Zat Berbahaya di Teluk Jakarta
Merdeka.com - Teluk Jakarta sedianya menjadi rumah aman untuk biota laut. Tumbuh dan berkembang di tempat yang menjadi habitatnya. Tetapi, hidup mereka kian terusik. Di dalam perairan sejumlah zat berbahaya ditemukan. Membuat kelangsungan hidup mereka terancam.
Penelitian terbaru menunjukkan perairan di Teluk Jakarta mengandung paracetamol. Hasil penelitian Wulan Koagouw dan Zainal Arifin.
Ada empat titik di Teluk Jakarta yang mereka teliti. Dua di antaranya yakni di perairan Angke dan Ancol ditemukan kandungan paracetamol di atas 400 nanogram per liter. Rinciannya, kandungan paracetamol di Angke sebesar 610 nanogram per liter dan di Ancol mencapai 420 nanogram per liter.
-
Apa masalah utama pencemaran lingkungan? Sampah plastik masih menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah maupun laut.
-
Mengapa polusi udara di Jakarta berbahaya? Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif yakni dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
-
Mengapa sampah plastik sangat mencemari lingkungan? Selain dampak buruknya yang mampu mencemari lingkungan, permasalahan ini pun tentunya dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya karena dinilai sangat tidak higienis. Bukan hanya itu saja, tumpukan sampah ini juga mampu menciptakan ledakan gas metana yang berbahaya bagi keselamatan manusia.
-
Apa yang menyebabkan polusi udara Jakarta? Pasalnya, buruknya kualitas udara di Jakarta juga merupakan hasil tingginya emisi pembuangan dari industri, selain tingginya mobilitas kendaraan di Jakarta.
-
Kapan masalah pencemaran air mulai sering dijumpai di Indonesia? Pencemaran air merupakan isu lingkungan yang sering dihadapi di Indonesia, terutama di perkotaan dan wilayah industri.
-
Apa dampak dari banyaknya sampah? Kini, seiring dengan melonjaknya suhu udara di musim panas, ada peringatan baru dari badan-badan bantuan tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh banyaknya sampah.
Temuan itu sedang didalami lebih jauh oleh Dinas Lingkungan Hidup Pemprov DKI Jakarta. Dugaan awal, kandungan paracetamol di Teluk Jakarta ada kaitannya dengan pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak Maret 2021 lalu. Tetapi untuk memastikan, sampel air laut di Teluk Jakarta sedang diteliti.
Temuan pencemaran lingkungan di wilayah perairan Jakarta sebenarnya bukan kali ini saja. Sejumlah penelitian mengungkap kondisi mengkhawatirkan Teluk Jakarta karena banyaknya sampah hingga zat berbahaya. Bahkan selama pandemi, jumlah sampah yang mengalir ke Teluk Jakarta mengalami peningkatan.
Penyebabnya bermacam-macam. Bisa dari masyarakat membuang sampah sembarangan, hingga aktivitas industri.
"pabrik, misalnya ada masalah di alat akhirnya bocor sehingga lepas ke perairan. Dari ekskresi orang yang mengonsumsi, atau terakhir ulah oknum," kata Guru Besar Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Etty Riani, saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (6/10).
Menurutnya, temuan paracetamol di Teluk Jakarta tidak bisa langsung dikategorikan sebagai pencemaran. Suatu kejadian dikatakan mencemari ketika sudah memenuhi baku mutu. "Jadi lebih baik mengatakannya terkontaminasi saja," katanya.
Etty cukup rutin melakukan penelitian tentang pencemaran di Teluk Jakarta. Diakuinya, memang banyak sekali zat berbahaya menjadi penghuni gelap perairan Teluk Jakarta. Ada logam berat yang masuk kategori berbahaya karena tidak terurai.
Meski sebagian zat di Teluk Jakarta tidak terlalu berbahaya, tetap saja merusak kelangsungan hidup biota laut yang ada di dalamnya. Misalnya saja paracetamol mengontaminasi ikan atau biota laut lainnya. Secara tidak langsung bisa mengganggu sistem pencernaan, hati dan ginjal hewaw-hewan di Teluk Jakarta.
"Beda lagi kalau logam berat itu kan lekat, ikatan yang tidak bisa lepas karena ikatannya namanya ikatan komponen, sementara yang paracetamol enggak," jelas dia.
Dia mengajak masyarakat dan pelaku industri memahami efek buruk dari membuang sampah sembarangan. Masalah yang timbul bukan sekadar lingkungan menjadi kotor, tetapi sampai pada pencemaran.
Reporter: Lia Harahap, Leony
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sampah plastik masih menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan.
Baca SelengkapnyaKurangnya penanganan sampah secara maksimal, ditambah dengan pencemaran limbah yang membuat air laut semakin hitam telah merugikan para nelayan.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com mengulas 8 permasalahan lingkungan yang signifikan di Indonesia dan dampaknya terhadap keberlanjutan lingkungan dan kehidupan manusia.
Baca SelengkapnyaPantai Teluk, Pandeglang, Banten, disebut-sebut sebagai salah satu pantai paling kotor di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDaratan sampah terbentuk di kawasan Hutan Mangrove Muara Angke, Jakarta. Potret memprihatinkan ini sebelumnya viral di media sosial. Simak potret lengkapnya!
Baca SelengkapnyaDalam upaya untuk memahami dan mengatasi masalah ini, artikel-artikel lingkungan muncul sebagai sumber informasi yang berharga.
Baca SelengkapnyaSampah plastik, sisa makanan, dan berbagai limbah rumah tangga lainnya menghambat aliran air di Kali Jatibaru.
Baca SelengkapnyaDaratan sampah di Marunda Kepu, Cilincing, Jakarta Utara kian menumpuk.
Baca SelengkapnyaHal ini berdasarkan kajian Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta
Baca SelengkapnyaJumlah sampah akan bertambah banyak jika memasuki awal tahun seperti Januari dan Februari.
Baca SelengkapnyaDampak pembuangan limbah nuklir ke laut dapat ancam keselamatan hewan dan manusia.
Baca SelengkapnyaDikutip dari berbagai sumber, pantai terkotor di Indonesia tersebar di sejumlah daerah.
Baca Selengkapnya