Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tanpa jarak dengan disabilitas mental

Tanpa jarak dengan disabilitas mental Panti rehabilitasi Al Fajar Berseri. ©2016 Merdeka.com/Nuryandi Abdurohman

Merdeka.com - Marsan (50) sudah tak risih berkawan dengan para pengidap gangguan kejiwaan. Sudah 24 tahun dia bergelut merawat mereka yang dianggap terbuang.

Marsan dan keluarga biasa berbaur dengan para penghuni panti rehabilitasi di Yayasan Al Fajar Berseri miliknya. Bahkan, dia membiarkan kelima anaknya diasuh para pengidap gangguan jiwa saat kecil.

Marsan mengajak berkeliling dan berkenalan dengan para pasiennya. Dari sekitar 57 pasien perempuan, ada satu terlihat sehat. Pakaiannya rapi. Rambutnya juga tertata dengan mengenakan bando. Perempuan itu berkacamata.

Orang lain juga bertanya?

Ketika ditanya, pasien itu menjawab bernama Dian. Dian ternyata hanya nama panggilan di panti itu. Nama aslinya adalah Ester. Dia baru beberapa minggu di tempat itu. Ester juga bersedia ketika diajak berfoto meski hanya sekali. Saat berbincang dengan perawat bernama Ida Rohyani, dia mengatakan Ester memang bisa diajak ngobrol.

Menurut pengakuan Ida, keluarga merasa Ester tak waras karena malas. Padahal dia berasal dari keluarga berada. Perangai Ester kerap menghamburkan uang orang tuanya. Jika keinginannya tidak dituruti, Ester mengamuk.

Ida juga punya setumpuk cerita saat menghadapi pengidap gangguan kejiwaan. Salah satu tak terlupakan ketika kupingnya digigit seorang pasien hingga dijahit. Pasien itu tiba-tiba memeluknya erat dari belakang. Suami Ida juga bekerja di yayasan itu. Suaminya malah pernah dipukul penghuni panti.

Marsan menyebut justru lebih sulit merawat pasien yang hanya terdiam. Bagi dia, penyandang disabilitas mental kerap mengamuk dan malah mudah didekati.

Latar belakang pasien Marsan tak cuma kalangan bawah. Ada dari mereka justru mempunyai pendidikan tinggi. Dia mengaku pernah mengurus seorang pasien merupakan dokter gigi.

Sang dokter mengamuk dan merusak barang-barang di rumahnya. Setelah dibawa dan dirawat di panti, terungkap dia tertekan karena tempat praktiknya bakal dipakai oleh pemilik kontrakan. Padahal, dia sudah memiliki banyak pelanggan. Di sisi lain, saat dia tertekan, istrinya malah kabur.

"20 Hari mulai sadar dan pulang," ujar Marsan.

Kadang pengidap gangguan jiwa juga mengalami nasib buruk. Dia pernah merawat pasien perempuan tengah hamil tanpa diketahui siapa ayah si jabang bayi. Saat diperiksa kandungannya, justru sang bidan menyerah. Tak lama kemudian, Marsan bersama anak buahnya membantu proses persalinan sang pasien dengan kemampuan seadanya. Bayi itu kemudian dirawat oleh tetangga Marsan tidak memiliki anak.

"Anaknya sehat, sudah SD sekarang" ungkap Marsan.

(mdk/ary)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Erotomania, Delusi Merasa Dicintai Orang Lain Padahal Aslinya Tidak
Mengenal Erotomania, Delusi Merasa Dicintai Orang Lain Padahal Aslinya Tidak

Kondisi psikologis yang ditandai dengan delusi seseorang yang meyakini bahwa orang lain mencintainya secara diam-diam.

Baca Selengkapnya
Kenali Perbedaan antara Psikopat dan Sosiopat yang Bisa Diidap Seseorang
Kenali Perbedaan antara Psikopat dan Sosiopat yang Bisa Diidap Seseorang

Psikopat dan sosiopat merupakan gangguan pribadi yang bisa dialami seseorang dan perlu diperhatikan perbedaannya.

Baca Selengkapnya
Frustrasi Mantan Polisi Ini Jadi ODGJ Sering Ngamuk, Sosoknya di Mata Keluarga Ternyata Orang Baik dan Sayang Ortu
Frustrasi Mantan Polisi Ini Jadi ODGJ Sering Ngamuk, Sosoknya di Mata Keluarga Ternyata Orang Baik dan Sayang Ortu

Memiliki ketergantungan dengan obat-obatan terlarang, pria asal Palembang ini mengidap penyakit skizofrenia. Ada sebuah fakta menyentuh hati yang terungkap.

Baca Selengkapnya