Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Industri mobil listrik di Indonesia belum waktunya, kenapa?

Industri mobil listrik di Indonesia belum waktunya, kenapa? Mobil listrik. ©2013 merdeka.com/idris rusadi putra

Merdeka.com - Booming mobil listrik di dunia membuat negeri ini pun tertarik untuk menciptakannya. Bahkan, disebut-sebut ingin membangun industri mobil listrik. Mungkinkah terjadi?

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Unggul Priyanto, mengatakan, untuk menjadikan mobil listrik sebagai industri masih terlalu jauh. Pasalnya, ada banyak hal yang perlu dikaji terlebih dahulu oleh pemerintah.

"Jadi begini, mobil listrik kenapa belum waktunya jadikan industri, hal ini karena di negara maju sekalipun mobil listrik belum komersial. Kalau dibikin industri, saya rasa gak yakin bisa laku. Masalahnya kan juga kesulitan pada baterainya dan stasiun pengisian listriknya. Ini yang menjadi kendalanya. Tetapi, kalau riset saya setuju," ujarnya saat berbincang santai dengan Merdeka.com di kantornya, Jakarta, Kamis (3/9).

Dirinya pun menilai daripada membuat mobil listrik yang teknologinya belum mapan, alangkah baiknya pemerintah mengembangkan transportasi massal berbasis energi listrik.

"Kalau mobil listrik itu ngecharge berapa lama coba? Empat jam loh. Ada yang delapan jam. Kabelnya juga gede. Stasiun pengisian listrik juga perlu dipikirkan. Kenapa kita gak berpikir bikin mass transportation. Itu kan bisa," katanya.

Lebih lanjut kata Unggul, transportasi yang dimaksudkan misalnya kereta api listrik dari Jakarta ke Surabaya ataupun kereta api bandara. Alternatif yang diberikan Unggul, bukannya tanpa sebab, terutama soal teknologi kereta listrik lebih mapan dan sudah terbukti.

"Daripada bikin industri mobil listrik, mending buat kereta api listrik dari Jakarta atau pun Surabaya. Hal ini karena teknologinya sudah ada dan dipakai di dunia," ujarnya.

(mdk/dzm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP