Tanpa promosi orang berebut naik kereta

Merdeka.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengaku terus berbenah biar penumpang nyaman menggunakan layanan transportasi massal ini. Selain itu, perusahaan milik negara ini telah menghidupkan kembali rute-rute lama dulunya mangkrak. Misalnya jalur Bogor-Sukabumi, Sukabumi-Bandung, Semarang-Purwokerto, dan Semarang-Solo.

Jumlah penumpang kereta jarak jauh terus meningkat. Setiap hari sekitar 1,09 juta orang menggunakan layanan ini. Untuk kereta jarak dekat mencapai 1,2 juta orang per hari.

Bagi PT KAI, potensi keuntungan diraup akan semakin besar dengan dibukanya rute-rute anyar. Perusahaan ini lebih memilih membuat layanan non-subsidi dengan mengoperasikan kereta dilengkapi penyejuk udara.

Berikut petikan wawancara Alwan Ridha Ramdani dari merdeka.com dengan Direktur Komersial PT KAI Sulistyo Wimbo S. Hardjito Senin lalu dalam perjalanan Purwokerto-Semarang.

Apa untung PT KAI menghidupkan jalur lama?

Untungnya adalah bagi masyarakat makin banyak alternatif untuk moda darat, menambah keyakinan masyarakat kereta makin baik, dan kereta dapat duit.

Layanan PT KAI saat ini banyak ekonomi di luar layanan bersubsidi. Apakah cara ini biar menghilangkan subsidi?

PSO (layanan publik bersubsidi) itu urusan pemerintah. Kita hanya menjalankan. Ada atau tidaknya PSO itu tergantung pemerintah dan DPR. Itu kan selisih tarif saja. Jadi misalnya, ada lima tarif, dua ditanggung pemerintah, duitnya diterusin pada penumpang. Bagi kita tidak ada apa-apanya. Kalau tidak dibayar oleh pemerintah, dapat lima juga.

Lebih untung melayani kelas ekonomi non-subsidi atau PSO?

Sama saja. Persis sama. PSO sekali lagi hanya membayar selisih tarif. Kalau nggak dibayar pemerintah, dibayar penumpang. Ada pemerintah atau tidak sama saja. Misalnya tujuan Purwokerto – Semarang, saat ini harganya Rp 70 ribu. Kalau dibayar pemerintah mungkin hanya Rp 40 ribu. Jadi dari sisi kami sama saja, tidak ada bedanya.

Dengan dibukanya rute baru, PT KAI enak mengurangi PSO atau malahan akan minta tambah?

Tidak ada, PSO tidak ada kaitannya dengan pembukaan rute baru.

Daerah mana lagi rutenya akan dihidupkan?

Ada, tunggu saja tanggal mainnya. Bocorannya kita mengoptimalkan jalur ada.

Kapan target jalur Sumatera bisa tersambung seluruhnya?

Itu dalam rencana pemerintah bukan PT Kereta Api. Kami itu kalau sudah ada relnya, baru ada. Kalau tidak ada relnya belum ada. Sumatera saat ini lebih besar untuk angkutan barang.

Bagaimana dengan kelanjutan tambahan lokomotif anyar?

Lokomotif sudah datang. Pesanan 150 lokomotif sudah ada, sekarang saja belum jalan. Lokomotif baru itu untuk angkutan barang.

Potensi antara angkutan penumpang dan barang, PT KAI lebih memilih mana?

Angkutan barang cukup besar. Saat ini PT KAI meraup sekitar 10 persen. Ini karena relnya belum selesai. Itu pemerintah menyelesaikan. Kami optimalkan jalur ada.

Apa yang dilakukan PT KAI biar masyarakat beralih ke angkutan massal?

Tidak, kita tidak begitu. Kita ini sama dengan listrik, tidak ada promosi penumpang naik. Kereta jelek saja orang naik kok. Dalam bisnis infrastruktur, listrik, air, tidak ada promosi pakailah listrik atau air. Pakai kereta pun tidak ada.

Jadi mereka itu justru memperbaiki produknya, tidak membuat produknya, karena semua orang butuh. Jadi tidak ada mempromosikan kereta.

Biodata

Nama:

SulistyoWimbo S. Hardjito

Tempat dan Tanggal Lahir:

Blitar, Jawa Timur, 1 Desember 1955

Pendidikan:

ITB (elektro) - 1982

STMB (MBA) - 1991

Pekerjaan:

Direktur Komersial PT Kereta Api Indonesia (2009-sekarang)

Direktur Corporate Service PT Indosat (2005-2007)

Direktur Marketing PT Satelindo (2002-2003)

Direktur Utama PT Graha Lintas Property (1999)

Direktur Utama PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (1995-1997) (mdk/fas)