Tutup usia sebagai penjaga kubur
Merdeka.com - Kebal senjata tajam dan tidak mempan ditembak membuat Mat Depok tidak takut meski menjadi buronan Belanda lantaran membawa kabur istri simpanan kompeni. Namun dalam perjalanan ikut membantu mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Daeran, nama asli dari Mat Depok, tak pernah menggunakan senjata lain, kecuali bambu runcing.
Sambil menerobos kampung-kampung menuju Karawang, Bekasi, Jawa Barat, Mat Depok memimpin pasukan dari kampungnya, Tanah Baru, Depok, untuk memberangus Belanda. "Senjatanya hanya bambu runcing, tidak ada yang lain," kata Misar, 84 tahun, anak dari Mat Depok saat berbincang dengan merdeka.com Senin pekan kemarin.
Misar mengatakan ayahnya tidak memiliki peninggalan apapun ketika tutup usia pada 1994. Dia berpesan kepada kelima anaknya untuk taat kepada orang tua dan jangan meninggalkan salat. "Itu yang saya ingat. Saya baru rajin beribadah pada 1976, padahal saya lahir pada 1930," ujarnya.
-
Dimana tradisi ngubek empang Depok diadakan? Di acara ini, seluruh lapisan warga Depok tumpah ruah ke kolam ikan untuk ngubek empang.
-
Siapa yang membakar di Depok? Ciri pelaku pun sudah diketahui dan terekam CCTV milik warga. Pada Jumat (8/12) dinihari sekitar pukul 03.30 WIB, seorang pria tak dikenal membakar empat titik di Kp Tipar.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi ngubek empang Depok? Tradisi ngubek empang menjadi salah satu kegiatan yang ditunggu masyarakat. Ketika itu, warga bersama-sama terjun ke empang atau kolam tanah buatan untuk saling berlomba menangkap ikan.
-
Dimana senjata kuno itu ditemukan? Senjata ini ditemukan di hutan dekat daerah Hrubieszow, Polandia timur, seperti dilansir Ancient Pages.
-
Di mana alat pelempar tombak itu ditemukan? Perkakas purba ini ditemukan di situs arkeologi Maisières-Canal di Belgia selatan.
-
Apa saja wisata di Depok? Depok, sebuah kota yang terletak di perbatasan antara Jakarta dan Jawa Barat, telah berkembang menjadi destinasi wisata yang menarik dengan berbagai pilihan tempat yang dapat dikunjungi.
Dia masih ingat saat Mat Depok bersama laskar gabungan menyerbu markas Belanda di Jalan Pemuda, Depok. Ketika itu, kediaman Daeran di perempatan Tugu Gong Si Bolong, Tanah Baru, sesak oleh anggota laskar. Sejarahnya, Tanah Baru memang menjadi tempat persembunyian anggota laskar. Gerombolan ini dikenal dengan sebutan Pasukan Bambu Runcing.
Dalam perkembangannya, mereka sakit hati lantaran tidak mendapat penghargaan oleh pemerintah usai berjuang. Gerombolan Bambu Kuning merupakan sempalan dari laskar dipimpin Muhammad Arif, akrab disapa Haji Darif. Dalam peristiwa gedoran Depok, segala hal berbau Belanda beranguskan.
Penduduk Tanah Baru waktu itu menghadapi dilema. Di satu sisi, mereka tetap melindungi anggota gerombolan dari kejaran polisi dan tentara pemerintah. Hal itu juga dilakukan Mat Depok. Dalam perjalanannya, dia melindungi gerombolan dan tetap berteman baik dengan polisi dan tentara.
Pergerakan di Tanah Baru, Depok, memang memiliki andil besar dalam sejarah kemerdekaan. Namun sayang, nama pejuang, seperti Daeran, tidak tercatat utuh. Mat Depok hanya menjadi cerita dari mulut ke mulut. Sosok kepahlawanannya mempertahankan kemerdekaan tidak dihargai pemerintah.
Selepas kemerdekaan. Daeran memilih hidup bersama ketiga istrinya. Saban hari hingga di ujung hayatnya, Daeran hanya menjaga dan membersihkan makam Tanah Baru tidak jauh dari kediamannya. Makam tepat di Jalan Tanah Baru, Kota Depok, Jawa Barat, itu kini lebih dikenal dengan makam Pak Daeran. Misar meneruskan kegiatan ayahnya menjaga dan membersihkan kubur hingga saat ini.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk bertahan hidup, kakek Samudi hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.
Baca SelengkapnyaIa mengaku lebih suka tinggal di makam karena suka dengan keheningan.
Baca SelengkapnyaRombongan penggotong keranda diharuskan meyakinkan juru kunci yang membawa golok agar diizinkan masuk makam
Baca SelengkapnyaJenazah pendamping desa itu ditemukan pemilik kontrakan
Baca SelengkapnyaSadar lawannya memiliki ilmu kebal, pelaku IM akhirnya menancapkan pedangnya di tanah.
Baca SelengkapnyaPembunuh bocah perempuan terbungkus karung di lubang sedalam 2,5 meter dimunculkan ke publik.
Baca SelengkapnyaPria tua ini bukanlah orang sembarangan. Dia masih memiliki darah keturunan Kerajaan Majapahit. Pesan leluhurnya juga masih dipegang teguh. Bahkan kakek ini juga masih menjunjung tradisi ageman Jawa Kuno.
Baca SelengkapnyaApi yang awalnya dinyalakan untuk membakar daun bambu kering, tiba-tiba menyebar dengan cepat dan melahap ranting-ranting di sekitarnya.
Baca SelengkapnyaPemuda itu meninggal dunia usai dipatuk ular kobra pada bagian hidungnya.
Baca SelengkapnyaBambu runcing adalah simbol perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
Baca Selengkapnya