Gerakan #NgopiMembumi Gugah Kesadaran Publik agar Indonesia Merdeka Sampah Plastik
Merdeka.com - Tiga institusi pionir; Foopak Bio Natura (produsen kertas kemasan makanan dan minuman), Anomali Coffee (perusahaan F&B), dan Earth Keepers Indonesia (organisasi lingkungan), melahirkan gerakan #NgopiMembumi.
Gerakan ini bertujuan membantu mewujudkan cita-cita memerdekakan Indonesia dari sampah plastik dengan cara menyatukan gaya hidup membumi dengan gaya hidup ngopi melalui penggunaan kemasan makanan dan minuman yang bebas plastik, dapat didaur ulang, compostable dan biodegradable pertama di Indonesia.
Dengan kolaborasi ini, ketiganya ingin mendorong penggunaan kemasan makanan dan minuman yang lebih mudah diolah kembali menjadi kertas daur ulang serta lebih cepat menjadi kompos. Sehingga ini menjadi solusi terhadap permasalahan rendahnya tingkat daur ulang gelas kertas di Indonesia.
-
Siapa yang menjadi penggerak di balik Kopi Potorono? Kepala Desa Sambak, Dahlan, menjadi penggerak masyarakat untuk menanam kopi yang diberi nama Potorono.
-
Mengapa ampas kopi bisa menjadi solusi untuk masalah lingkungan? Penemuan ini bisa menjadi solusi bagi dua masalah lingkungan sekaligus: limbah organik dan kelangkaan sumber daya konstruksi.
-
Kenapa BRI membantu kemasan Kopi Potorono? Dengan keberhasilan dan keinganan terus mendukung keberlanjutan Pondok Kopi Potorono, BRI memberikan bantuan berupa kemasan atau packaging untuk kopi Potorono.
-
Apa saja kreasi kopi yang pernah populer? Selain memiliki rasa segar dan gampang dibikin, ternyata alasan populernya aneka kreasi minuman tersebut adalah terletak pada keunikan yang masing-masing miliki.
-
Apa yang membuat kopi kekinian populer di Indonesia? Dominasi populasi anak muda Indonesia yang terdiri dari generasi Y dan X menciptakan gaya hidup baru dalam mengonsumsi kopi.
-
Di mana kopi Temanggung dibudidayakan? Kopi merupakan komoditas andalan Kabupaten Temanggung setelah tembakau. Selain bertani tembakau, para petani Temanggung juga menanam kopi.
Mereka juga berharap masyarakat Indonesia, khususnya penikmat kopi dan pelaku bisnis kuliner, dapat berperan aktif dalam menerapkan gaya hidup ramah lingkungan.
Teguh Handoko, Founder The Earthkeeper Indonesia, mengatakan United Nation Environment Program (UNEP) memprediksi pada 2050 ada lebih banyak plastik di lautan daripada jumlah ikan. Kebanyakan plastik tidak dapat terurai secara hayati. Dibutuhkan lebih 400 tahun untuk plastik terdegradasi yang akhirnya dapat mengkontaminasi kehidupan laut dan membahayakan manusia.
"Tingginya jumlah sampah plastik tak lepas dari gaya hidup masyarakat yang menggunakan plastik untuk mengemas makanan dan minuman. Salah satu industri yang banyak menggunakan kemasan plastik adalah coffee shop. Memang tak semua, tapi kebanyakan gelas kertas yang beredar di Indonesia saat ini masih menggunakan lapisan plastik,” ujar Teguh dalam jumpa pers daring, kemarin (19/8).
Survei dari The Earthkeeper Indonesia terhadap penikmat kopi di Jakarta menunjukkan bahwa 6 dari 10 orang partisipan mengaku mengunjungi coffee shop kesayangannya minimal sekali dalam seminggu. Dalam seminggu, mayoritas partisipan mengaku mengunakan/menyumbang setidaknya 1-2 sampah gelas plastik saat membeli minumannya. Sebagian besar mengaku tidak memilah antara sampah organik dan non-organik saat membuang kemasan kopinya, karena tidak mengetahui mengenai prosedur membuang sampah yang baik dan benar.
Di dunia, setiap tahun terjadi peningkatan produksi gelas kertas sebesar 3-5 persen. Tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi di kawasan Asia Pasifik. Sayangnya, dari sekitar 320 miliar cangkir kertas yang diproduksi di dunia setiap tahun, kurang dari 1 persen yang berhasil didaur ulang karena sulitnya proses pemisahan kertas-plastik.
