Hindari kesal di jalan, berangkat 3 kali lebih awal
Merdeka.com - Pebalap Rifat Sungkar menyoroti bahwa tekanan dalam berlalu lintas di kota besar sebab kemacetan, bahkan berakibat kecelakaan. Hal ini perlu disikapi oleh tiap-tiap pengendara dengan mengubah sikap berkendara mereka.
Rifat pun memberi tips sehingga antara satu sama lain bisa menjaga sikap, lebih rileks, dan tidak tergesa-gesa sambil merasa kesal di tengah padatnya arus lalu lintas.
"Kalau tiba-tiba ada mobil nyusul, tinggal lihat jam, oh it's ok kok, kita masih punya setengah jam, engga buru-buru. Tapi kalau kita dalam tekanan, punya waktu cuma lima menit, jaraknya masih jauh, kita enggak bakal mau kasih jalan ke orang lain," demikian kondisi yang digambarkan Rifat dan sedianya lazim ditemui di kota-kota besar.
-
Kenapa konjungsi waktu penting? Studi linguistik dan gramatika memperhatikan peran konjungsi waktu dalam membentuk struktur kalimat dan memberikan penekanan pada keterkaitan waktu antaride.
-
Kapan waktu ideal untuk mengemudi? Pilih waktu yang optimal untuk mengemudi.
-
Kenapa harus mengatur waktu perjalanan? Waktu jadi salah satu kunci dalam menghindari kemacetan. Jika memungkinkan, cobalah untuk mengatur waktu perjalananmu di luar jam sibuk.
-
Kapan saat kita harus fokus? It is during our darkest moments that we must focus to see the light. - Aristotle Onassis (Adalah saat kita berada di momen tergelap kita harus fokus untuk melihat cahaya.)
-
Kapan sebaiknya bergerak aktif? Duduk dalam waktu lama dapat berdampak buruk pada kesehatanmu. Pada kondisi ini, pastikan menyempatkan waktu istirahat untuk bergerak seperti berdiri, meregangkan tubuh, atau berjalan-jalan setiap jam.
-
Bagaimana cara memanfaatkan waktu dengan baik? Gunakan waktu dengan bijak, karena waktu tidak akan pernah kembali.
Ia lantas berbagi tips yang menurut orang gampang, tetapi cenderung tidak dilakukan. Ia menyebut manajemen waktu. Di Jakarta, misalnya, banyak hal yang tidak terduga, dan ini sering terjadi.
"Contohnya saya, jarak dari rumah ke suatu tempat adalah 23,5 km. Kalau dengan kecepatan normal 60 km/jam, mungkin saya bisa sampai 30 menit atau 45 menit paling lama. Tapi karena ada tabrakan di Pasar Rebo dan macetnya sampai ke tol BSD, hal itu menjadi faktor x yang menambah masa tempuh dua sampai tiga kali lipat," ujarnya.
Hal itu menurutnya perlu menjadi sebuah variabel ketika para pengendara berangkat ke sebuah tempat yang dituju. Konsep "being on time" menurutnya memang perlu, tetapi akan lebih baik jika kita menggunakan konsep "being early".
"Kalau saya punya konsep dikali tiga. Setengah jam menjadi satu setengah jam. Mungkin ini terlalu lama untuk jarak 20 km. Akan tetapi, (kita bisa santai meski ada) faktor A, B, C, D pada setiap kali keberangkatan," tambahnya.
(kpl/why/rd) (mdk/)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Karena dua hari itu masih sepi sehingga pemudik bisa lebih nyaman menempuh perjalanan pulang.
Baca SelengkapnyaListyo turut mengimbau kepada para pemudik agar tidak memaksakan diri selama berkendara ke kampung halaman
Baca SelengkapnyaBerikut tiga tips ampuh yang bisa bikin perjalananmu bebas hambatan dan lebih menyenangkan!
Baca SelengkapnyaPengendara jangan sampai kekurangan cairan khusunya air putih yang harus selalu tersedia selama perjalanan.
Baca SelengkapnyaKondisi fisik yang fit sangat dibutuhkan dalam perjalanan menuju pulang.
Baca SelengkapnyaDari data kecelakaan saat arus mudik, temuan faktor kelelahan harus bisa dijadikan pelajaran bagi para pemudik.
Baca SelengkapnyaSyafrin bilang, aturan itu dibuat demi keselamatan pesepeda.
Baca SelengkapnyaBerapa Jarak Aman Antar Kendaraan saat Naik Mobil di Jalan?
Baca Selengkapnya