Toya Murtado tundukkan Bek Lihun
Merdeka.com - Murtado dikenal jago main pukul. Perawakannya jauh dari kesan jawara. Badannya kecil dan wajahnya mirip orang Tionghoa. Bermata sipit dan kerap berpeci hitam saban berpergian. Karena dekat dengan jago kungfu China, dia diwarisi seni beladiri. Murtado lihai menggunakan toya.
Toya merupakan senjata dalam seni bela diri berupa tongkat panjang. Murtado sering menggunakan toya dalam berkelahi. Toya ini pula mengantarkan Murtado mengalahkan Mandor Bacan dan Bek Lihun. Kisah ini diceritakan ulang oleh sepupu Macan Kemayoran, Ainan alias Mandor Tinggal, kepada Iwan Cepi Murtado.
Begini jalan ceritanya. Murtado ketika itu baru berumur seperempat abad geram atas kelakuan Mandor Bacan, tangan kanan Bek Lihun. Sebab, kerjanya memeras warga Kemayoran saat meminta upeti. Orang susah pun hartanya disikat.
-
Mengapa Belanda membentuk Kolone Macan? Walau begitu, Marsose ternyata tidak cukup. Tentara Belanda membentuk pasukan elite di dalam elite. Mereka memilih anggota marsose yang paling jago berkelahi, haus darah dan mau melakukan hal-hal yang tidak manusiawi dalam peperangan.
-
Siapa yang menyerah kepada Belanda? Sebagai seorang panglima Pangeran Diponegoro, pada tahun 1929 ia menyerahkan diri kepada Belanda.
-
Siapa yang mengelabui Belanda? 'Dulu waktu ada Belanda, kata orang tua bilang ke Belanda kalau di Baduy hanya ada 40 orang, jadi disembunyikan,' katanya.
-
Siapa yang mengusir Belanda? Dalam momen tersebut, Presiden Soekarno mengambil tindakan tegas dengan memimpin pengusiran warga Belanda dari wilayah Indonesia, menyusul penolakan mereka terhadap kedaulatan penuh negara kita.
-
Apa yang dilakukan Belanda? Pada praktiknya, tanah milik sultan itu kemudian disewakan kepada Belanda. Sementara itu, pemerintah kolonial memberikan konsesi kepada pemodal untuk mengolah hasil perkebunan tersebut. Mirisnya, rakyat yang ingin menggarap tanah harus memberikan konsesi kepada pemilik Afdeling.
-
Mengapa Kyai Makmur menolak bekerja sama dengan Belanda? Pada 14 Oktober 1947 ia ditembak mati oleh Belanda pada Agresi Militer I karena tidak mau diajak bekerja sama.
"Bang inikan orang susah, kalo nggak ada jangan dipaksain," kata Iwan Cepi Murtado menirukan omongan Mandor Tinggal. Bacan tidak terima. Dia lantas menggertak Macan Kemayoran.
"Lu anak-anak mau macem-macem."
Murtado tidak takut. Dia membalas ancaman Mandor Bacan dengan nasihat agar tidak mengambil barang tetangganya. Karena sudah kesal, Mandor Bacan kalap dan mencoba memukul. Murtado berhasil menghindar dan langsung menyerang balik. Pukulannya membuat Mandor Bacan terjengkang. Dia lari terbirit-birit meninggalkan Murtado dan melapor ke Bek Lihun.
Mendengar anak buahnya diusik, Bek Lihun datang dengan para jago silat mencari Murtado. Orang-orang suruhan itu juga takluk. Murtado akhirnya berduel dengan Bek Lihun buat menolong kembang desa ingin dinikahi paksa oleh Bek Lihun.
Bek Lihun kalah dan kabur. Sejak saat itu Bek Lihun tidak berani datang ke Kemayoran. Belanda mendengar kabar mengejutkan itu. Mereka lantas mengangkat Murtado sebagai penagih upeti menggantikan Bek Lihun.
Belanda memberi dia tempat tinggal di tengah Kampung Kemayoran. Letaknya kini di samping Markas Kepolisian Sektor Kemayoran. Di sana sekarang berdiri rumah makan.
Berbeda dengan Bek Lihun, sejak menjadi mandor, Murtado justru membantu warga Kemayoran. Saban hari Murtado ditunggu warga untuk meminta bahan makanan. Dia mencuri isi gudang beras dia jaga untu dibagikan kepada orang miskin.
Saban berpatroli keliling kampung, warga selalu menunggu Murtado untuk meminta bantuan. Kemayoran dulunya penghasil beras, kelapa, dan pisang. Wilayahnya membentang hingga Senen. Karena ringan tangan, para jawara pernah kalah melawan Bek Lihun menobatkan Murtado menjadi Macan Kemayoran.
"Nah cuma pemuda Murtado mampu jatuhin sang jawara Bek lihun," ujar Iwan Cepi Murtado. Tiga orang tewas dalam perkelahian ditonton warga Kemayoran itu.
Sebagai mandor, Murtado diberi tempat tinggal oleh Belanda di tengah Kampung Kemayoran. Letaknya kini di samping Markas Kepolisian Sektor Kemayoran. Di sana sekarang berdiri rumah makan. (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ternyata, undakan ini menyimpan sejarah. Di dalamnya sudah ditanam sosok yang penuh dengan teka-teki.
Baca SelengkapnyaBetapa seramnya peristiwa itu, hingga memunculkan duka lantaran sosok heroiknya berakhir tragis. Toha bersama beberapa pasukan kemerdekaan didapati gugur
Baca SelengkapnyaCut Nyak Meutia, pahlawan srikandi asal Aceh dengan kisah asmara yang rumit.
Baca SelengkapnyaCut Nyak Dien bahkan pilih bunuh diri ketimbang menyerah pada Belanda.
Baca SelengkapnyaKabarnya, julukan ini melekat karena teriakannya amat mengerikan dan bikin penjajah ketar-ketir.
Baca SelengkapnyaStrategi ini pada akhirnya menjadi senjata makan tuan bagi pejuang revolusi
Baca SelengkapnyaPanglima Perang dari Riau ini terlibat langsung dalam peperangan melawan Belanda di Sumatera Barat di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol.
Baca SelengkapnyaPuncak dari penyerbuan ini adalah pengibaran bendera merah putih di markas tentara Belanda di Bukit Teling.
Baca SelengkapnyaBngsawan yang lahir di Madura ini adalah pembela rakyat kecil.
Baca SelengkapnyaTekadnya yang kuat membuat dirinya berani maju secara terbuka untuk menghadapi sekutu. Muslihat tak peduli meski hujan peluru terjadi di sana.
Baca SelengkapnyaMeski dikenal sebagai kepala rampok, Entong Tolo justru dianggap menginspirasi. Bahkan, ketika pejabat Belanda memburunya, warga justru melindunginya.
Baca SelengkapnyaPenyerangan di Rawagede ini dicap sebagai bagian dari kejahatan perang.
Baca Selengkapnya