Benny Chiadarma, Product Manager-Foopak, Asia Pulp & Paper, menjelaskan data LIPI menunjukkan 96 persen food delivery di Indonesia menggunakan kemasan plastik. Untuk mewujudkan komitmen kami dalam menghadirkan kemasan yang lebih ramah lingkungan, Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas menghadirkan inovasi terbaru, yaitu Foopak Bio Natura.
"Ini kertas khusus untuk makanan minuman yang plastic-free, dapat didaur ulang (recyclable), dan dijadikan kompos (compostable) baik melalui proses industri maupun di rumah. Foopak Bio Natura juga terjamin food grade, tahan panas (microwaveable dan ovenable) dan hanya menggunakan bahan kertas berkualitas dari kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang rantai pasokannya juga sudah tersertifikasi baik nasional maupun internasional,” jelas Benny.
Hanya menggunakan lapisan berbahan dasar air, Foopak Bio Natura memiliki kemampuan untuk didaur ulang tanpa perlakuan khusus. Sehingga Foopak Bio Natura terbukti lebih mudah diolah kembali menjadi kertas daur ulang dan lebih cepat menjadi kompos (12–24 minggu) baik melalui proses industri maupun rumahan. Selain lebih ramah lingkungan, produk kemasan Foopak Bio Natura juga teruji steril dari senyawa berbahaya dan bebas PFAS, Foopak juga senantiasa menjamin kehalalan produknya dengan melakukan monitoring ketat mulai dari bahan baku yang digunakan, alat produksi yang digunakan, cara penyimpanan, hingga distribusi.
Rezha Ahmad, Business Development Anomali Coffee, berpendapat Anomali selalu berkomitmen mendukung upaya pelestarian lingkungan dengan menimimalkan penggunaan plastik dan menggunakan kemasan kertas. Melalui kolaborasi #NgopiMembumi, Anomali Coffee menjadi pelaku industri F&B pertama di Indonesia yang menggunakan kemasan makanan dan minuman yang bebas plastik, dapat didaur ulang, compostable dan biodegradable.
"Kami ingin menunjukkan pada masyarakat luas khususnya kaum muda penikmat kopi bahwa gaya hidup yang ramah lingkungan sangat mudah untuk diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, dan dapat dimulai dari hal-hal sederhana seperti menggunakan kemasan makanan dan minuman yang lebih mudah dan cepat untuk didaur ulang dan dijadikan kompos,” katanya.
Anomali Coffee sebagai kurator kopi Indonesia yang digemari penikmat kopi khususnya kalangan muda yangmemiliki lebih 10 cabang di kota-kota besar Indonesia. Dia memanfaatkan pangsa pasarnya untuk membantu mengedukasi masyarakat Indonesia mengenai pentingnya menjadi pribadi yang lebih peduli terhadap lingkungan. (mdk/sya)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Inisiatif ini memperkenalkan penggunaan Foopak Bio Natura, produk ramah lingkungan APP Group
Baca SelengkapnyaPara pelaku UMKM BRI Yogyakarta ini menebarkan kelezatan serta kebaikan dari produknya bagi lingkungan sekitar.
Baca SelengkapnyaKLHK pun memberikan perhatian terhadap menangani polusi yang merusak lingkungan, maka limbah plastik tidak luput dari perhatian pemerintah.
Baca SelengkapnyaSeluruh program tersebut menjadi kesinambungan komitmen Pupuk Kaltim terhadap terhadap lingkungan dan pemberdayaan masyarakat yang mencakup 17 indikator SDGs.
Baca SelengkapnyaBerawal dari materi Go Green Pertamina UMK Academy, Prasetyo merintis program pemanfaatan limbah kain dari Jamajama Project.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah melakukan langkah konkret dalam mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaProgram kerja sama pengumpulan sampah plastik di Provinsi Bangka Belitung akan berlangsung selama 6 bulan pada periode April-September 2024.
Baca SelengkapnyaKumpulan anak muda di Padang ini selain peduli terhadap lingkungan juga memiliki jiwa kreativitas tinggi.
Baca SelengkapnyaGerakan pecinta lingkungan memberikan banyak manfaat bagi kehidupan.
Baca SelengkapnyaPNM yang terus berkomitmen dalam menjalani pilar-pilar SDGs tidak terkecuali pilar lingkungan seperti pada poin 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera.
Baca SelengkapnyaKafegama Funwalk 2024 adalah program berkelanjutan yang dilaksanakan setiap tahun sebagai ajang silahturahmi diantara alumni, mahasiswa dan masyarakat umum.
Baca SelengkapnyaDengan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai melalui penggunaan kemasan ramah lingkungan ini, diharapkan dapat menurunkan emisi karbon.
Baca Selengkapnya