetapi, pada 5 Januari ketersediaan cabai rawit ada 5,6 ton dan harga naik menjadi Rp 80 ribu per kilogram. Sebelumnya pada 4 Januari suplai naik 6,2 ton dan harga jual Rp 95 ribu per kilogram. Seharusnya dengan pasokan barang naik harga menjadi turun namun kenaikan harga terus terjadi.
Sedangkan pada tanggal 12 hingga 14 Januari di Pasar Induk Cibitung, Bekasi dan Pasar Induk Tanah Tinggi suplainya tinggi yakni 30 ton. Sedangkan di Kramat Jati hanya 13 ton. Menurutnya, jika di Pasar Induk Kramat Jati memiliki ketersediaan barang sebanyak itu, seharusnya harga cabai sudah turun.
Spudnik pun enggan menjelaskan kenapa hal tersebut terjadi termasuk menduga apakah ada permainan harga di tingkat pedagang. Sebab kata dia itu di luar jangkauannya. Akan tetapi yang jelas pola tanam dari Kementerian Pertanian sudah baik.
Lanjutnya, Kementerian Pertanian juga mengambil langkah cepat melihat kondisi ini. Mereka meminta Bulog dan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) mencari lokasi yang mempunyai harga cabai murah untuk dijual di Jakarta.
"Setiap beberapa daerah, di Solo, Jawa Timur, Jawa Tengah mereka juga sudah melakukan operasi pasar. Itu peran Bulog peran PPI juga ada," terang Spudnik.
Kata dia, untuk ke depannya, manajemen tanam, benih, harus ada antisipasi prosesing. Jika cabai rawit over stok, bisa diolah menjadi bubuk cabai, sambal kemasan, agar harga tetap dijaga stabil.
Selain itu, konsumsi cabai rawit hanya 1,26 per kapita/ tahun. Kalau dihitung per hari hanya 35 gram atau setara dengan 6 hingga 8 biji. "Harusnya kan bukan hal yang heboh (kalau harga naik)," tandas Spudnik.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga cabai rawit merah di pasar tersebut mengalami lonjakan dari Rp.65.000 per kilogram menjadi Rp.85.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaHal tersebut demi membantu petani agar tidak terlalu merugi sehingga memungkinkan menjual tanah atau lahan pertanian mereka untuk bertahan.
Baca SelengkapnyaAjakan ini merespon kenaikan harga cabai rawit hingga Rp100.000/kg.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi juga memastikan cadangan beras nasional pada 2024 akan berada di level aman.
Baca SelengkapnyaPenyebab lonjakan harga cabai rawit adalah masalah distribusi. Akibatnya sebaran komoditas cabai tidak merata dan menyebabkan terjadinya disparitas harga.
Baca SelengkapnyaKemudian untuk bawang putih dari harga normal Rp30.000 kini naik menjadi Rp50.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaKepala BPN menyebut produksi cabai rawit merah menurun.
Baca SelengkapnyaHarga cabai naik karena produksi menurun akibat el nino.
Baca SelengkapnyaHarga bawang merah dan bawang putih naik akibat el nino.
Baca SelengkapnyaMendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga
Baca SelengkapnyaBapanas tawarkan solusi ini untuk mengatasi kenaikan harga cabai di pasar.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli tersentak saat mendengar harga cabai sekarang sudah Rp100.000 per kilogram.
Baca Selengkapnya