Nissan Tingkatkan Standar Mobil Listrik dengan e-Power
Merdeka.com - Nissan memamerkan teknologi mesin listrik terbarunya lewat model Nissan Note e-Power di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) yang berlangsung hingga 20 Agustus di ICE-BSD City, Tangerang.
Sistem penggerak listrik e-Power yang inovatif ini menjadi tonggak penting dalam strategi elektrifikasi di bawah arahan visi Nissan Intelligent Mobility (NIM). Visi ini fokus pada intelligent driving, yang sederhananya bagaimana kendaraan masa depan ditenagai.
Sistem penggerak e-Power datang dari teknologi kendaraan listrik Nissan, yakni Nissan Leaf. Ini adalah mobil listrik terlaris di dunia dengan penjualan 277 ribu unit sejak 2010. Sama seperti Leaf, sistem Nissan e-Power menggerakkan roda kendaraan dengan menggunakan motor listrik, yang didukung baterai lithium-ion on board.
-
Bagaimana cara mengisi daya baterai mobil listrik? Selain itu, kemajuan dalam teknologi baterai memungkinkan mobil listrik untuk menempuh jarak yang lebih jauh dengan satu kali pengisian daya.
-
Apa peran nikel untuk baterai kendaraan listrik? 'Indonesia sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia, memainkan peran kunci dalam menyediakan nikel berkualitas yang dibutuhkan untuk pembuatan baterai lithium-ion, yang merupakan komponen vital untuk baterai kendaraan listrik. Nikel meningkatkan densitas energi baterai yang sangat penting untuk meningkatkan jangkauan dan efisiensi EV,'
-
Bagaimana Cas-ion memudahkan mobil listrik? “Fitur-fitur yang dimiliki oleh aplikasi ini akan membantu kami para pemilik dan pengemudi EV. Kami tidak perlu khawatir lagi kesulitan cas mobil,“ ujar Jasmine Andini, Humas Komunitas WEVI.
Namun, tidak seperti mobil listrik biasa, teknologi Nissan e-Power tidak membutuhkan charger eksternal, tapi mesin bensin berukuran kecil untuk mengisi daya baterai, ketika mobil sedang berjalan. Ya, mesin bensin ini tidak menggerakkan roda, dan beroperasi hanya jika dibutuhkan. Alhasil, efisiensi bahan bakarnya jadi optimal.
"Nissan e-Power menjadi solusi inovatif di ranah elektrifikasi di pasar yang kini sedang berkembang. Nissan makin mengukuhkan standar kendaraan listrik yang sudah diproduksi secara massal melalui model Leaf dan e-Power. Sebagai jembatan ideal antara mobil bensin/diesel konvensional dan mobil listrik utuh," ujar Eiichi Koito, Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia, di booth Nissan GIIAS, Rabu (16/8).
Teknologi e-Power
Sistem Nissan e-Power memiliki komponen utama, antara lain baterai lithium-ion berukuran kompak, generator listrik, inverter, motor listrik dengan output tinggi, dan mesin bensin kecil yang efisien. Nissan e-Power menggunakan motor listrik 100 persen untuk menggerakkan roda kendaraan sehingga mobil ini sangat tenang. Torsinya bersifat instan dan memiliki kelancaran performa kendaraan listrik tanpa khawatir dengan pengisian baterai.
Masayuki Ohsugi, General Manager R & D Nissan Indonesia©2017 Merdeka.com
Bagaimana cara kerjanya?
Tenaga di baterai lithium-ion kompak dikirim ke motor listrik output tinggi dari sistem e-Power. Di saat bersamaan, mesin bensin kecil mobil akan digunakan saat dibutuhkan untuk membantu mengisi daya ulang baterai. Pengoperasiannya bersifat otomatis, on-off sesuai kebutuhan, dan tidak terhubung dengan roda mobil.
Inilah yang membedakan e-Power dengan mesin hibrida konvensional, yang mana mesin bensinnya juga berfungsi untuk menggerakkan roda saat kondisi baterai sedang lemah atau saat berjalan dengan kecepatan tinggi. e-Power hanya mengisi daya listrik dari mesin bensin saja, bukan dari power station atau charger eksternal.
Dengan cara kerja tersebut, sistem e-Power menghasilkan torsi sangat besar secara instan, meningkatan kualitas respons dalam mengemudi, dan menghasilkan akselerasi yang mulus.
"Sistemnya beroperasi dengan sangat tenang, seperti kendaraan listrik sepenuhnya. Karena e-power tidak terlalu bergantung pada mesin, maka efisiensinya sebanding mesin hibrida konvensional terutama ketika berkendaraan keliling kota," ujar Masayuki Ohsugi, General Manager R & D Nissan Indonesia.
e-Power juga mampu mempercepat, memperlambat, dan berhenti dengan cukup satu pedal. Mobil akan bergerak saat pengemudi menekan pedal akselerasi dan melambat saat pedal itu dilepaskan. Teknologi ini sangat bermanfaat signifikan, saat lalu lintas macet, sehingga kaki pengemudi tidak cepat lelah. (mdk/gni)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berbeda dengan mobil konvensional, accu mobil listrik tak perlu dicabut ketika hendak ditinggal. Tapi, harus lakukan hal ini!
Baca SelengkapnyaMobil listrik menggunakan listrik sebagai sumber energi utama, disimpan dalam baterai.
Baca SelengkapnyaEV mode mobil hybrid bergerak hanya dengan tenaga baterai, hemat bahan bakar dan minim emisi
Baca SelengkapnyaIlmuwan ini berhasil membuat terobosan baterai sekali ngecas bisa 1000 km.
Baca Selengkapnya