Kurangi kecepatan mengemudi turunkan potensi kecelakaan 10 persen
Merdeka.com - Mengurangi kecepatan kendaraan bermotor memang jadi salah satu cara untuk menurunkan potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Bahkan menurut Kepala Bidang Manajemen Operasional Rekayasa Lalu Lintas Korp Lalu Lintas Mabes Polri Kombes Pol Unggul Sediantoro, memelankan laju kendaraan bisa mengurangi potensi kecelakaan hingga 10 persen.
Akan tetapi, kata Unggul, industri otomotif saat ini malah seolah-olah menciptakan 'paradigma' kendaraan yang bagus itu adalah kendaraan yang memiliki kecepatan tinggi.
-
Kenapa motor jadi populer di Indonesia? Sepeda motor semakin diminati dari hari ke hari karena menjadi salah satu alat transportasi utama bagi masyarakat Indonesia, yang dinilai lebih efisien dalam penggunaan waktu.
-
Bagaimana orang-orang menghindari kecelakaan? Disebut kurang dari ratusan meter karena terlihat para warga dan beberapa pengendara roda dua lainnya membungkukkan tubuhnya untuk menghindari kecelakaan akibat dari tabrakan pesawat.
-
Mobil apa yang harus dipilih? Pertimbangkan dengan matang mobil mana yang paling cocok untuk kebutuhan Anda. Apakah Anda membutuhkan mobil untuk penggunaan sehari-hari, keperluan keluarga, atau untuk bisnis. Perhatikan juga faktor-faktor seperti jumlah penumpang, frekuensi penggunaan, dan kondisi jalan yang akan dilewati.
-
Mobil apa saja yang direkomendasikan? Sedikitnya ada 5 mobil bekas dengan harga di bawah Rp100 juta yang dapat dijadikan pilihan.
-
Gimana cara milih motor gede? Pilih motor sesuai dengan kebutuhan, kemampuan berkendara, dan anggaran. Pertimbangkan spesifikasi, kenyamanan, dan desain sebelum membeli.
-
Kenapa tebak-tebakan lucu tentang mobil membuat orang galau? Mobil apa yang bikin galau? Jawab: Mobilang sayang, tapi takut ditolak.
"Kalau kita lihat sekarang iklan motor atau mobil hanya mengedepankan pandangan bahwa motor yang hebat atau bagus adalah motor yang kecepatannya tinggi. Hal ini pun, memicu masyarakat untuk mengendarai kendaraannya dengan kecepatan tinggi," kata Unggul Sediantoro, seperti dilansir Antara.
Menurut dia, berdasarkan data Korps Lalu Lintas Mabes Polri hingga September 2015 jumlah kasus kecelakaan lalu lintas mencapai 23.000 kasus dengan jumlah korban meninggal dunia sekitar 23.000 orang.
"Pengawasan terhadap kecepatan kendaraan bermotor di negara lain cukup ketat sehingga angka kecelakaan bisa ditekan," kata Unggul yang ditemui usai menjadi pemateri pada Asean Automobile Safety Forum 2015 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung.
Seharusnya, lanjut dia, mesin mobil atau motor sudah dilengkapi dengan alat peringatan kecepatan sehingga jika melebihi kecepatan yang dibolehkan, maka peringatan itu muncul di kendaraan.
"Seperti ada bunyi khusus. Dengan begitu, si pengendara bisa mengurangi kecepatannya. Jadi, mesin otomatis memberitahu kepada si pengendara jika mengemudi dengan kecepatan di atas 80 km/jam," katanya. (mdk/dzm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Insiden kecelakaan tersebut didominasi oleh moda transportasi kendaraan roda dua atau sepeda motor.
Baca SelengkapnyaBikers perlu memahami dan mengantisipasi potensi bahaya di tikungan dan jalanan menurun atau menanjak. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaMengemudi saat bahan bakar hampir habis? Simak tips berkendara efisien untuk menghemat bahan bakar!
Baca SelengkapnyaPeristiwa kecelakaan lalu lintas lebih banyak terjadi di jalan dalam kondisi baik ketimbang rusak maupun berlubang.
Baca Selengkapnya