Tinggal aku dan Aura
Merdeka.com - "Tolong, tolong, tolong." Suara itu adalah Rahma Wati (35) yang berteriak dari balik reruntuhan bangunan menghimpit tubuhnya. Dia sama sekali tak bisa menggerakkan badan.
Jerit histeris dan tangisan anak-anak memecah kesunyian pada Rabu (7/12) subuh. Semua warga sibuk menyelamatkan diri sendiri dan keluarga masing-masing. Mereka amat panik.
Hari itu, Rahma mengenakan jilbab hitam, baju terusan merah dengan motif bunga. Matanya berkaca-kaca ketika dia mengingat lagi detik-detik antara hidup dan mati. Dia sempat beberapa lama bertahan di bawah reruntuhan rumahnya di Gampung Kuta Pangwa, Kecamatan Treinggadeng, Kabupaten Pidie Jaya.
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Dimana rumah itu ambruk? Viral di media sosial video yang memperlihatkan detik-detik rumah ambruk di Tuban, Jawa Timur.
-
Siapa yang kehilangan keluarganya dalam kecelakaan maut? Baru-baru ini, media sosial dikejutkan dengan kabar tragis dari seorang remaja berusia 19 tahun, Abdur Rahman Amir Ruddin, yang harus kehilangan kedua orang tua dan keempat saudaranya akibat kecelakaan maut di Segamat, Malaysia.
-
Siapa yang meninggal akibat Gempa Bantul? Tercatat satu warga meninggal di Kabupaten Bantul.
-
Apa yang terjadi ketika gempa? Gempa bumi adalah apa yang terjadi ketika dua lempengan tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat yang tergeser itu disebut bidang patahan
-
Apa kerusakan akibat gempa di Bali? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat kerusakan ringan dampak gempa berkekuatan 4.9 magnitudo di Kabupaten Gianyar. Getaran gempa sempat membuat penghuni hotel berhamburan meninggalkan gedung.'Kerusakan ringan, tembok retak dan genteng jatuh,' kata Kepala BPBD Made Rentin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/9).
Guncangan lindu membikin rumahnya terbilang megah seketika rata dengan tanah. Dia juga harus merelakan suami tercinta, Nazaruddin (45), dan dua anaknya, Hami (8) dan Hayan Faham (4,5), meregang nyawa lantaran tertimbun.
Sedangkan anak pertamanya, Aura (10), lolos dari maut karena sedang tak berada di rumah. Aura saat kejadian nahas itu sedang berada di kediaman neneknya, yang bersebelahan dengan tempat tinggalnya.
Suara Rahma terdengar lirih. Sesekali bulir air mata menetes di wajahnya. Secepatnya dia hapus dengan telapak tangannya. Terkadang dia terdiam. Pikirannya seperti melayang, mengenang saat dia amat dekat dengan maut.
Usai tertimpa material bangunan, Rahma mengaku setengah badannya terjepit dan berangsur mati rasa. Dia juga kesulitan bernapas. Selain udara pengap, karena terkurung reruntuhan, abu beterbangan dari beton yang rubuh membuat dadanya sesak.
"Sepuluh menit lagi saja terlambat, saya bisa tidak selamat," kata Rahma kepada merdeka.com.
Di saat kritis, Rahma mengerahkan sisa-sisa tenaganya dengan berteriak sekuatnya meminta tolong. Baru sekitar pukul 07.00 WIB datang pertolongan dari warga.
Rahma berhasil lolos dari timbunan bangunan sekitar tiga jam kemudian. Setelah warga bahu membahu memindahkan reruntuhan dengan peralatan seadanya, Rahma langsung dilarikan ke rumah sakit. Rahma tidak mengalami cedera fisik, hanya gangguan kejiwaan karena trauma setelah gempa.
Jasad mendiang suami dan dua anaknya baru ditemukan setelah alat berat dikerahkan mengangkat reruntuhan. Itu sekitar tengah hari. Jenazah ketiganya langsung dikubur dalam satu liang lahat.
Rahma masih mengingat saat itu. Sesaat setelah gempa, sang suami beranjak dari tempat tidur dan hendak membuka pintu kamar. Sedangkan dia belum sempat bangun dari ranjang.
Di depan matanya, Rahma melihat suaminya tertimpa tembok dan langsung raib di balik reruntuhan. Sedangkan dia hanya terjepit. Sebab tembok menghimpitnya sedikit tertahan benda lain di kamar itu.
Rahma mengatakan, anak sulungnya trauma. Dia sengaja memindahkan Aura sementara ke rumah neneknya di Kabupaten Bireuen.
Kini Rahma menatap kenyataan. Dia hanya sendirian buat membesarkan anak pertamanya masih duduk di kelas lima sekolah dasar. Dia tak mau larut dalam kesedihan.
"Semangat saya sekarang demi membesarkan Aura. Dia harus bangkit. Hanya dia tinggal satu-satunya yang paling berharga," ujar Aura.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penemuan jasad ayah dan anak yang telah membusuk di rumahnya, Jalan Balai Rakyat V, Kelurahan Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara membuat geger warga.
Baca SelengkapnyaGempa dahsyat 6,8 magnitudo mengguncang Maroko pada Jumat, menewaskan lebih dari 2.000 orang.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal merupakan pasangan suami-istri, bernama Ida Bagus Eka Widya Cipta (40) dan Ida Ayu Putu Mutiari (38).
Baca SelengkapnyaPeristiwa tragis terjadi di Depok, Kamis (24/8) malam. Pasangan suami istri (pasutri) yang baru menikah tewas saat rumah mereka terbakar.
Baca Selengkapnya2 bulan usai ibu dan adiknya meninggal, Ayu Anjani pemeran Lasmini menggugat cerai suami.
Baca SelengkapnyaSaat ini material longsor belum dibersihkan, karena butuh penanganan dari pihak terkait,.
Baca SelengkapnyaSeorang Ayah Kehilangan 103 Kerabatnya di Gaza, "Siapa yang akan Memanggil Saya Ayah?"
Baca SelengkapnyaHingga kini, belum diketahui sebab keluarga mengakhiri hidup dengan cara tragis.
Baca SelengkapnyaBangunan yang roboh saat direnovasi itu menimpa dua orang.
Baca SelengkapnyaSeorang ayah ingin mengakhiri hidupnya, setelah mengetahui empat anak yang dikunci di dalam kamar mandi tewas.
Baca SelengkapnyaKedua korban diketahui tinggal di lantai atas rumah. Wanita hamil itu diketahui hendak menyelamatkan adiknya, namun mereka terjebak di kamar mandi.
Baca SelengkapnyaPenemuan mayat empat anak tersebut diketahui usai warga mencium bau busuk.
Baca Selengkapnya