Untung rugi ladang gas abadi
Merdeka.com - Dua hari sebelum pergantian tahun, Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas di Istana Negara. Ada delapan menteri diundang dalam rapat tersebut. Agendanya membahas perkembangan kajian teknologi pengelolaan Blok Masela, di Maluku. Namun terjadi silang pendapat dalam rapat itu.
Jokowi hanya menegaskan jika sejatinya pengembangan Blok Masela harus menguntungkan masyarakat. "Beliau pesan pada saya minta diatur supaya setelah balik dari Papua, (Inpex dan Shell) bisa diundang," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said dalam konferensi pers digelar di Hotel Dharmawangsa akhir tahun lalu.
Belum ada keputusan soal penggunaan teknologi buat mengelola Blok Masela. Untuk memutuskan Jokowi bakal memanggil dua kontraktor pengelola Blok Masela. "Presiden memutuskan meskipun sudah ada masukan banyak dari menteri, diputuskan akan memanggil Shell dan Inpex untuk memutuskan," kata Sudirman menegaskan. Namun hingga kini belum ada keputusan pengelolaan Blok Masela.
-
Mengapa Masalembo disebut berbahaya? Yang menjadi kepulauan Masalembo dikenal sebagai segitiga bermuda dan berbahaya, karena dipengaruhi adanya pertemuan arus yang disebut Arus Lintas Indonesia (Arlindo), yaitu penghubung Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
-
Siapa yang meminta masyarakat hati-hati? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta masyarakat untuk tidak memberikan foto diri beserta KTP secara sembarangan.
-
Kenapa menahan bab bahaya? Menahan buang air besar dapat menyebabkan konstipasi. Saat seseorang menahan tinja, usus besar akan menyerap lebih banyak air dari tinja yang terakumulasi di rektum. Tinja yang kehilangan kadar air menjadi lebih keras dan sulit dikeluarkan.
-
Apa itu Masalembo? Segitiga Bermuda Masalembo berada di sekitar Kepulauan Masalembo. Kawasan segita ini berada di sekitar Laut Jawa antara Pulau Bawean di Jawa Timur, Kota Majene di Sulawesi Barat dan Pulau Tengah di Nusa Tenggara barat. Secara administratif Kepulauan Masalembo terdiri dari tiga pulau utama, yaitu Pulau Masalembo, Pulau Masakambing dan Pulau Karamian. Serta ada satu pulau tanpa penghuni yang dikenal dengan Pulau Kambing.
-
Kenapa BMKG minta warga waspada? Akibat prediksi itu masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya.
Sejak September lalu, polemik Blok Masela menjadi perbincangan hangat setelah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli bersuara keras meminta Kementerian ESDM untuk mengkaji ulang pengelolaan Blok Masela. Polemik itu pun bergulir. Buntutnya, Kementerian ESDM melakukan kajian independen untuk mengambil jalan tengah. Konsultan independen Poten and Partner dipakai buat mengkaji teknologi bakal digunakan.
Ihwal polemik ini memang bermula saat Inpex Corporation mengajukan revisi plan of development (PoD) Blok Masela. PoD itu berisi rencana penambahan kapasitas kilang gas cair terapung (FLNG), dari semula 2,5 juta metrik ton per tahun (mtpa) menjadi 7,5 juta (mtpa).
Manager Communication and Relations Inpex Corporation Usman Slamet, mengatakan jika pengajuan PoD itu bermula saat ditemukan tiga sumur abadi. Kandungannya pun melebihi seperti perkiraan Inpex. Berdasarkan sertifikasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi, kandungan sumur meningkat dari 6,9 triliun kaki kubik (tcf) menjadi 10,73 triliun kaki kubik (tcf). Kapasitas FLNG meningkat menjadi 7,4 juta ton per tahun selama 24 tahun.
"Berdasarkan kajian dari pemerintah, Inpex mengajukan revisi POD satu. Di mana revisinya diajukan akhir 2014," kata Usman saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat pekan lalu. Pengajuan Pod I itu pun tanpa mengubah teknologi bakal digunakan buat mengelola Blok Masela. Inpex Coorporation masih menggunakan teknologi offshore dengan menggunakan kilang terapung gas alam cair (FLNG) di laut.
Revisi pun diajukan Inpex. isinya mencakup perubahan produksi gas meningkat menjadi 1.200 mmscfd dan kondensat 24.460 bph. Revisi proposal ini menulis jika pengelolaan Blok Masela baru mulai berproduksi pada tahun 2013. Revisi ini pun disetujui SKK Migas. "SKK Migas merekomendasikan kepada Menteri ESDM (Sudirman Said)," ujar Usman.
