Mahasiswa Surabaya buat mobil listrik pintar dengan rem otomatis
Merdeka.com - Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Akhmad Muhammad menciptakan mobil listrik dengan sistem 'Auto Brake' (rem otomatis) yang bermanfaat untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas.
"Mobil listrik yang dinamai 'EEPIS Prototype Vehicle EV.3' itu memang memiliki dua sensor yakni sensor kecepatan dan sensor jarak," kata mahasiswa semester akhir pada Prodi Teknik Elektronika PENS itu di kampus setempat, seperti dilansir Antara.
Di sela peragaan mobil listrik dengan sistem pengereman otomatis di halaman Gedung D4 PENS itu, dirinya menjelaskan mobil listrik yang dirancang itu tidak jauh berbeda dengan mobil listrik yang ada umumnya.
-
Di mana mobil-mobil tersebut diproduksi? Para peneliti menemukan bahwa 99 persen dari kabin kendaraan yang diproduksi di Amerika Serikat sejak tahun 2015 mengandung bahan yang berpotensi menyebabkan kanker.
-
Siapa yang membuat motor listrik karya mahasiswa UGM? Mereka tergabung ke dalam Tim Gasbadra UGM. Satu tim terdiri dari 12 orang. Engineer Tim Gasbadra UGM, Dhamar Gumilang P, mengatakan bahwa pengembangan motor listrik ini dilakukan sejak tahun 2022 dan dilakukan di bawah bimbingan dosen Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika UGM dan didukung oleh PLN.
-
Bagaimana modifikasi mobil unik itu dibuat? Mulai dari roda dua, roda empat hingga kendaraan yang besar, setiap kendaraan ini memiliki fungsi masing-masing. Namun, ada juga kendaraan yang tampak paling mencolok karena modifikasi yang kreatif atau karena pemiliknya terlalu kreatif.
"Cuma, EEPIS Proto EV.3 itu memiliki sedikit perbedaan yakni menggunakan sistem pengereman otomatis. Kalau sistem pengereman yang ada selama ini, mobil berhenti mendadak dalam situasi emergency, tapi mobil di belakang akan bisa bertabrakan dengannya," paparnya.
Oleh karena itu, dirinya mengembangkan sebuah sistem pengereman otomatis pada kendaraan listrik dengan memasang sensor kecepatan dan jarak yang bisa melakukan pengereman bertahap sejak jarak 10 meter yakni 0,2 persen dari kecepatan hingga benar-benar terhenti pada jarak 0,5 meter.
"EEPIS Proto EV.3 itu memiliki kecepatan maksimal 50 kilometer per-jam dengan pengisian baterai penuh hingga 10-12 jam. Kalau baterai penuh akan bisa digunakan sejauh 300 kilometer/kwh selama 8-10 jam perjalanan," ucapnya.
Tak kalah menarik:Kalau lihat video ini, kamu nggak bakal heran Jakarta banjir terusHilangkan stretch marks dengan masker lidah buaya!Rio Haryanto segera masuk F1, tiga tim langsung rebutanSamsung Galaxy Note 5 diumumkan, usung RAM 4GB dan chip tercanggih
Dirinya mengatakan pengemudi tak perlu khawatir dengan sisa baterai, sisa jarak tempuh, dan sisa waktu yang dimiliki, karena mobil EEPIS Proto EV.3 itu dilengkapi dengan semacam 'speedometer' agar pengemudi aman.
Ditanya proses pembuatan mobil listrik bersistem rem otomatis itu, diirinya mengaku merancang dari nol hingga jadi selama enam bulan dengan menghabiskan dana sekitar Rp 10 juta.
"Itu hanya mesin dan kerangka, tapi kalau mau dijadikan mirip mobil beneran mungkin perlu jutaan lagi," ujar mahasiswa yang memiliki hobi otomotif sejak kecil dan kini menjadi anggota tim mobil listrik 'ChaPens Proto' itu.
Juara pertama lomba Tugas Akhir pada 31 Juli 2015 itu mengatakan dirinya memang menambahkan sensor pembaca jarak 'Maxonar' yang merupakan sensor 'ultrasonic' jarak jauh untuk deteksi hambatan di depannya.
"Sistem ini bisa diaplikasikan untuk mobil yang ukuran lebih besar, karena sensor bisa disesuaikan dengan lebar mobil. Misalnya mobil dengan lebar 150 cm maka sensor yang dibutuhkan sekitar 2-3 buah. Mikro kontrolernya pun harus diganti," tuturnya.
Dalam prototipe yang dibuat Akhmad itu mirip kendaraan balap yang hanya diperuntukkan untuk single person dengan posisi pengemudi harus setengah tidur untuk mengendarainya.
"Prototipe ini telah diuji dan masih perlu diperbaiki dan dikembangkan lagi, terutama untuk respon sensor jarak dan mikrokontrolernya yang masih kurang cepat. Jika sekarang mikro kontrolernya masih menggunakan AT Mega 328, maka ke depan bisa diganti dengan yang baru seperti ARM," tambahnya.
Secara terpisah, pembimbing TA Akhmad, Ardik Wijayanto ST MT, menyampaikan ke depan bukan tidak mungkin prototipe mobil listrik 'auto brake' itu akan dikembangkan lagi dengan memaksimalkan kombinasi kinerja mesin dan rem.
"Yang pasti juga perlu ditambahkan mekanik lagi agar lebih menarik serta pengemudinya tidak kepanasan dan kehujanan," kata Ardik.
(mdk/dzm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Serang Banten mengenalkan mobil hemat energi karya mereka
Baca SelengkapnyaKereta kampus ini menggunakan tenaga dari mesin diesel dan listrik, menggabungkan teknologi KRD dan KRL.
Baca SelengkapnyaGanjar Pamerkan becak listrik, inovasi anak bangsa.
Baca SelengkapnyaMotor listrik ini dapat mengeluarkan output daya maksimal yang lebih bertenaga
Baca SelengkapnyaMobil listrik Titen meraih juara ketiga pada ajang Shell Eco Marathon Asia Pasific and Middle East 2023 di Sirkuit Mandalika pada 4-9 Juli 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaProgram Shell Eco-Marathon sukses menjadi wadah mahasiswa Indonesia untuk berinovasi!
Baca SelengkapnyaGus Yasin meminta agar inovasi mahasiswa dapat dikenalkan secara luas dan diproduksi massal
Baca SelengkapnyaDitolak kampus impian justru memacu semangat Johnathan untuk lebih berprestasi.
Baca SelengkapnyaKonversi untuk dua tipe mobil jip dan minibus dari mesin konvensional ke listrik itu telah menghabiskan biaya Rp700 juta.
Baca SelengkapnyaSiswa SMK di Kupang sukses membuat jemuran pintar. Seperti apa hasilnya?
Baca SelengkapnyaTim Arjuna EV UGM sedang bersiap mengikuti ajang balap Formula Society Automotive Engineers (SAE) 2023 di Australia pada 14–17 Desember.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini siswa dari MAN 2 Bandar Lampung menyulap motor vespa 2 tak menggunakan tenaga listrik.
Baca Selengkapnya