Menurut Usman dengan menggunakan teknologi offshore, kilang terapung gas alam cair (FLNG), biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah ketimbang pembangunan kilang di darat (onshore). Kilang terapung menurutnya hanya mengeluarkan dana USD 14,8 miliar. Sedangkan pembangunan kilang di darat membutuhkan dana sebesar USD 19,3 miliar.
Pemilihan pembangunan kilang terapung menurut Usman juga menyangkut soal rumitnya pengembangan pengelolaan kilang di darat. Dia menjelaskan, jika di kelola menggunakan kilang di darat, jarak sumur abadi menuju daratan lumayan jauh. Paling terdekat, ialah Pulau Tanimbar sekitar 180 kilometer. Selain itu juga pipa yang bakal dipasang akan melewati lempeng dunia dan memiliki resiko yang tinggi.
Selain itu juga lahan yang diperlukan jika kilang di darat lumayan luas, sekitar 600 hektar. Sedangkan untuk kilang terapung hanya membutuhkan sekitar 40 hektar. "Kami sudah melakukan penelitian dan FLNG memang yang paling memungkinkan untuk Blok Masela," tutur Usman.
Soal untung rugi pengelolaan Blok Masela ini juga mendapat tanggapan dari berbagai kalangan, salah satunya dari Mantan Deputi Perencanaan Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Aussie Gautama. Menurut dia rencana pengembangan Blok Masela tak ubahnya seperti pengelolaan tambang emas di Papua oleh PT Freeport. Aussie mengatakan tidak ada manfaat bagi masyarakat berada di sekitarnya.
Dia pun menyarankan pemerintah berhati-hati mengambil keputusan final soal Blok Masela. Bukan tanpa sebab, menurut dia, pemerintah harus melihat besarnya potensi gas dan pengembangan industri turunannya. "Proyek ini sudah dibicarakan sejak 2008, studi sudah dilakukan berbagai pihak, sekarang tinggal eksekusi dan final decision di 2018 dan akan menghasilkan di 2024. Ini proyek senilai USD 30 miliar, dan akan memakan waktu 4 tahun," ujar Aussie.
Direktur Kimia Dasar Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam saat ditemui di kantornya, mengatakan jika pemerintah telah mempersiapkan langkah untuk memastikan kawasan Maluku akan mendapatkan manfaat dari keberadaan Blok Masela. Dia menjelaskan jika pemerintah bakal membentuk badan otoritas yang berada di Maluku Selatan.
"Akan dibuat Peraturan Pemerintah untuk dibentuk badan otoritas, yang akan dimanfaatkan industri-industri di sekitar Maluku Selatan. Agar keberadaan Blok Masela dapat memberikan (manfaat) langsung ke masyarakat," ujar Khayam. Dia pun mengatakan jika bentuk badan otorisasi itu bakal membuat beberapa industri, berupa industri kapal, kompresor dan turbin.
"Di Maluku Selatan ini harus terbentuk suatu industri pendukung di sekitar itu. Makanya nanti ada join dengan SKK Migas," ujarnya. (mdk/arb)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyek Abadi Blok Masela sempat terhenti akibat Pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaKendati begitu, dia belum mau membocorkan siapa perusahaan migas yang hendak mengambil alih Andaman III.
Baca SelengkapnyaSKK Migas minta rencana pengembangan di Blok Masela oleh Pertamina rampung dalam satu bulan.
Baca SelengkapnyaPenghapusan Pertalite bukan hanya putusan satu instansi saja. Banyak hal juga yang perlu dipertimbangkan.
Baca SelengkapnyaSKK Migas mencatat, ada sejumlah aspek yang membuat proyek Abadi Masela terhenti.
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM, mengatakan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti cadangan gas bumi dan juga penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaInsentif harga gas bumi tertentu (HGBT) untuk 7 sektor industri membuat penerimaan negara turut berkurang hingga Rp15,6 triliun.
Baca SelengkapnyaHarga gas bumi akan berpengaruh pada beban produksi industri. Maka, harga murah bisa menjadi salah satu solusinya.
Baca SelengkapnyaAnies menilai, upaya damai perlu dilakukan dalam konflik semacam yang terjadi di Pulau Rempang.
Baca SelengkapnyaPertamina dan Petronas ambil alih 35 persen participating interest milik Shell.
Baca SelengkapnyaSikap tergesa-gesa pemerintah melakukan pensiun dini operasional PLTU Cirebon-1 berpotensi menimbulkan malapetaka bagi masyarakat kelas menengah bawah.
Baca SelengkapnyaSKK Migas berjanji akan menyeimbangkan semua proses harga gas melalui evaluasi penerapan HGBT.
Baca Selengkapnya